Karya ini disusun bersama dengan tim yaitu: Della Genita PHW, Febrianti Nurul Laily, dan Sela Febriana yang merupakan mahasiswa Asistensi Mengajar Prodi S1 Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang.Â
Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran yang sangat penting di sekolah. Bimbingan dan konseling dalam pendidikan merupakan salah satu proses dan kegiatan yang membantu tercapainya tujuan pendidikan. Bimbingan dan konseling berperan dalam membantu siswa mengembangkan potensi secara mandiri. Dengan adanya peran tanggung jawab yang besar maka guru BK harus menguasai kompetensi akademik, psikologis komunikasi, dan sertifikat profesi untuk siap menghadapi siswa. Meski begitu masih banyak yang menganggap kehadiran guru BK disekolah sebenarnya tidak penting adanya.
Terkadang banyak anggapan yang muncul jika BK adalah markas tempat menghukum siswa yang nakal atau melakukan kesalahan, dengan karakter guru BK yang galak dan seram. Selain itu anggapan bahwa guru BK itu tidak penting, tidak ada peran, hanya sebagai polisi sekolah, dan pandangan negatif lain sepertinya masih melekat pada beberapa individu. Guru BK dipandang hanya di ruang BK saja tanpa bekerja dan guru BK akan berpangku tangan bila tidak ada siswa yang bermasalah. Tidak hanya pada pandangan segelintir rekan guru, beberapa siswa juga menyepelekan adanya guru BK karena mereka menganggap bahwa BK bukan mata pelajaran yang penting untuk nilai mereka. Mereka seakan menutup mata bahwa peran BK nyata adanya. Anggapan maupun pandangan dari para orang awam tersebut adalah salah, karena guru BK bukanlah polisi sekolah dan bukan seseorang dengan profesi yang tanpa melakukan pekerjaan penting lainnya. Guru BK tidak boleh dianggap sepele oleh orang lain karena tugas guru BK lebih bermanfaat untuk  mendidik dan memperbaiki perilaku semua siswa yang bermasalah, dan perlu diingat bahwa BK adalah Sahabat Siswa.Â
Sebagai calon konselor mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling seharusnya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Selain belajar di kampus, mahasiswa perlu mengembangkan keterampilannya melalui praktek secara langsung di lapangan. Program yang dapat menunjang terlaksananya praktek secara langsung di lapangan pada mahasiswa jurusan bimbingan dan konseling salah satunya adalah melalui program kegiatan Asistensi Mengajar. Sehingga program Asistensi Mengajar di sekolah ini Seharusnya wajib dilakukan oleh seluruh mahasiswa di bidang pendidikan sebagai syarat kelulusan.Â
Asistensi Mengajar bermanfaat dalam meningkatkan kualitas mahasiswa karena mendapatkan pengalaman mengajar secara langsung di sekolah. Dalam melakukan asistensi mengajar perlu adanya persiapan baik secara fisik maupun psikis untuk terjun dalam lingkungan pendidikan secara langsung. Persiapan ini dilakukan agar pelaksanaan Asistensi Mengajar di sekolah dapat berjalan dengan lancar. Pemanfaatan pelaksanaan Asistensi Mengajar pun dapat  diraih bila persiapan yang dilakukan sudah  matang.Â
Selama pelaksanaan Asistensi Mengajar mahasiswa BK menjadi sadar bahwa peran guru BK memang benar adanya. Tugas dan tanggung jawab besar harus dipikul oleh guru BK dalam membentuk pribadi anak yang sehat. Mahasiswa Asistensi Mengajar melaksanakan asesmen kebutuhan siswa, pembuatan program, pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling baik klasikal; kelompok; maupun pribadi, kelengkapan administrasi BK, publikasi, pelaksanaan program non akademik, tugas tambahan, dll yang memang sebagian besar sudah menjadi tugas dan tanggung jawab guru BK. Home visit, konferensi kasus, panggilan orang tua, dan seluruh masalah siswa yang ada di sekolah dilemparkan untuk diselesaikan oleh guru BK. Bahkan pekerjaan guru BK tidak akan cukup bila hanya diselesaikan saat jam sekolah saja. Oleh karena itu banyak guru BK yang melakukan kegiatan home visit atau kunjungan rumah di luar jam pelajaran.
Guru BK tidak bisa jika bekerja sendiri. Pihak lain seperti orang tua, guru, dan siswa perlu membantu tercapainya tujuan pendidikan. Meskipun banyak kasus siswa yang ditangani BK secara langsung tanpa adanya dukungan dari lingkungan maka akan sulit tujuan bimbingan dan konseling tercapai. Hal yang perlu diingat adalah konselor/guru BK sangat berperan penting dalam terlaksananya pendidikan. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru BK berlaku untuk semua siswa maupun warga sekolah tanpa adanya perilaku diskriminatif yang dilakukan oleh guru BK dalam pemberian layananan nya. Pemberian layanan BK tidak hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah saja, akan tetapi siswa dengan keinginan untuk memperbaiki diri, mempersiapkan diri untuk masa depan, serta hal lainnya dapat dilayani oleh guru BK.Â
BK termasuk kedalam proses individuasi, dimana artinya setiap individu memiliki kebutuhan untuk melakukan hal berbeda dengan orang lain dalam beberapa hal. Sehingga dalam proses individuasi dengan guru BK ini, siswa akan dibantu menjadi dirinya sendiri secara utuh serta mampu mengembangkan nilai-nilai maupun norma positif yang ada pada dirinya sendiri dan ada pada lingkungannya. Guru BK akan selalu membantu dan mendukung segala hal yang diinginkan oleh siswa maupun konselinya baik dalam bidang akademik maupun non akademik akan tetapi masih dalam ranah yang positif dan dapat diterima oleh orang lain.Â
Tidak jarang guru mata pelajaran lain maupun siswa menganggap jika Bimbingan dan Konseling termasuk kedalam pelajaran, dan anggapan tersebut adalah salah adanya. Guru lain beranggapan jika guru BK pada awal semester tidak perlu mempersiapkan materi atau hal lainnya terkait pembelajaran di kelas, sehingga mereka menganggap jika pada awal semester kita tidak melakukan apapun dan hanya akan menunggu siswa yang melakukan kesalahan. Padahal yang sebenarnya terjadi, pada awal semester guru BK selalu memantau apa keinginan dan kebutuhan peserta didik pada masing-masing jenjang nya. Setelah pemantauan ini guru BK akan beralih pada kegiatan pembuatan program tahunan yang mana telah menyusun hal apa saja yang akan guru BK lakukan bersama dengan peserta didiknya untuk satu tahun kedepan. Dari program tahunan ini akan dirinci menjadi program semester dan menyesuaikan sesuai kebutuhan peserta didik juga. Berlanjut pada kegiatan pembuatan RPL BK yang mana termasuk Rencana Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat guru BK terapkan pada setiap topik materi yang telah dibuat.Â