Langit gelap
Awan menggantung diutara
Perlahan rintik hujan mulai membasahi Coffe shop diujung jalan.
Perempuan nampak tersenyum ke arah kaca yang tepat ada disampingnya.
Bulir bening hujan yang mengetuk kaca itu tampak sempurna, Seolah menghibur hatinya
seolah mendendangkan lagu gembira, agar perempuan bisa tersenyum
"Hujan yang perlahan ini tuan, membuat rindu semakin betah berlama - lama didadaku"
Perempuan,
Dia tiba tiba merindukanmu Tuan,
Dari semalam, tak henti bayangmu menari nari.
Hingga tiba pagi menjelang
Matahari saja kalah olehmu tuan,
:)
Saat merindukan
Otak seolah olah berontak
Menuntun langkah agar segera menemuimu
Tapi perempuan berusaha menahannya
Menikmati setiap debarnya
Tapi, di coffe shop siang tadi..
Saat hujan perlahan mulai deras
Tiba tiba pintu terbuka
Dan membawamu berdiri disana
Dengan kemeja yang basah
Mencari tempat untuk duduk
Sembari melepas jaket yang sebagian telah kuyup
Perempuan menatapmu lama
belum habis rasa rindu yang menggebu dihatinya
belum sempurna dia membangun benteng
agar tidak segera menemuimu saat rasa rindu itu datang, kemarin.
Kau kini berada di tempat yang sama dengan perempuan
Dan..
dengan tatapan mata yang masih terkejut
Menahan gejolak rasa di dada
Perempuan meneteskan air mata
Dia, sudah berusaha menahan rindunya
Namun ketika dia sudah mulai mampu
Mengatasi rindu yang datang
Tuhan malah menghadirkan kamu tuan..
Dihadapannya!!
Perempuan,
Dia enggan untuk mendekat
Bukan karena rindunya telah habis
Atau telah hilang
Namun tentang perempuan lain yang masuk mengikutimu dari belakang
Yang dengan senyumnya
Disambut tatapan sayang darimu
Entahlah dia siapamu.!!
Perempuan berbalik badan,
Dia kembali menatap hujan dari balik kaca
Kopinya sudah dingin,
Karena terlalu lama perempuan mendiamkannya dari tadi.
Diapun berusaha menenangkan hatinya yang sedang kalut
berulang kali menarik nafas agar sesak didanya hilang.
Sudahlah..
Ucapnya dalam hati
Toh, terakhir kali kaupun meninggalkan perempuan
Tak kau hiraukan hari hari setelahnya kala itu tuan,
Hanya saja yang kuingat
Itu adalah hujan terakhir
Ketika aku masih bisa memelukmu erat
Ya..
Saat itu kaupun basah kuyup
Masih kau ingat kan?
Di' - Sekotak Coklat
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H