Mohon tunggu...
Dewi Sekar Uni
Dewi Sekar Uni Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menggapai Ridho Allah lewat jalur menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apakah Industri Self Improvement Membantu Kehidupan Sehari-hari?

20 Juli 2023   22:39 Diperbarui: 3 Agustus 2023   12:44 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin kita semua sudah tidak asing lagi dengan istilah self improvement, self development atau bahkan self help. Kita semua pasti tidak jauh dari industri ini. Bahkan dari kita sudah banyak yang subscribe dan follow akun-akun atau channel dan media pengembangan diri.

Topik self improvement sebenarnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu, namun menariknya masih menjadi tren hingga saat ini. Bahkan industri self improvement itu sudah bertransformasi menjadi multibilliand dollar industry yang diprediksi akan menembus angka 14 Milliar Dollar Amerika.

Nah, kita bisa melihat dan memperhatikan ketika kita masuk ke toko buku seperti Gramedia kita akan sadar kalau buku-buku best seller yang dipajang di depan biasanya sebagian besar diisi dengan buku-buku bergenre self improvement.

Menariknya lagi 75 juta konsumen self improvement adalah generasi milenial dan generasi Z termasuk kita semua. Dari fenomena ini, saya menemukan hal menarik yang sangat penting untuk kita bahas.

Pertama, jika angka konsumennya setinggi dan sebanyak itu namun masih banyak orang-orang yang struggling dalam kehidupannya. Kedua, mengapa semakin banyak orang yang terkena mental issue atau terkena masalah mental bahkan sampai terkena gangguan mental. Ketiga, apa rahasia dibalik megahnya dan trennya industri self improvement?

Okey, kita akan bahas satu persatu simak artikel ini sampai habis ya.

Sebelumnya apa pengertian dari self improvement atau self help itu?

Self Improvement atau self help adalah metode pengembangan diri yang dilakukan secara mandiri, jadi lebih simplenya industri self improvement adalah ketika orang-orang bertemu dengan suatu konten atau produk yang dimana konten atau produk tersebut dibeli untuk membantu kita mengembangkan diri secara mandiri.

Perlu diketahui, bahwa produk-produk industri self improvement itu ada berbagai macam bentuknya. Tidak hanya buku saja namun ada webinar, coaching, video, podcast dan lain sebagainya.

Produk-produk self improvement itu membahas berbagai macam topik mulai dari motivasi, cara menghilangkan kebiasaan buruk, membangun mindset, relationship, personal finance, lifestyle dan lain sebagainya.

Sebagian besar dari kita pasti memiliki satu goals yang related sama industri self improvement ini. Misalnya hal sederhana tentang bagaimana cara mengecilkan perut itu juga sudah termasuk self improvement.

Pertanyaannya, apakah industri self improvement benar-benar membantu kita?

Jawabannya antara iya atau tidak.

Mark Manson penulis buku berjudul "Seni Bersikap Bodo Amat" menjelaskan bahwa self improvement itu sebenarnya membuat seseorang merasa rendah diri dan merasa insecure. Sering kali produk self improvement memberikan ekspektasi yang kurang realistis kepada audience.

Misalnya kita pernah mendengar kalimat, "Semua orang bisa sukses kalau saya bisa kamu juga pasti bisa." Kalimat tersebut seakan-akan memberikan arti bahwa kesuksesan itu diukur dengan hal-hal yang lainnya saja bukan kerja keras, seperti variabel privilege, skill dan lain sebagainya.

Namun, di sisi lain tidak banyak juga orang yang akhirnya merasa terbantu dengan produk self improvement. Bisa jadi kita punya kenalan yang akhirnya berubah menjadi lebih baik setelah mengonsumsi produk self improvement. Bisa jadi ada yang berhasil bangun bisnis karena belajar dari buku seputar leadership dan management atau bisa jadi ada yang berhasil mengubah kebiasaan buruknya dan hidup menjadi lebih produktif.

Jadi, dapat dipahami bahwa tidak ada yang salah disini baik industrinya ataupun orangnya. Dan hal ini tergantung dari diri kita masing-masing. Jika kita merasa tidak produktif, merasa stress, merasa jenuh, merasa tidak punya tujuan hidup dan lain sebagainya tentunya kita akan mencari solusi dari berbagai sumber baik melalui buku, podcast, video motivasi, konsultasi, dan lain-lain.

Permasalahannya jika kita hanya sekedar mencari informasi saja mungkin tidak akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan hidup untuk menjadi lebih baik. Dan tidak hanya mencari informasi saja, ketika kita mengikuti webinar, training dan lain sebagainya jika kita tidak serius dan tidak action atau mengambil tindakan itu juga tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah.

Mencari informasi itu sebenarnya kita ada di salah satu tahap dari enam tahap yang dalam waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan bisa mengubah diri kita.

Di tahap itu kita hanya melakukan preparation dan tidak melakukan action atau yang benar-benar mengambil tindakan dan tidak serius melakukan perubahan diri agar perilaku buruknya bisa hilang.

Akhirnya inilah yang akan menjadi alasan kita sering merasa stuck walaupun sudah belajar self improvement dan bisa jadi kita sudah action tapi tidak konsisten dan sering malas-malasan. Bisa jadi kita semakin ketagihan mengikuti webinar atau training yang harganya mahal sampai habis berjuta-juta namun ketika kita tidak melakukan apapun, maka tidak akan membawa perubahan yang signifikan pada diri kita.

Seperti yang dijelaskan pada teori Analysis Paralysis yang menyatakan bahwa ketika kita sudah merasa berkembang dan banyak belajar tetapi kenyataannya kita tidak benar-benar improve dan cenderung stuck.

Cara terbaik untuk menyikapi self improvement adalah bukan memperdebatkan siapa yang salah dan siapa yang benar. Karena sama saja seperti tools, pisau atau apapun itu apakah kita bisa menyalahkan pisau karena pisau bisa melukai orang? Tentu tidak. Apakah kita bisa menyalahkan mobil yang membuat jalanan semakin macet? Bisa saja namun tidak pragmatis jika kita hanya serba menyalahkan keadaan tanpa menemukan solusi. Apalagi ketika melibatkan hal yang jauh diluar jangkauan kita.

Nah, cara yang paling tepat yaitu fokus pada diri sendiri. Kita bisa mencoba untuk fokus dan mengendalikan apa yang memang bisa dikendalikan oleh diri kita sendiri.

Ada beberapa cara agar tidak terkena dampak dari industri self improvement yaitu sebagai berikut.

1. Lakukan riset

Hal yang pertama dan paling dasar yang harus kita lakukan adalah riset terlebih dahulu. Ketika kita belajar suatu hal riset dahulu sumber-sumbernya, terpercaya, valid, realistis atau tidak dan apakah sudah sesuai dengan goals kita atau tidak. Jika sumber-sumber itu tidak sesuai sama diri kita dan tidak masuk akal kita bisa segera berhenti dan mencari sumber lain jika tidak maka akan merugikan diri kita sendiri.

Contohnya self help yang sering dikritik adalah buku berjudul "The Secret" yang membahas mengenai low of attraction. Meskipun kita tidak bisa melabel sesuatu itu negatif sepenuhnya, karena bisa jadi berdampak positif.

Tapi coba kita bayangkan ketika kita sudah membeli webinar dan seminar yang berbayar puluhan juta ternyata efeknya hanya dari sendiri maksudnya, bukan karena webinar atau seminarnya tetapi karena diri kita sendiri yang percaya bahwa ini akan menghasilkan dan berefek baik bagi diri sendiri. Hal itu hanya akan membuang-buang waktu dan uang kita yang sebenarnya kita sendiri bisa melakukan metode lain yang lebih efektif.

2. Pahami langkah-langkah untuk berubah

Pahami saja step by step bagaimana caranya diri kita ini bisa berubah. Kita harus sadar bahwa self improvement ini tidak cukup hanya belajar saja tetapi juga perlu action.

Kita perlu sadar bahwa kita memiliki masalah lalu mencari tahu solusinya harus bagaimana dan kita harus prepare dan action serta melakukan maintenance atau perubahan diri yang lebih baik meskipun membutuhkan waktu berbulan-bulan sampai akhirnya relate dan kita bisa tahu bahwa kebiasaan-kebiasaan buruk kita dahulu memang harus dihilangkan.

3. Jangan sebatas belajar self improvement

Jangan pernah membatasi diri hanya belajar self improvement saja. Memang self improvement itu penting karena kita akan memperoleh motivasi dan pemikiran baru tapi self improvement itu bukanlah satu-satunya hal yang bisa dan perlu kita pelajari. Banyak ilmu dan skill lain yang perlu dipelajari untuk menunjang kehidupan dan karir kita. Banyak ilmu-ilmu lain yang juga harus kita pelajari agar kita bisa survive dalam menjalani hidup. Misalnya, kita pelu belajar tentang keuangan, parenting, relationship, agama, dan lain sebagainya.

Itulah pembahasan mengenai industri self improvement yang tentunya cukup membantu dalam kehidupan kita jika kita benar-benar action dan serius namun tidak semua hal dalam kehidupan bisa diselesaikan hanya dengan belajar self improvement.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun