Para ahli, termasuk perwakilan dari PKM Kedungkandang, akan memberikan wawasan mendalam dan pengalaman praktis mereka dalam menghadapi situasi pandemi. Pelatihan akan ditutup dengan sesi roleplay yang melibatkan situasi kehidupan nyata, memungkinkan peserta untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh dalam konteks praktis.
Komunikasi efektif akan diintegrasikan sebagai tema lintas selama pelatihan, menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan akurat dalam menangani situasi darurat kesehatan masyarakat. Peserta akan diberikan peluang untuk berlatih keterampilan komunikasi ini melalui diskusi kelompok, simulasi, dan pertukaran pengalaman.
Dengan demikian, pelatihan ini dirancang untuk memberikan peserta pemahaman mendalam tentang langkah-langkah kunci dalam menangani pandemi, dari identifikasi kasus hingga implementasi strategi pengendalian dan respons yang efektif.
Rangkaian kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga melibatkan peserta dalam simulasi dan diskusi aktif, bertujuan agar mereka mampu mengaplikasikan informasi yang diterima. Harapannya, kader tuberkulosis mahasiswa akan menjadi agen perubahan dalam penanggulangan TBC di lingkungan mereka.
Momentum pelatihan berlanjut pada 8-10 Desember 2023 dengan kegiatan pelatihan lapangan. Para peserta akan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan praktis mereka dalam deteksi dini, pengawasan pasien, dan penyuluhan masyarakat, bekerja sama dengan kader tuberkulosis dari SSR Yabhysa kota Malang.
Program pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan detil tentang tuberkulosis tetapi juga menekankan pengembangan keterampilan praktis. Para peserta tidak hanya menjadi ahli dalam deteksi dan penanganan tuberkulosis, tetapi juga diberdayakan dengan keterampilan advokasi dan kepemimpinan.
Mengambil langkah nyata, peserta akan merancang dan melaksanakan proyek aksi di kampus, seperti kampanye penyuluhan atau pendirian pusat informasi kesehatan respiratori. Kolaborasi dengan pihak eksternal, termasuk institusi kesehatan dan organisasi non-pemerintah, menjadi bagian integral untuk memberikan wawasan mendalam dan memperluas dampak.
Program ini tidak hanya memusatkan pada perubahan di kampus, tetapi juga mendorong peserta untuk menjadi percontohan perubahan di masyarakat sekitarnya. Melalui proyek kolaboratif, diharapkan tercipta model perubahan yang dapat diadopsi oleh masyarakat umum.
Sebuah sistem evaluasi berkelanjutan akan mengukur dampak kontribusi para kader tuberkulosis, sementara pemantauan terus-menerus akan mengidentifikasi area perubahan positif dan memandu perbaikan lanjutan.