Mohon tunggu...
tri bawonoaji
tri bawonoaji Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

Saya adalah manusia biasa saja seperti yang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Misteri Gugurnya Kandungan Anisa

10 September 2023   00:46 Diperbarui: 10 September 2023   01:01 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.boombastis.com/hantu-seram-belitung/65204

Anisa awalnya ogah-ogahan ketika mau dinikahkan dengan Ferdy. Tapi karena tekad dan kesabaran Ferdy, Anisa akhirnya bersedia dinikahi setelah menunggu selama 2 tahun. Ferdy itu anak orang kaya. Almarhum bapaknya dulu tergolong pandai mencari uang, sampai kelima anaknya sudah disiapkan rumah semua termasuk Ferdy. Rumah yang diwariskan untuk Ferdy adalah rumah kuno bekas peninggalan Mbah Mizan. Rumahnya besar juga kebunnya luas. Ada banyak pohon mangga dan sawo yang sudah gede-gede tertanam di situ.

Setelah melangsungkan upacara pernikahan, Ferdy dan Anisa lalu menempati rumah tersebut. Hidupnya tentram damai sebab keduanya sudah sama-sama ikhlas berumah tangga. Belum sampai 6 bulan, Anisa sudah mengandung, membuat senang hati Ferdy dan Maemunah ibunya Ferdy. Tapi kandungan yang baru berumur 4 bulan itu mengalami keguguran. Kejadian yang tidak di sangka-sangka itu membuat sedih Ferdy dan keluarga semua. Tidak disangka-sangka sebab Anisa itu orangnya sehat dan tidak pernah bekerja berat. Cara makannya juga sangat berhati-hati, tidak mau sembarangan menyantap sembarang makanan.

Mungkin itu cobaan hidup dari Tuhan untuk menguji keimanan mereka berdua. Begitu pikir Ferdy dan Anisa. Maka kejadian itu diterima dengan ikhlas dan tawakal, tetap disertai dengan doa semoga lekas diberi pengganti yang lebih baik. Doa mereka berdua pun terkabul. Anisa kembali mengandung, membuat senang keluarga berdua. Tapi setelah kandungan berusia 4 bulan, lagi-lagi Anisa mengalami keguguran.

Berulangnya kejadian keguguran sampai dua kali itu mulai membuat resah Ferdy. Dia mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah keguguran tersebut tergolong lumrah atau tidak. Kalau keguguran lumrah kok sepertinya tidak masuk akal. Pertanyaan itu hanya dipendam saja sampai suatu hari Anisa mengandung lagi. Tapi sekali ini ada perilaku Anisa yang tak biasa. Dia selalu tampak ketakutan dan merengek mengajak Ferdy pindah cari rumah kontrakan saja. Ferdy pun tak habis pikir. Sudah punya rumah sendiri yang tak perlu keluar biaya kok malah ngajak cari rumah kontrakan ?

Mau tak mau dicecarlah istrinya itu dengan pertanyaan dan akhirnya mengaku. Kata Anisa, ketika mengandung yang sudah-sudah, setiap kandungan berumur 4 bulan dia bermimpi didatangi seorang nenek-nenek. Nenek itu menyuruhnya agar menggugurkan kandungannya. Soalnya kalau lahir nanti akan membuat gaduh suasana di rumah. Setiap kali si nenek menyuruh, Anisa selalu menolak perintahnya. Si nenek pun marah-marah. Lalu perutnya tiap-tiap kali terasa seperti diremas-remas selama 3 hari sampai akhirnya mengalami keguguran.

" Aku khawatir kejadian seperti itu berulang kembali, Mas. Makanya yuk kita pindah rumah aja atau pulang ke rumah orang tuaku !" rengek Anisa pada suaminya.

Demi membuat tentram hati istrinya, Ferdy pun menuruti keinginan itu. Berdua segera mereka pergi ke rumah orang tua Anisa, Pak Hamdan. Sesampainya, segera diceritakanlah permasalahan Anisa kepada bapaknya. Pak Hamdan pun bisa mengerti dan untuk sementara mereka diperbolehkan tinggal di rumahnya.

"Tapi kamu jangan cuma mengalah, Fer !" kata Pak Hamdan kepada menantunya, Ferdy.

"Rumah itu kepunyaanmu, artinya kamu yang paling berwenang menempati. Maka siapapun yang berani mengganggu di situ, harus disingkirkan !"

"Jadi Bapak percaya kalau rumah itu ditempati mahkluk halus yang jadi penyebab keguguran kandungan Anisa ?" tanya Ferdy.

"Aku yakin, Fer !" jawab tegas Pak Hamdan.

" Rumah itu dibeli bapakmu ketika kamu belum lahir, lalu didiamkan tanpa ada yang menempati. Rumah seperti itu biasanya kemudian ditempatu mahkluk halus."

"Tapi aku sendiri tak punya ilmu untuk menghadapi mahkluk semacam itu. Sebaiknya ayo kita temui kawan bapak mondok di pesantren dulu ! Dia punya ilmunya. Nanti biar dia yang mengatasi masalah ini."

"Baiklah Pak, saya ikut", jawab Ferdy.

Akhirnya dua orang itu menemui Kyai Hanafi di rumahnya. Kawan sekolah Pak Hamdan di pondok pesantren dulu. Setelah berbasa-basi sebentar sebagai kawan lama, Pak Hamdan segera menceritakan masalahnya kepada Kyai Hanafi sekalian meminta bantuannya. Mendengar itu, Kyai Hanafi segera pamit sejenak masuk ke kamarnya. Setelah selesai dzikir, Kyai Hanafi segera keluar lagi menemui mereka berdua sambil tersenyum.

" Besok Malam Jum'at kita berkumpul saja di rumah Ferdy. Cari orang lagi supaya genap ada 7 orang termasuk kita", kata Kyai Hanafi.

Pada hari yang ditentukan, sekitar ba'da isya' persis, 6 orang termasuk Ferdy dan Pak Hamdan terlihat sudah berkumpul di kediaman Ferdy. Tak lama Kyai Hanafi muncul. Sampai depan pintu, dia berhenti sejenak mengheningkan cipta.

"Nak Ferdy, tolong semua lampu di dalam rumah dimatikan semua ! Biar lampu yang di emperan luar rumah saja yang menyala", perintah Kyai Hanafi kepada Ferdy tiba-tiba.

Ketujuh orang itu kemudian berkumpul di ruang tengah dalam kondisi gelap-gelapan. Dengan dipimpin Kya Hanafi, do'a - do'a dipanjatkan. Lalu ayat-ayat suci dibacakan bersama-sama dilanjut dzikir.

Sekitaran 1 jam ketujuh orang itu melakukan ritual, mendadak muncul suara perempuan tua mengaduh kesakitan. Kyai Hanafi segera memberi komando agar dzikir dihentikan sehingga suara nenek-nenek tersebut makin terdengar jelas. Semua bisa mendengar suaranya, tapi hanya Kyai Hanafi yang bisa melihatnya.

www.boombastis.com/hantu-seram-belitung/65204
www.boombastis.com/hantu-seram-belitung/65204

Kyai Hanafi segera bangkit dari duduk bersilanya, lalu melangkah menuju kamar paling belakang dekat dapur. Yang lain tetap pada posisi dan merapatkan duduknya. Merinding ketakutan.

"Aku sudah lama tinggal di sini, kok mau diusir. Terus aku harus tinggal di mana ?" kata suara nenek-nenek diiringi tangis sesenggukan.

"Ketahuilah Kisanak !" jawab Kyai Hanafi setengah berteriak.

"Rumah ini ada yang punya. Bangsa kami, bangsa manusia. Kalau kamu ingin tempat tinggal yang aman, pergilah ke arah selatan. Di sana ada banyak tempat yang bisa kau tinggali !"

"Semua sudah ditakdirkan Allah, diberi tempat sendiri-sendiri. Tidak boleh saling merebut tempat yang bukan haknya ! Siap melanggar aturan Allah, maka akan terkena Rajah Sabda Suci !"

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka sendiri secara keras. Lalu angin lumayan kencang menerpa Kyai Hanafi hingga pecinya terjatuh. Kyai Hanafi pun terus membaca  dzikir keras-keras dan keenam orang lain pun segera menyahut ikut berdzikir.

"Alhamdulillah....!" kata Kyai Hanafi tak lama kemudian.

"Nak Ferdy, hidupkan lagi lampunya !" perintahnya segera kepada Ferdy.

Tak berapa lama seluruh ruangan pun terang kembali. Kyai Hanafi kembali duduk berkumpul bersama yang lain. Wajahnya tersenyum sambil mulutnya masih tampak komat-kamit melafalkan dzikir. Semua orang pun merasa lega.

"Rumahnya sudah bersih. Ferdy dan Anisa sudah boleh menempati lagi dengan tenang", kata Kyai Hanafi kemudian.

"Tapi supaya hati Anisa lebih tenang, kamu sebaiknya ikut tinggal di sini barang sementara waktu, Ndan !" saran Kyai Hanafi kepada Pak Hamdan.

Pak Hamdan dengan senang hati menuruti saran Kyai Hanafi. Bahkan akhirnya tak hanya sementara waktu dia tinggal di rumah Ferdy menemani anaknya, Anisa, tapi sampai cucunya lahir dengan selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun