Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Unik, Ini Raportku, Mana Raportmu?

18 Desember 2016   18:19 Diperbarui: 18 Desember 2016   20:07 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cilongok, selalu ada cara unik yang dilakukan MTs PAKIS sekolah setingkat SMP yang berada di lereng selatan Gunung Slamet, tepatnya di Kampung Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok.

Pasalnya, Minggu 18 Desember 2016 menjadi tidak biasa ketika orang tua siswa diundang oleh pihak sekolah hanya untuk pengambilan hasil belajar dalam bentuk nilai akademik saja, karena selain siswa belajar secara akademik selama satu semester sudah menjadi keharusan pihak sekolah untuk melaporkan hasilnya sebagai bentuk evaluasi secara menyeluruh terkait perkembangan proses belajarnya. Namun, kali ini menjadi pemandangan yang cukup menginspirasi, di mana sekolah yang dulu pendaftarannya dengan hasil bumi mereka. Alhasil, kurun waktu 6 bulan mereka belajar secara akademik dengan program unggulan pendidikan berbasis agroforestry sudah bisa merasakan hasil belajar bertani sebagai bentuk investasi yang berkelanjutan.

Program pertanian secara terpadu yang menjadi progres raport MTs PAKIS, dengan pembiasaan bertani mulai dari bercocok tanam tanaman hortikultura dan palawija merupakan program kearifan lokal bagi siswa-siswi yang notabenenya anak-anak desa dengan background keluarga para petani, dengan harapan pendidikan jangan sampai tercerabut dari sosial budaya masyarakatnya.

Sukinah, salah satu ibu dari Yuli siswa kelas VII (tujuh) merasa senang bisa berkegiatan dengan pihak madrasah, apalagi ketika anak-anak belajar bertani dan panennya juga diserahkan kepada keluarganya masing-masing. Walau anak saya tidak rangking 1 (satu) tapi saya bangga anak-anak di MTs PAKIS sudah bisa belajar dikenalkan bertani.

panen kangkung_gendot_bersama_ortu siswa_kp_2016
panen kangkung_gendot_bersama_ortu siswa_kp_2016
panen kacang panjang_kp_2016
panen kacang panjang_kp_2016
Lain lagi yang diungkapkan Rukinah ibu dari Mistam yang berasal dari Kampung Karanggondang Sambirata, saking lugunya mengungkapkan, hari ini urusan pedangan (dapur) sudah aman, karena pagisampai siang berkegiatan di MTs PAKIS mendapatkan hasil pertanian dari anaknya sendiri. Alhamdulillah, anak saya sudah mau belajar bertani dan mulai menghasilkan, dan harapannya ke depan semoga hasil pertaniannya semakin bagus dan bisa dijual ke pasar dan selebihnya untuk bekal memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka ke sekolah.

panen oyong_kp_2016
panen oyong_kp_2016
memanen pare,labu bersama_kp_2016
memanen pare,labu bersama_kp_2016
Memanen adalah ujian bagaimana ke depan program pertaniannya menjadi lebih produktif, terang saya (Isrodin) selaku kepala sekolah MTS PAKIS. Pesan yang hendak disampaikan dari kegiatan akhir tahun semester ini adalah siswa, orang tua, masyarakat dan pihak-pihak terkait merupakan satu-kesatuan yang tak terputus untuk memajukan dunia pendidikan kita agar lebih memiliki daya juang dan tentunya harus berani bermimpi untuk menjadi sekolah yang produktif dan mampu berdikari.

Untuk menjadi mandiri, memang harus dibutuhkan semangat berani berkarakter, dengan cara berani berbeda dan tentunya tidak mengindahkan kearifan ataupun norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Bak seperti pasar tumpah, nampak riuh rame penuh kegembiraan terlihat dari raut belasan keluarga dalam kegiatan memanen hasil tani anaknya, ketika aneka tanaman hortikultura dan palawija dijajah seperti lapak-lapak di pasar tradisional, mulai dari daun gendot, kacang panjang, kangkung, labu, oyong dan pare, semua hasil tani itu pun kemudian dibagi rata semua keluarga dan masyarakat terdekat.

hasil panen_siap dibagi utk masyarakat_gubug petani_kp_2016
hasil panen_siap dibagi utk masyarakat_gubug petani_kp_2016
gugug petani pakis_kp_2016
gugug petani pakis_kp_2016
Menjadi bagian dari evaluasi dan perencanaan program pendidikan berbasis agroforestry ke depan, Djoko Juniwarto salah satu pejabat dari Kantor Cabang Bank Indonesia Purwokerto menyampaikan apresiasi atas program pertanian terpadu yang dilakukan anak-anak MTs PAKIS dan tentunya Bank Indonesia, dalam hal ini akan terus berupaya mendukung dan ke depan kita akan evaluasi untuk kemudian program pertanian secara terpadu akan berkembang dengan pola integrated farming system, harapannya anak-anak akan beternak ayam, entog, atau dunia peternakan dan perikanan dengan pemanfaatan potensi lokal yang ada.

penyerahan hasil belajar akademik dan bertani_kp_2016
penyerahan hasil belajar akademik dan bertani_kp_2016
Dani Kusumawati, salah satu relawan dosen dari IAIN Purwokerto juga berkesempatan hadir dan berbaur bersama-sama ikut memanen hasil tani anak-anak MTs PAKIS, dosen yang menggawangi disiplin ilmu ekonomi perbankkan ini, memberikan dukungan kepada anak-anak MTs PAKIS berupa stimulan modal untuk belajar beternak ayam dengan harapan mereka nanti akan didampingi bagaimana memahami ilmu ekonomi secara syariah dan tentunya dengan prinsip bagaimana persoalan ekonomi mulai dari kebutuhan harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan harus mulai dipahami secara utuh dan yang terpenting adalah memulai dari menumbuhkan passion untuk mau belajar melakukan. Karena, ending-nya adalah bagaimana perubahan sikap itu mampu menjadi pola pembiasaan hidup yang melekat pada anak-anak hingga mereka dewasa nanti.

evaluasi bersama_kp_2016
evaluasi bersama_kp_2016
indahnya berbagi hasil tani_kp_2016
indahnya berbagi hasil tani_kp_2016
Salam Pembelajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun