Hari ini Kamis 25 Nopember 2021 bersamaan dengan peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021, Kompasiana mengadakan acara Opini Komunitas yang mengangkat tema "Guru Penggerak Literasi Digital".
Acara ini kali pertama digelar oleh Kompasiana, dengan menggandeng 2 komunitas, yakni Sekoci (Sekumpulan Kompasianer Cirebon Indramayu) dan Young On Top. Perwakilan dari Sekocil dihadiri oleh Ketua Sekoci Kang Didno, sedangkan Young On Top menghadirkan Aria Aji Kusuma sebagai Community Coordinator Young On Top.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 16.30 ini  sempat mengalami sedikit kendala teknis, tetapi akhirnya bisa diatasi. Bella Feryana sebagai host dalam kegiatan ini memperkenalkan Kang Didno sebagai narasumber. Selain sebagai Kompasianer, Kang Didno juga ternyata Guru SMP Negeri 1 Gabuswetan Indramayu.
Setelah memperkenalkan diri, Bella menanyakan beberapa hal diantaranya adalah :
Menurut kutipan Ki Hajar Dewantara "Guru merupakan pejuang yang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa". Bagaimana eksistensi peran guru di tengah kondisi yang berubah dengan cepat?
Kang Didno menjawab Guru tidak bisa digantikan dengan teknologi bahkan robot sekalipun. Guru tetap eksis ditengah perubahan zaman sangat cepat. Asalkan guru harus bisa mengikuti perkembangan zaman dengan terus belajar dan belajar termasuk dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Banyak perspektif dari siswa bahkan orang tua yang memandang bahwa tugas guru yang sekarang hanya mentransfer tugas, bagaimana pendapatnya?
Sebenarnya kembali kepada pandangan orang. Karena setiap guru memiliki karakter masing-masing, guru tidak hanya sebatas mentransfer ilmunya melalui tugas-tugas tetapi yang lebih penting sebenarnya perubahan sikap dari peserta didik ke arah yang lebih baik.
Sementara itu Aria Aji Kusuma menjelaskan tentang apa itu komunitas Young On Top?
Young On Top (YOT) adalah sebuah buku yang ditulis oleh Billy Boen dan diterbitkan pada Bulan April 2009. Selama perjalanannya hingga sekarang, YOT telah berkembang menjadi sebuah perusahaan dan community-organization anak muda di 24 kota di Tanah Air dengan jumlah anggota lebih dari 600.000 orang.
Bella juga bertanya kembali kepada Kang Didno "Di era yang sekarang tentunya jadi kemudahan untuk kita dalam mengakses literasi secara digital, apakah hal ini berpengaruh besar dalam meningkatnya literasi khususnya bagi generasi Z? Bagaimana guru melakukan pengembangan diri (skillset) sesuai tuntutan zaman di era pembelajaran digital?".
Generasi Z itu kan lahir antara tahun 1997 hingga 2012 yang memiliki karakteristik mahir teknologi, suka berkomunikasi, dan penuh ambisi. Tentu memiliki pengaruh dalam meningkatkan literasi terutama literasi digital karena semuanya sudah mendukung, seperti gadget dengan harga terjangkau, akses internet murah, dan jaringan luas.
Guru melakukan pengembangan diri melalui berbagai hal dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.
Lalu Bella juga menanyakan tentang "Bagimana peran Komunitas Sekoci bersama anggotanya untuk mendukung listerasi digital?"
Peran komunitas sekoci dalam mendukung literasi yakni dengan mengedukasi masyarakat dengan memperkenalkan blog melalui pelatihan atau workshop seperti di sekolah-sekolah, atau masyarakat umum. Selain itu membiasakan diri menulis artikel untuk diposting di blog. Artikel yang memiliki manfaat tentu akan sering dibaca oleh orang lain. Â
Semoga acara semacam ini terus dilaksanakan oleh Kompasiana agar mengetahui berbagai komunitas baik yang tergabung dalam Kompasiana ataupun di luar Kompasiana untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H