basuh dan genggamlah otakmu jangan kau lepas
goreskan sejenak, karena jemarimu rindu akan kelembutan-kelembutan itu
tuntunlah jemarimu kembali, menjadi candu di keheningan malam
bersiaplah untuk kembali, karena jemarimu telah pergi jauh dari otakmu
jemari itu pun kembali
menggoreskan kata demi kata yang tercerabut
menjadi barisan kalimat menjadi pengingat
bahwa jemari-jemariku kemarin, kenapa menjadi pelupa
dan bersyukurlah karena kita sering menjadi pelupa atau memang dilupakan?
kenapa? karena pelupa menjadi pengingat hidup sejatinya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!