Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Guru di Hari Guru?

26 November 2016   14:12 Diperbarui: 26 November 2016   15:47 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga,diterawang ada tanda air-nya (watermark) tidak? umumnya tanda air bisa diterawang kearah cahaya dan akan terlihat jelas umumnya berupa gambar pahlawan. Cara menerawang juga bisa dilakukan pada uang rupiah kertas berupa gambar yang saling meng-isi satu sama lain (rectoverso) contohnya pada rupiah kertas pecahan seratus ribu terdapat logo BI seperti gambar Palu Arit yang sempat ramai dihebohkan masyarakat, tapi usai tahu dan caranya ternyata itu gambar utuh logo Bank Indonesia.

praktek cikur bersama Bank Indonesia_kp
praktek cikur bersama Bank Indonesia_kp
ini bedanya uang asli dan uang palsu bersama Bank Indonesia_kp
ini bedanya uang asli dan uang palsu bersama Bank Indonesia_kp
Belajar selanjutnya adalah kunjungan keruang-ruang khusus, mulai dari ruang sirkulasi keluar masuknya uang kertas dan logam, berikut ruang dimana terdapat ULE (uang layak edar) dan UTLE (uang tidak layak edar).

Dikemanakan ULE dan UTLE, kalau uang layak edar merupakan proses sirkulasi dimana Bank Indonesia tidak menerima tabungan dari masyarakat tapi hanya dari Bank-Bank umum yang diawasinya, kalau untuk uang logam biasanya perputarannya tersebar untuk pengelola-pengelola jalan tol. Mesin penghancur kemudian menjadi sasaran kunjungan anak-anak dan ternyata dari kertas kembali ke kertas uang tidak layak edar karena rusak, lusuh sebelum diolah memakai mesin dulunya dibakar, tapi kalau sekarang dimusnahkan dengan cara digiling memakai mesin dan keluar berupa cetakan padat seperti kaleng kemudian umumnya masuk ke TPA.

Nampak raut muka yang gembira dan bahagia terpancar dari belasan anak-anak pinggir hutan itu ketika setengah hari menjajagi kantor Bank Indonesia, sempat kutanya bagaimana perasaan mereka, jawab lugu mistam dan kawan-kawan, senang dan asyik belajar di Bank Indonesia kang, katanya. Jelas saja senang karena belajar dengan orang-orang BI begitu ramah, apalagi menu sajian yang mereka hidangkan, hem...menjadi aneh itu makanan dan sncak, karena itu kali pertama mereka melihat jenis menu makan yang berbeda dari biasanya dan pasti akan menjadi pengalaman dan guru baru yang akan terus dijadikan sebagai media pembelajaran hidupnya.

kesan belajar yang menyenangkan bersama Bank Indonesia_kp
kesan belajar yang menyenangkan bersama Bank Indonesia_kp
Belajar tak pernah berhenti, itulah prinsip menuntut ilmu sebelum kita kembali menghadap-Nya.

Belajar selanjutnya kita berburu guru dengan basis pencari dan pembuat warta (wartawan/jurnalis) dan juga penulis.

Belajar bersama jurnalis kompas pak Hindrayun dan kang Hari W penulis novel geger wong ndekep macan, 10 tahun-an usai beliau pensiun, tinggal di rumah kayu dengan desain yang minimalis itu, hem...menjadi cocok untuk belajar menjadi seorang penulis, terangnya menulis atau menjadi jurnalis itu tidak akan pernah berhenti karena sudah menjadi profesi, pesan yang bisa diambil dari ular-ular atau dopokan (diskusi) yang kita jadikan wejangan 2 jam lebih dekat bersama beliau.

Nampak menjadi lebih hangat, ketika diluaran sana nampak guyuran hujan pun terus membasahi rumah kayu itu, dan semoga dengan motivasi belajar dari seorang guru jurnalis dan penulis itu, anak-anak PAKIS akan terus dan terus belajar sampai kapanpun dan dengan siapapun.

belajar bersama jurnalis kompas dan penulis novel_kp
belajar bersama jurnalis kompas dan penulis novel_kp
Perjalanan untuk kembali pulang berteman hujan sepanjang jalan, berasa riang dan penuh canda dalam mobil pic-up beratap terpal itu pun sampai di kampung pinggir hutan. Pesanku, besok jangan lupa berangkat sekolah karena besok kita akan belajar menulis atas kegiatan belajar kita hari ini.

Terimakasih, salam pembelajar dan selamat Hari Guru Nasional semoga guru-guru kita benar-benar menjadi mulya karena mampu ber-karya, dan kita akan terus belajar dan berkarya sebagai bentuk dedikasi untuk negeri yang kita cintai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun