Mohon tunggu...
Dewi Sekar Uni
Dewi Sekar Uni Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menggapai Ridho Allah lewat jalur menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Navigating Self Management in the Digital Age

7 Agustus 2024   08:20 Diperbarui: 7 Agustus 2024   09:13 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self Management by geralt Pixabay 

Apakah kalian pernah merasakan stress, suka menunda-nunda pekerjaan, dan belum memiliki visi atau rencana jangka panjang yang jelas dalam mencapai tujuan hidup atau karir?

Lalu bagaimana caranya untuk tetap produktif di era digital dan teknologi yang cepat berkembang saat ini?

Coba, pilihlah 2 hal yang paling sering kalian rasakan atau hadapi:

1. Stress

2. Prokrastinasi

3. Produktivitas rendah

4. Kehilangan fokus

5. Tugas terbengkalai

6. Rasa bersalah

7. Hubungan terganggu

8. Kesehatan menurun

9. Penundaan keputusan

10. Kehilangan kesempatan

11. Ketidakpuasan pribadi

12. Kinerja kerja buruk

13. Overwelm

14. Kebiasaan buruk

15. Tidak terorganisir

16. Kehilangan motivasi

17. Keuangan tidak terkendali

18. Penurunan kreativitas

19. Kepuasan hidup menurun

20. Kehilangan reputasi

21. Konflik pribadi

22. Kurang percaya diri

23. Isolasi Sosial

24. Kesulitan belajar

25. Penurunan produktivitas kerja

"The key to those things might have been starting with self management."

Part 1: Memahami Digital World

Pada tahun 1993, Vernor Vinge menerbitkan essay "The Coming Technological Singularity".

Dalam essay tersebut dijelaskan tentang suatu masa ketika kecerdasan buatan atau Artificial Intelegent berkembang jauh sehingga melampaui kecerdasan manusia dan mengubah peradaban serta umat manusia.

Tingkat pertumbuhan jumlah populasi makhluk hidup terutama manusia di bumi ini pun semakin meningkat seiring berjalannya waktu. 

Dahulu, untuk mencapai 1 Milyar pertumbuhan makhluk hidup di bumi membutuhkan waktu sekitar 1800 tahun. Dan untuk mencapai 2 Milyar berikutnya hanya membutuhkan waktu sekitar 100 tahun dan butuh waktu 30 tahun untuk mencapai 1 Milyar berikutnya. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa meledaknya tingkat pertumbuhan penduduk dan makhluk hidup akan berdampak pada aspek-aspek yang lainnya. Serta tingkat hubungan manusia akan semakin kompleks, dengan alam pun tingkat kompleksnya akan semakin tinggi. 

VUCA WORLD

Kita sedang menghadapi masa atau era yang disebut Vuca. Karena teknologi berkembang sangat pesat, sehingga mengakibatkan kondisi atau era Vuca.

Pembagian vuca world adalah sebagai berikut:

1. Volatility (Rapid and unexpected challenges)

Perubahan-perubahan bergerak sangat cepat dan banyak sekali tantangan-tantangan diluar ekspektasi kita. 

2. Uncertainty (Pending change known unknowns)

Sumber informasi bergerak sangat cepat dan setiap orang dengan segala profesi bisa menyampaikan informasi, sehingga kita tidak sepenuhnya yakin terhadap informasi yang belum tentu benar dan pasti.  

3. Complexity (Multiple key decision factors)

Kehidupan kita semakin kompleks. Karena semakin meningkatnya pertumbuhan revolusi industri.

4. Ambiguity (Too many unknown)

Kita akan mengalami ketidaktahuan karena semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan. Kita akan bingung apa tujuan kita dalam melakukan sesuatu. Akan lebih banyak hal yang akan membuat kita khawatir karena sifatnya ambigu atau tidak jelas kebenarannya, tidak pasti dan semakin kompleks. 

BANI WORLD

1. Brittle (Mudah patah dan menyerah)

Kita akan merasa mudah patah dan menyerah karena sering membandingkan diri kita dengan orang lain yang kita sendiri tidak kenal. Seperti membandingkan pencapaian orang lain di sosial media. 

2. Anxious (Khawatir)

Kita akan mudah merasa khawatir setelah kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Merasa diri sendiri stuck atau diam ditempat dan tidak ada pencapaian apapun. 

3. Non Linear 

Hidup yang semakin kompleks akan menimbulkan hal-hal yang sifatnya non linear. Bingung hidup ini arahnya mau dibawa kemana, bingung dengan tujuan hidup, bingung mau belajar apa dan bagaimana.

4. Incomprehensible (Sulit dimengerti/dipahami)

Kita merasa di era ini semakin sulit dimengerti seperti seseorang yang sudah viral nanti turun lagi dan begitu seterusnya.

"Maybe one of the ways to handle those things is through self management."

Apa itu Self Management? Kenapa Penting?

Berdasarkan buku "Emotional Intelligence" karya Daniel Goleman dijelaskan bahwa,

Self Management adalah salah satu dari lima komponen utama kecerdasan emosional, yang melibatkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan impuls serta bertindak dengan integritas.

Lalu, dalam buku "Self Management: How to Develop Willpower, Self Discipline, and Self Control" karya Patricia Patton dijelaskan bahwa, Self Management sebagai kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dalam berbagai situasi. Ini termasuk kemampuan untuk menetapkan tujuan, memotivasi diri sendiri, dan mengatur perilaku serta tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Charles Manz dalam bukunya "Self Leadership: The Definitive Guide to Personal Excellence" mendefinisikan Self Management sebagai kemampuan individu untuk memimpin diri mereka sendiri menuju peningkatan kinerja dan efektivitas pribadi.

Berdasarkan Jurnal Medis Inggris dijelaskan bahwa, suasana hati, kebiasaan, dan perilaku kita, cara kita melakukan management diri melintasi jejaring sosial pada tingkat yang tidak disadari hingga tiga derajat keterpisahan.

Dalam keadaan kita sehat (healthy) kita selalu membutuhkan self care. Dan disaat kita sedang dalam keadaan stress (stressed) kita selalu membutuhkan social support. Begitu pun ketika kita berada dalam kondisi struggling dan in crisis kita selalu membutuhkan professional help.

So, why are self management skills important?

1. Achieving goals

2. Getting more done

3. Nurturing emotional well being

4. Boosting self confidence

5. Building strong relationships

6. Facilitating career growth

The Change Adaptive Leader : 

1. Me: Adaptive Self (Change IQ, Wellbeing and Resillence, Qi Mindset ad Behaviors)

Qi Mindset atau Qi Skill merupakan kemampuan untuk membantu anak-anak zaman sekarang untuk sukses. 

2. We: Adaptive Team (Curiosly & Innovation, Human Centred Leadership, Leading Positive Interactions, neurosdece of change)

3. Us: Adaptive Organisation (Creating Operating Models, Creating Shared Clarity, Change Sponsorship, Change Strategy & Planning)

The Johari Window

Self awareness and interpersonal skills can really benefit our success in the workplace. The Johari Window is a straightforward framework that can help you gain insights into yourself and others, leading to better communication, collaboration, and personal growth.

1. What You Know: The hidden area (You know, they don't)

2. What Others Know: The blind spot (They know, you don't)

3. The open area: You both know

Karena kita tidak paham dengan diri kita namun orang lain tau maka kita perlu bertanya kepada orang-orang terdekat kita.

Performance Psychological Organization Matrix

1. Psychological Safety : Comfort Zone & Learning Zone

2. Performance Pressure : Apathy Zone & Anxiety Zone

3. The Best Time Management Techniques

Mastering time management will benefit you in several ways:

1. Greater productivity

2. Less stress

3. More time for yourself, family, and friends

4. Better work life balance

5. Covey's Matrix & Eisenhower Principle

The Eisenhower Decision Matrix:

1. Important & Urgent : Do (Do it now) example: Crises, Emergencies, Deadlines, Last Minute Revisions

2. Important & not urgent : Decide (Schedule a time to do it) example: Pre planning, Goal Setting, Relationship Building, Researching

3. Not important & Urgent : Delegate (Who can do it for you?) example: Meeting, Interruptions, On going Tasks, Some time wasters

4. Not important & not urgent : Delete (Elminate it) example: Trivial Tasks, Many Interruptions, Mindless Activities, Excessive Time Wasters

Pareto  Principle

Untuk menghasilkan kacang tanah yang bagus tentu kita perlu mencari 20% bibit kacang tanah terbaik juga. Banyak sekali kekuasaan-kekuasaan di sebuah negara hanya dikuasai oleh 20% orang saja dan yang lainnya menguasai 80% nya. 

Sama halnya kita, terkadang kita hanya berfokus pada 80% hal-hal yang kita lakukan hasilnya hanya 20% saja, karena kita terlalu mengerjakan banyak hal. Jadinya kita tidak fokus dan hasilnya tidak maksimal. Tetapi ketika kita mencoba fokus pada 20% yang ingin kita lakukan dan kita fokus ternyata hasil produktifitasnya tinggi. 

Misalnya ketika kita ingin nulis buku, tapi ternyata semuanya ingin dikerjakan akhirnya buku tersebut tidak berhasil diterbitkan. Tapi jika kita fokus menulis buku saja akhirnya buku itu pun jadi dan berhasil terbit sehingga penjualan pun banyak sehingga resultnya pun tinggi. Fokus pada 20% hal yang ingin kita lakukan maka hasilnya akan jauh lebih besar daripada fokus pada banyak hal hasilnya jadi kurang maksimal.

ABC Principle

A (Very important)

B (not as important)

C ( marginally important)

Selalu buat list kategori untuk hal-hal atau pekerjaan yang terbilang prioritas, mendesak, ataupun tidak mendesak bahkan tidak terlalu penting.

Hal yang sangat mendesak seharusnya diselesaikan terlebih dahulu.

"Semua orang di dunia ini (Presiden, Menteri, Elon Mask, Habibie, dan lain lain) punya waktu yang sama 24 Jam/hari, yang membedakan adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu kita." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun