Pada zaman modern ini, wacana tentang penerbitan SIM seumur hidup semakin marak. Namun, dalam pandangan saya, SIM seumur hidup tidaklah menjadi keputusan yang tepat.
Pertama-tama, mengemudi bukanlah keterampilan yang statis. Keterampilan mengemudi seseorang bisa memudar seiring berjalannya waktu.
Perkembangan teknologi otomotif dan peraturan lalu lintas yang berubah dapat mempengaruhi cara kita mengemudi. Dengan SIM seumur hidup, tidak ada jaminan bahwa pemegang SIM akan terus memperbarui pengetahuan mereka.
Selain itu, keamanan menjadi faktor penting. Lalu lintas yang padat dan perilaku pengemudi yang tidak bertanggung jawab dapat membahayakan keselamatan umum.
Dengan batasan masa berlaku SIM, pihak berwenang memiliki kesempatan untuk mengevaluasi kembali kemampuan pengemudi.
Jika SIM seumur hidup diterapkan, individu yang tidak memenuhi persyaratan dapat terus mengemudi tanpa adanya pengawasan, meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Penerbitan SIM seumur hidup juga mengabaikan perubahan kondisi kesehatan seseorang. Gangguan penglihatan, penurunan refleks, atau masalah kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengemudi.
Melalui perpanjangan SIM yang berkala, pihak berwenang dapat mengevaluasi kondisi kesehatan individu untuk memastikan bahwa mereka masih mampu berkendara dengan aman.
Sebagai alternatif, peningkatan sistem pelatihan dan ujian dapat dilakukan. Pendekatan ini memastikan bahwa pemegang SIM selalu diperbarui dengan peraturan terbaru dan keterampilan mengemudi yang aman.
SIM seumur hidup dapat mempengaruhi tingkat disiplin pengemudi. Dengan adanya masa berlaku SIM yang terbatas, pengemudi akan merasa memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.