Mohon tunggu...
Sela Anatasia
Sela Anatasia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menulis, saya adalah orang yang sedikit perfeksionis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Komunikasi Sebagai Kunci Keberhasilan Dalam Konseling

13 Desember 2024   20:31 Diperbarui: 14 Desember 2024   16:40 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pada apa yang dikatakan oleh klien, menjaga kontak mata dan tidak mengalihkan atau menyimpangkan pembicaraan

(4)konselor memberikan dorongan minimal. Dorongan minimal ini dimaksudkan untuk mendorong konseli agar berbicara lebih banyak lagi. Untuk menimbulkan dorongan ini, konselor dapat melakukan isyarat, sepatah kata, atau suara tertentu, gerakan anggota badan, atau pengulangan kata-kata kunci yang menunjukan bahwa konselor mempunyai perhatian dan ikut serta dalam pembicaraan.

(5)konselor mendengarkan secara tepat dan aktif. Mendengarkan merupakan dasar dari semua wawancara. Kegiatan ini menghendaki agar konselor lebih banyak diam dan menggunakan semua indranya untuk menanggapi semua pesan.

Komunikasi yang efektif itu dua arah. Bukan hanya konselor yang berbicara, tetapi juga klien yang didorong untuk berpartisipasi aktif dalam percakapan.

B.Konselor Menyimak Konseli

Mendengar sambil memahami diperlukan agar komunikasi dalam proses konseling kita lebih intim dan personal, kita perlu mengomunikasikan kepada lawan bicara kita bahwa kita mendengarkan dan memahaminya. Komunikasi disebut impersonal (tidak komunikatif) apabila penerima mengomunikasikan kepada pengirim bahwa ia tidak mendengarkan dan tidak memahaminya. Konselor menyimak konseli dengan aktif dapat dilakukan dengan:

(1)Fokus Penuh: Menghindari gangguan dan memberikan perhatian sepenuhnya pada klien.

(2)Empati: Mencoba memahami perasaan dan perspektif klien.

(3)Tidak Menilai: Menerima klien apa adanya tanpa menghakimi pernyataannya

(4)Klarifikasi: Memastikan pemahaman yang sama dengan mengajukan pertanyaan atau merangkum apa yang telah dikatakan klien.

(5)Refleksi: Mengulang kembali perasaan atau pikiran klien untuk memastikan pemahaman yang akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun