Mohon tunggu...
Sekedar Oret Oret
Sekedar Oret Oret Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Brainstorming.. imagination.. ideas.. discussion.. then get it done! Working as content editor at http://indogroupon.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Wajah Bopeng Komnas HAM

4 Agustus 2015   21:46 Diperbarui: 4 Agustus 2015   21:46 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Setelah aku di maki- maki sama si Ibunya, dan katanya, aku kan disitu mandi, makan (3 kali selama 3 hari, karena aku beli mie sendiri sih, soalnya makannya Cuma sama sambel aja, aslinya), terus tidur dan ngecas yang gak lebih dari 30 menit dan langsung dicabut karena DILARANG NGE-CAS HP !!
Intinya aku disuruh bayar 50 ribu..

Sebenarnya aku gak masalah ya disuruh bayar 500 ribu juga (mendingan di hotel sih,,hehe), tapi sikapnya itu lho yang bikin aku ga suka, marah- marah mulu, sama tuh sama si Bapaknya !!
Si Mbak yang 1 lagi yang dari Jawa Tengah kasian banget, dia kan agak gitu ya, lelet (maaf), selalu dibentak-bentak.

Terus sekitar jam 8 aku keluar dulu alasannya mau jual HP buat nebus KTP. Aku langsung ke Kantor HAM yang di Jln. Latuharhari No. 48, Menteng, Jakarta Pusat. Aku tau kesana googling sih. Dari Kemayoran naik Metro Mini 24 ke Senen dulu dan naik lagi Metro Mini 17 yang ke Manggarai, turun di sebelum rel kereta, disitu kan pas Jalan Latuharhari, jalan ke arah kanan, sekitar 300 meter sampailah aku di Kantor HAM. Intinya aku mau minta bantuan agar KTP aku kembali tanpa harus membayar 50 ribu. Aku sampai di kantor HAM itu sekitar jam 8.35 (masih ingat karena lihat jam ditangan,hehe).. Nunggu lebih lama lagi, sekitar jam 9.10 menit baru ada yang nemuin, di ruangan khusus pengaduan, aku di temui sama petugas namanya Rian. “Bentar ya mas, saya mau nyalain dulu lampu dan AC nya” (gak penting sih).
Aku ceritain semuanya dari awal sampai akhir (gak sampai 1 menit udah beres kok ceritanya), dan ternyata aku gak bisa dibantu.. HUFT

Aku gak mengingat alasan kenapa gak bisa dibantunya, soalnya tadi pusing banget, malah di suruh ke kantor polisi aja.. Aku sih maunya dianter sma orang HAM ke Yayasan-nya buat ngambil KTP..hehe Tapi mungkin kata si Ibu Yayasan cemen banget ya gw !! hehe PISSS !!

Tapi gak apa- apa ya.. Ya udah, akhirnya aku kembali ke Yayasan itu dan aku bilang ke Ibunya, kalau aku Cuma punya 30 ribu lagi, dan akhirnya alhamdulillah KTP kembali.. HORE !!
Aku langsung aja ke terminal Kp Rambutan, dan naik Bis Mios yang ke Bandung, 2 jam lebih nyampai deh di Bandung lagi.. terus ke kosan, bobo, mandi, dan langsung ke warnet dan nulis ini.. Rasanya wow BGT..hehe

Pesan Untuk Pembaca

Kalau anda majikan yang berniat mengambil pembantu dari Yayasan Tiga Putra Jaya,  yang alamat nya di Jalan Utan Panjang II No. 27, Kemayoran, Jakarta Pusat, saya harap anda berpikir 10 kali dulu, karena saya akan membuka beberapa kecurangan di Yayasan itu. Saya tau dari surat pembaca (baca disini 1, baca disini 2 ).
Atau searching aja di google..

Dan aku tau juga dari si Mbak, (si Mbak yang tadi aku cerita in di atas), gaji nya suka dipotong 1 bulan.. Kalau misalkan kita kerja di majikan 6 bulan dengan gaji 1 juta, 6 juta kan, nah katanya suka diminta sodaqoh 500 ribu paling minimal. Gila ya !!
Yang aku simpulkan dari Yayasan Tiga Putra Jaya,  yang alamat nya di Jalan Utan Panjang II No. 27, Kemayoran, Jakarta Pusat itu, bahwa mereka hanya mencari keuntungan pribadi tanpa memikirkan nasib dan penderitaan orang lain..

Oh iya, aku tidak menyesal kok, karena aku bisa mendapatkan banyak pelajaran berharga.. Dan sekarang aku mau nyari kerja di daerah Bandung aja..

Kalau kamu yang membaca ini kaget, pembantu kok punya blog..hehe.. Jangan kaget juga, ini baru 1 dari sekian Yayasan PRT yang culas. Mungkin yang lain lebih menderita..
Buat saudara pembantu sekalian, yang sabar ya.

NB: Tidak ada maksud menyudutkan sebuah pihak atau siapa pun, dan ini memang kenyataan dan saya alami..
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun