Mohon tunggu...
selamaharani
selamaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswi di salah satu universitas di palembang, sumatera selatan, saya memiliki minat yang tinggi dalam hal menuis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Berbakat, antara Potensi Luar Biasa dan Tantangan yang Tersembunyi

25 November 2024   10:00 Diperbarui: 25 November 2024   10:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak berbakat juga disebut sebagai gifted kids. Anak berbakat adalah anak-anak yang memiliki bakat atau kemampuan luar biasa dalam satu atau lebih bidang, seperti seni, kreativitas, intelektual, kepemimpinan, atau kemampuan akademik tertentu. Conny Semiawan menjelaskan bahwa pengertian anak berbakat serupa dengan kemampuan alami atau bawaan manusia. Konsep bakat adalah orang yang memiliki kedua kemampuan intelektual dan kreatif. Meskipun kecerdasan adalah ekspresi dari kecerdasan, hal ini bergantung pada upaya mengatasi perubahan budaya dan teknologi di lingkungan sosial.

Anak-anak berbakat memiliki cara berpikir, belajar, dan memahami dunia yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Karena itu, mereka membutuhkan pendidikan khusus atau berbeda karena pendekatan pendidikan umum seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan belajar dan perkembangan mereka, dan tanpa pendekatan yang tepat, potensi mereka dapat dimaksimalkan, bahkan mengakibatkan masalah sosial, emosional, atau akademik.

Anak-anak berbakat memang memiliki potensi yang luar biasa, tetapi mereka juga menghadapi masalah khusus, yang memerlukan perhatian khusus dari orang tua, pendidik, dan masyarakat. Beberapa masalah yang mungkin dihadapi oleh anak berbakat termasuk:

  • Tekanan untuk berprestasi

Anak berbakat sering merasa tertekan karena harapan tinggi dari lingkungan mereka. Mereka mungkin enggan mencoba hal-hal baru yang berisiko tidak sesuai harapan karena takut gagal.

  • Ketidakseimbangan dalam Perkembangan

Asynchronous development: Meskipun mereka memiliki kemampuan intelektual yang jauh di atas rata-rata, perkembangan emosional atau sosial mereka mungkin setara dengan anak-anak seusia mereka, hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan dengan teman sebaya.

  • Rasa Kesepian

Anak-anak yang berbakat sering merasa berbeda dari teman-temannya, sehingga sulit bagi mereka untuk menemukan orang yang bisa membantu mereka berkomunikasi. Mereka mungkin merasa tidak dihargai atau terisolasi.

  • Tantangan Emosional Intensitas Emosional

Anak-anak berbakat cenderung memiliki perasaan yang mendalam terhadap berbagai situasi, yang membuat mereka lebih mungkin mengalami stres, frustrasi, atau cemas. Perfeksionisme: Mereka seringkali menetapkan standar diri yang sangat tinggi, yang dapat membuat mereka kecewa atau tidak pernah cukup.

  • Kurang Dukungan

Tidak semua lembaga pendidikan atau pendidik menyadari kebutuhan siswa yang berbakat. Kurikulum konvensional mungkin terlalu mudah bagi mereka, menyebabkan mereka bosan atau kehilangan semangat. Anak-anak yang berbakat mungkin takut untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan karena percaya bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan tambahan.

  • Overexcitabilities (Teori Dabrowski)

Anak-anak berbakat sering menunjukkan sensitivitas ekstrim dalam aspek tertentu, seperti imajinasi, emosi, atau sensorik; jika tidak dikelola dengan baik, ini dapat menyebabkan stres.

  • Menjaga Keseimbangan Antara Kehidupan Pribadi dan Bakat

Anak-anak berbakat mungkin kehilangan waktu untuk bermain atau bersosialisasi karena terlalu fokus pada meningkatkan kemampuan mereka.

  • Keterbatasan Pemahaman Sosial

Anak-anak berbakat sering memiliki pemikiran yang mendalam dan abstrak, yang mungkin sulit dipahami oleh teman sebaya mereka. Ini dapat menyebabkan pertengkaran atau perasaan tidak diterima.

 Orang tua, guru, dan ahli harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Anak berbakat dapat berkembang dengan baik secara akademik dan sosial-emosional dengan memberikan dukungan emosional, kesempatan belajar yang fleksibel, dan lingkungan yang mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun