Mohon tunggu...
Soulful Serenity Quest
Soulful Serenity Quest Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencoba Mengekspresikan Diri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belajar Menghargai Diri Sendiri: dari Rasa Ngga Enakan hingga Berani Berkata Tidak

2 Desember 2024   18:37 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu pernah nggak, merasa nggak enak untuk nolak permintaan orang lain? Aku pernah, bahkan terlalu sering. Rasanya seperti kewajiban buat selalu bilang 'iya' walaupun itu melanggar batas kenyamanan aku sendiri. Tapi di suatu titik, aku sadar: menghargai orang lain nggak berarti aku harus mengorbankan diri sendiri."

  Cerita ini tentang perjalanan aku belajar menghargai diri sendiri dan orang lain dengan cara yang sehat. Semoga ini bisa jadi pengingat untuk kita semua bahwa respect itu dimulai dari diri kita sendiri.

Sebelumnya, aku selalu berpikir kalau ingin dihargai, aku harus selalu berbuat baik ke semua orang, termasuk bilang 'iya' pada setiap permintaan. Tapi ternyata konsep respect ngga sesederhana itu.

"Kalau kita pengen respect sama orang lain, kita harus lebih dulu beajar respecting diri sendiri"

Artinya, Aku harus tahu apa yang jadi batasan dan nilai-nilai yang penting buat aku. Karena kalau aku nggak tau batasannya, gimana orang lain bisa tau?

Contohnya, dulu aku sering banget nerima pekerjaan tambahan dari teman kerja tanpa bilang kalu aku sebenarnya nga sanggup. "Ya udah, ngga apa-apa," pikirku waktu itu. Tapi lama-lama aku jadi cape sendiri dan malah merasa ngga dihargai.

Satu hal yang aku pelajari : menghargai orang lain nggak berarti kita harus selalu bilang 'iya atau membiarkan mereka crossing the line.

Respect itu tentang kejujuran dan batasan yang sehat.

Ketika seseorang meminta sesuatu yang nggak sesuai dengan kemampuan atau prinsip kita, kita punya hak untuk menolak dengan cara yang baik.

Aku pernah mengalami ini saat teman dekatku minta bantuan yang sebenarnya aku ngga mampu lakukan. Dulu, aku pasti mengiyakan. tapi kali ini, aku memberanikan diri untuk bilang, "aku nggak bisa bantu sekarang, maaf ya. Tapi mungkin kamu bisa coba cara lain" Dan ternyata, dia mengerti!

Aku sadar bahwa rasa nggak enakan itu muncul karena aku takut dianggap nggak peduli. Tapi setelah beberapa waktu, aku mulai paham bahwa menolak dengan baik itu ngga salah, Mengutamakan diri sendiri sesekali itu perlu. Orang yang benar-benar menghargai kita akan menerima keputusan kita. Dari situ, pelan-pelan belajar berkata 'tidak' tanpa merasa bersalah. Dan anehnya, orang-orang di sekitarku mulai lebih menghormatu batasan yang aku buat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun