Kemudian hening sejenak, Saya melihat Ia memikirkan jawabanku terakhir dan seperti biasa diakhiri dengan mengangguk-angguk yang membuatku penasaran. Ada kehati-hatian dalam dirinya untuk memulai berbicara dan terkadang Ia bisa mengurungkan untuk berbicara, meskipun secara non verbal terlihat seperti ada yang ingin  Ia sampaikan.
"Trainingnya menarik enggak?" Tanya Saya memecah keheningan.
"Gimana yaaaa" jawabnya.
"Maksudnya?" lanjutku enggak sabar.
"Yaaa biasa aja, intinya bagaimana menjadi Coach yang professional dan Saya udah tau itu"Katanya dengan kalem.
"Kalo udah tahu, kenapa masih pengen ikut Mas?" tanyaku pengen tahu lebih lanjut.
"Hmmm, tadinya niatnya mau nambah-nambah kawan gitu" jawabnya.
"Ooooooh gitu?" Sahut Saya.
"Terus sudah dapat Kawan berapa?" Aku coba ajak Dia menghitung.
"Yang ngajak ngobrol sih baru Bapak?" jawabnya kalem.
Wuaduh! Sudah menjelang sesi terakhir, harusnya bukan lagi mendapatkan teman baru tetapi sudah pada sesi meningkatkan keakraban. Tetapi anehnya si Mas ini santai saja, tidak ada keinginan untuk berjalan menemui kerumunan orang banyak dan memang Ia nyaman dengan kesendiriannya.Â