Mohon tunggu...
Selamet Priyanto
Selamet Priyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya seorang penulis berpengalaman yang telah menerbitkan berbagai karya non-fiksi. memiliki keahlian dalam menciptakan narasi yang menarik dan karakter yang mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Malam Satu Suro di Jawa Timur

22 Juni 2024   22:55 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:14 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Perayaan 1 Suro di Gunung Kawi, Wonosari, Kabupaten Malang terbukti menjadi magnet menarik wisatawan/dok prokota.com

Malang- Lamongan |  Malam Satu Suro adalah salah satu perayaan penting dalam budaya Jawa. Momen ini menandai pergantian tahun dalam kalender Jawa, dengan harapan lembaran baru akan membawa kebaikan yang lebih dari sebelumnya. Di Jawa Timur, malam Satu Suro disambut dengan berbagai ritual dan upacara yang sarat dengan nilai historis, kultural, dan spiritual.

Tradisi-tradisi Malam Satu Suro di Jawa Timur

Surabaya - Malam Satu Suro adalah salah satu perayaan penting dalam budaya Jawa. Momen ini menandai pergantian tahun dalam kalender Jawa, dengan harapan lembaran baru akan membawa kebaikan yang lebih dari sebelumnya. Di Jawa Timur, malam Satu Suro disambut dengan berbagai ritual dan upacara yang sarat dengan nilai historis, kultural, dan spiritual.

Kapan Malam Satu Suro 2024?
Menurut detikNews, malam Satu Suro adalah malam di awal bulan pertama dalam kalender Jawa, yang bertepatan dengan satu Muharram dalam kalender Hijriah atau kalender Islam. Pada tahun 2024, satu Suro jatuh pada 8 Juli, sehingga malam Satu Suro adalah pada Minggu, 7 Juli malam.

Tradisi-tradisi malam Satu Suro yang terkenal di Jawa Timur

1. Jamasan Keris di Gresik
   - Di Gresik, tradisi ini dikenal sebagai penjamasan. Prosesnya melibatkan sesajen seperti kemenyan, degan hijau, kembang melati, telur ayam kampung, dan pisang. Keris dibersihkan menggunakan air dari tujuh sumur yang dicampur jeruk nipis. Menurut Ediyanto, ritual ini menghormati pembuat keris, menjaga keutuhan besi, dan melestarikan budaya.

2. Tradisi Baritan di Lereng Gunung Raung
   - Warga lereng Gunung Raung menggelar tradisi Baritan untuk meminta perlindungan dari mara bahaya, khususnya letusan gunung. Ritual ini melibatkan doa dan sesajen yang disajikan dalam takir, piring dari daun pisang, berisi makanan sehari-hari.

3. Ritual Warga Surabaya Mandikan Keris Pusaka
   - Meski sebagai kota metropolitan, Surabaya masih melestarikan tradisi menjamas keris untuk membersihkan dan merawat pusaka leluhur. Ritual ini menggunakan sesajen seperti kopi, telur ayam kampung, pisang, kemenyan, kelapa, dan kembang melati.

4. Ruwat Agung Nuswantoro di Mojokerto
   - Pemkab Mojokerto mengadakan jamasan 97 pusaka yang meliputi keris, tombak, dan pedang, menggunakan air dari tujuh petirtaan. Pusaka-pusaka ini kemudian dikirab dan diserahkan kepada Bupati dan Forkopimda.

5. Grebeg Suro Ponorogo
   - Grebeg Suro adalah acara tahunan di Ponorogo yang meliputi pertunjukan reog, pagelaran dan bedhol pusaka, serta ziarah makam. Jamasan pusaka juga dilakukan pada malam Satu Suro.

6. Ledug Suro Magetan
   - Tradisi ini sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, dengan berbagai kegiatan termasuk lomba lesung bedhug dan perebutan roti bolu, jajanan khas Magetan.

7. Grebeg Tumpeng Agung di Banyuwangi

   - Banyuwangi merayakan Tahun Baru Islam dengan Grebeg Tumpeng Agung, melibatkan tumpeng lanang dan wadon, doa untuk keselamatan, dan penampilan kesenian yang diakhiri dengan arak-arakan tumpeng keliling desa.

8. Ritual Malam Gunung Lawu
   - Ritual ini diikuti oleh warga sekitar dan pendaki yang mendaki Gunung Lawu dengan tujuan masing-masing, mengikuti berbagai jalur yang ada.

9. Tirakatan
   - Tradisi ini melibatkan renungan dan doa bersama di masjid, musala, atau tempat suci lainnya, bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, serta memohon ampunan dan pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tradisi-tradisi malam Satu Suro di Jawa Timur mencerminkan kekayaan budaya dan kepercayaan masyarakat Jawa yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini tidak hanya tentang ritual dan mitos, tetapi juga memuat nilai-nilai luhur dan filosofi Jawa yang penting untuk dijaga dan dilestarikan. Mengenal tradisi-tradisi ini dapat membantu memahami budaya Jawa dan makna di balik perayaan malam Satu Suro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun