Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Bertani di Taman Petani PAKIS

4 Oktober 2016   17:17 Diperbarui: 4 Oktober 2016   18:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertani dan beternak kambing bagi sebagian orang kurang begitu menarik, karena dunia pertanian, dunia hewan yang satu ini dekat dengan bau, kotor, lingkungan jadi kumuh dan ribet mengurusnya. Tapi bagi masyarakat yang tinggalnya di desa, bertani dan beternak kambing merupakan pekerjaan pokok yang itu dikerjakan bersama-sama oleh seluruh anggota keluarganya.

Manusia tak bisa lepas dari kehidupan makhluk lain, baik itu tanaman atau bahkan hewan sekalipun, begitu juga sebaliknya. Anehnya, bertani dan beternak yang identik dengan hal-hal yang kurang mengenakan ketika dijalani menjadi berbeda ketika hasil pertanian dan ternak kambing sudah menjadi aneka makanan kuliner yang selalu diburu para penggemarnya.

Mari belajar bertani dan beternak kambing bersama segerombolan anak-anak (santri) yang sedang sekolah. Mereka yang tergabung dalam kelompok tani ternak “PAKIS” merupakan kelompok dibawah naungan tanggungjawab Kampung Madrasah dan Pesantren “PAKIS” yang saat ini sedang menyelenggarakan layanan pendidikan setingkat SMP yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs PAKIS) di kampung pesawahan desa Gununglurah KecamatanCilongk Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Belajar itu jangan sampai tercerabut dari akar budaya dan potensi kearifan lokal yang ada, dimana sekolah itu berada maka harus bisa menyesuaikan program pendidikan yang diselenggarakan. Mereka yang notabenya sedang belajar pun harus saling membelajarkan satu sama lain.

Guru mereka tak berbatas ruang dan waktu, itulah kemudian bagaimana proses belajarnya pun acap kali berprinsip “belajar itu kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja” karena belajar itu seumur hidup kita, jadi manfaatkanlah selagi kita hidup untuk terus belajar hingga mau dan mampu menembus batas.

Pertanyaan yang saya sendiri masih bingung, kenapa ada ketidakjelasan? pada setiap aktifitas hidup kita, itulah MTs PAKIS. Sekolah belum diberi ijin operasionalnya, mungkin karena ketidakjelasan itu, tidak ada guru ber-NIP apalagi yang bersertifikasi dan linier sesuai bidangnya, yang ada mereka yang sedang belajar menjadi BOS atas diri dan teman-temannya.

Dari bulan kebulan hingga penghujung tahun ke tahun, mereka terus belajar sambil belajar bertani dan beternak bersama. Mimpi satu anak satu kambing, ketika lulus mereka mendapatkan ijazah dan juga tabungan dari hasil tani ternak bersama.

Geliat belajar sukses itu nampak, ketika dari 2-3 kambing menjadi puluhan kambing, kemudian saking menikmatinya belajar sambil bertani dan beternak, kambing mereka bisa dihitung sambil berlari. Tapi mereka terus mau belajar dan tak menyerah karena lekang oleh waktu.

Inikah best practise mereka? Setiap idul qurban, Alhamdulillah bisa makan dengkil dan kikil, setiap hari masih belajar mulai dari menyiapkan lahan untuk bercocok tanam, kemudian memanfaatkan pupuk kandang kambing yang semakin menggunung itu. Seminggu 1-2 kali makan bersama dari hasil mereka tanam dan panen yang mereka sebagian jual.

Setiap hari mereka bermain dan juga belajar di hutan kampung puncrit itu. Mereka yang terus mencoba terus menyesuaikan perkembangan lingkungan diluaran sana walau terus terlambat tapi semoga akan sampai.

Ini-kah karakter yang bisa menjawab ketidakjelasan segerombolan anak-anak itu? Bersama-sama kita hidup untuk kehidupan menjadi penuh makna, memulai dari ejaan kata menjadi barisan kata yang nantinya akan merasuk hingga kerelung jiwa mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun