Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dedek, Sang Guru Kehidupan

7 Oktober 2020   07:12 Diperbarui: 7 Oktober 2020   07:19 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku masih asyik menuliskan pesan di Smartphoneku, tiba-tiba ia datang menawarkan Koran terbitan sore. Ia tidak seperti loper koran lainnya, terlihat santun dan tahu harus menawarkan ke Siapa. Yaaa, Anak ini punya feeling yang kuat menentukan target. Setelah kuamati, Ia berhasil menjual koran ke setiap orang yang ditawarkan. 

Aku sebenarnya tidak begitu memerlukan koran yang Ia jajakan, karena aku sudah punya koran Pagi yang kubaca di saat jam istirahat di Kantor dan kalau di rumah sudah menunggu 7 eksemplar koran plus 2 tabloid yang siap kulalap di akhir pekan. Untuk bahan bacaan sambil kumpul keluarga, Josslah pokoknya! 

Tapi entah mengapa dengan Anak ini Aku takluk. Aku merasa seperti Kerbau dicucuk hidungnya, saat mendapat tawaran koran darinya. Sebenarnya yang kubeli apa sih? Koran atau korban? Maksudku aku beli karena perlu baca koran atau beli karena keunikan si Penjual. Saat kutanyan namanya, Ia memperkenalkan dirinya sebagai Dedek. 

"Jualan koran dari Pagi Dek?" tanyaku padanya suatu hari.

"Enggak Pak!" Jawabnya pelan.

"Terus mulai jam berapa?" tanyaku lagi.

"Kalo Pagi gilirannya Abang dan Saya kebagian Sore," Kata Bocah tersebut. 

"Kok gantian," Aku memancing pertanyaan. 

"Karena Saya sekolah Pagi dan Abang Saya sekolah Sore. Jadi Kami bagi-bagi waktu," katanya menjelaskan. 

Bagi-bagi waktu. Hmmmm mungkin bagi sebahagian orang itu biasa tetapi bagiku maknanya luar biasa. Waktumu Kau habiskan untuk Apa? Itu pertanyaan yang muncul di benakku, saat Aku mendengar kata bagi-bagi waktu. 

Yaa, ternyata aku mendapat jawaban dari seorang Bocah loper koran. Boleh jadi Ia tidak berprestasi di sekolahnya, karena tidak memiliki waktu untuk membaca. Tetapi Ia adalah seorang Bintang dalam sekolah kehidupan, Karena berhasil menjawab semua pertanyaan tentang kehidupan dengan cerdas. Salah satunya adalah mengelola waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun