Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapkan Kita Hadapi Kematian?

20 Oktober 2015   16:32 Diperbarui: 20 Oktober 2015   16:37 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jenazah Yudi Akbar Rizky ketika dimakamkan. (Laily Widya A.)_antara Jatim.com"][/caption]

Mati Syahid bagi mereka yang meninggal ketika berjuang dijalan Allah (bukan terbunuh) berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "apa yang kalian nilai sebagai syahid diantara kalian ?" Mereka berkata: "Ya Rasulullah siapa yang terbunuh dijalan Allah maka dia syahid." Beliau berkata: "jadi sesungguhnya para syuhada umatku sedikit." Mereka berkata: "lalu siapa mereka Ya Rasulullah?" Beliau berkata: "barang siapa yang terbunuh dijalan Allah syahid, barangsiapa yang mati dijalan Allah syahid, barangsiapa yang mati karena wabah taun syahid, barangsiapa yang mati karena penyakit perut syahid, dan orang yang tenggelam syahid."

Akhir-akhir ini begitu marak tragedi yang merenggut nyawa manusia, mulai dari tragedi mina pada bulan haji kemarin, tragedi pembakaran rumah ibadah, tragedi pembunuhan aktifis lingkungan, belum lagi pesawat yang hilang atau jatuh dengan seisinya.

Belum lagi musibah yang terjadi pada minggu kemarin, meninggalnya 2 mahasiswa yang sedang mengikuti proses Diklatsar (Pendidikan Latihan Dasar) Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Ampel (Mapalsa) Universitas Negeri Islam Sunan Ampel Surabaya di Lokasi Wana Wisata Sumuran RPH Rejosari, Dusun Bekur, Sumberejo, Pagak, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim).

Banyak sisi lain yang barangkali bisa kita ambil saripati dari rentetan musibah atau ujian dari Tuhan Semesta Alam.

Yang pertama, kita yang harus selalu bersyukur atas setiap hela nafas kita yang masih tertata rapi dan mampu menikmati karuniaNya, tanpa harus berpikir harus mengganti atas semua yang selama ini kita nikmati di dunia ini, karena siapa pun kita saya yakin takan mampu menggantikan nikmat Tuhan yang selama ini kita nikmati. Tapi yang terpenting adalah semoga kita mampu menjadi manusia yang bisa syukur nikmat bukan kufur nikmat.

Kedua, kita yang harus terus yakin bahwa terjadinya musibah itu karena kekurang hati-hatian kita, atau kita yang terlalu sembrono dan menganggap enteng persoalan kehidupan yang sedang kita jalani. Berbeda ketika musibah itu didatangkan benar-benar karena Tuhan kita sedang menguji umatNya, dan kenapa ujian itu selalu menghampiri kita, karena Tuhan kita juga berjanji tidak akan membebankan ujian di atas kemampuan manusia itu sendiri.

Ketiga, kita yang harus senantiasa siap menghadapi persoalan yang 1 (satu) ini “kematian”, karena siapapun kita pasti pada ruang dan waktu yang tepat akan ketemu dengan yang namanya “kematian”. Tinggal bagaimana kita mulai bersiap diri kapan pun, dimana pun, dan seberapa banyak bekal yang sudah kita siapkan, karena urusan yang ini “mutlak” atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Keempat, apapun resiko hidup kita di dunia ini dengan segala macam aktifitasnya, yakin betul semua apa yang kita lakukan itu sangat dekat dan semua memiliki resiko yang sama ya resiko berhadapan dengan “kematian”.

Kelima, jangan berhenti untuk terus melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita di dunia, karena sejatinya manusia itu pemimpin, dan setiap pemimpin apapun itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Jangan menjadi takut karena datangnya kematian, tapi kita akan takut ketika “kematian” itu datang tapi kita belum punya cukup bekal menghadapNya.

Keenam, bersiap-siaplah untuk berhadapan dengan yang namanya “kematian” dan yakinkan pada diri kita bahwa cara Tuhan akan selalu lebih baik untuk kita semua. Bagi mereka yang sudah mendahului kita semoga tergolong manusia yang meninggal “mati syahid” karena sedang berjuang dalam hidupnya. Begitu pula kita semoga senantiasa diberi kemudahan dalam mempersiapkan bekal di sisa umur yang sudah Tuhan tentukan sebelum kita terlahir di dunia fana ini. Wallahu ‘alam bisshawab.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun