Perlu diingat BK bukan termasuk kedalam pelajaran, akan tetapi BK termasuk kedalam layanan, sehingga pada akhir sesi dimana kegiatan pembagian raport, BK tidak akan masuk kedalamnya, akan tetapi dari BK lah dapat menentukan nilai sikap siswa tersebut. BK saat di kelas tidak akan memberikan penugasan kepada peserta didik, guru BK hanya akan memberikan mereka materi serta motivasi yang membangun siswa. Walaupun ada penugasan yang diberikan oleh guru BK hal tersebut merupakan suatu langkah guru BK untuk mengasah siswa nya serta ingin membuat siswa mampu mengekspresikan hal apa yang diinginkannya atau diketahuinya dalam penugasan yang diberikan.Â
Pandangan serta anggapan lain lagi yang keliru adalah dimana guru BK disamakan dengan dokter maupun psikiater, padahal yang dihadapi oleh guru BK adalah siswa yang normal, bukan yang memiliki sakit kejiwaan. Tidak hanya di lingkungan sekitar saja, bahkan terkadang beberapa mahasiswa beranggapan jika jurusan Bimbingan dan Konseling itu sama dengan jurusan Psikologi yang ada di beberapa universitas. Apabila terdapat siswa yang memiliki gangguan psikologis seperti kejiwaan, maka guru BK nantinya akan melakukan referral atau alih tangan kasus kepada seseorang yang telah profesional dan ahli dalam bidangnya seperti psikolog maupun psikiater dan sebagainya. Hal ini dilakukan karena untuk menangani permasalahan seperti ini sudah bukan ranah guru BK lagi.Â
Hingga saat ini masih banyak yang mempertanyakan tugas dan peran BK dalam dunia pendidikan. Anggapan BK tidak penting di sekolah masih melekat dalam benak beberapa orang. Pelaksanaan Asistensi Mengajar jurusan BK dapat membuka mata bagi mahasiswa BK bahwa tugas yang mereka emban kelak sangat mulia. Mari kita buktikan bersama bahwa guru BK kuat, guru BK hebat, guru BK adalah sahabat siswa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H