1. Terdapat mitos bahwa pohon yang bergetah, berbatang lurus serta berkulit pohon halus merupakan tempat tinggal makhluk halus.
Karena memiliki salah satu dari kriteria di atas, yaitu bergetah, Pule juga dianggap memiliki penunggu. Pohon pule dianggap sebagai tempat tinggal makhluk halus seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, dll. Beberapa kelompok masyarakat tertentu percaya jika pohon pule adalah tempat bersemayamnya Raja Jin. Selain itu, di bagian tengah pohon juga dipercaya sebagai tempat menyimpan mustika gaib. Oleh karena itu, banyak orang yang takut mendekati atau menyentuh pohon ini, apalagi pada malam hari.
2. Pohon pule dianggap sebagai pohon keramat yang memiliki kekuatan gaib.
Beberapa orang percaya bahwa jika meminta sesuatu kepada pohon ini dengan cara tertentu, maka permintaan tersebut akan terkabul. Namun, ada juga yang menganggap bahwa pohon ini dapat membawa sial atau malapetaka bagi orang yang tidak menghormatinya.
Di Bali, tumbuhan ini dianggap angker karena biasanya tumbuh di temapt suci, seperti pura, kuburan serta pekarangan rumah masyarakat Bali. Untuk memindahkan tanaman ini pun tidak bisa sembarangan. Masyarakat Bali harus membawa canang serta iro mangku untuk memotong bagian pohonnya.
3. Pohon pule dianggap sebagai pohon penolak bala atau penyembuh penyakit.Â
Beberapa orang percaya bahwa jika memelihara pohon ini di rumah atau pekarangan, maka akan terhindar dari bencana alam atau musibah lainnya. Selain itu, ada juga yang percaya bahwa jika meminum air rebusan kulit batang pohon ini, maka akan sembuh dari berbagai penyakit.Â
Menurut ilmu metafisika, kayu pule bisa digunakan untuk mengatasi kesurupan. Kekuatan supernatural yang dimiliki kayunya dapat mengusir energi negatif di dalam rumah, seperti roh-roh jahat yang sedang dicambuk.
4. Pohon pule juga dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur / nenek moyang. Di Desa Tekorejo,Kecamatan Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku) Timur misalnya, masyarakat lokalnya melakukan ritual yang disebut Sesaji Kautaman.Â
Upacara adat ini adalah wujud rasa hormat kepada roh leluhur yang menempat pohon pulai keramat. Tradisi ini bahkan sampai dijadikan bahan skripsi oleh mahasiswa UIN Raden Intan Lampung bernama Yunilawati.