Mohon tunggu...
Dewi Sekar Uni
Dewi Sekar Uni Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menggapai Ridho Allah lewat jalur menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sepucuk Surat Cinta untuk Kampung Halaman yang Dirindukan

30 April 2023   23:20 Diperbarui: 18 Maret 2024   23:25 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepucuk Surat Cinta Untuk Kampung Halaman (sumber: geralt by pixabay)

Dear Kebumen, kampung halaman yang ku rindukan.

Meskipun kita hanya bertemu satu tahun sekali saat Idul Fitri, namun kampung halaman akan selalu menjadi tempat pertama yang paling ku rindukan.

Tentang suasana kampung yang begitu menenangkan, suasana keluarga yang begitu mendamaikan, makanan-makanan favorit yang selalu dirindukan serta hal-hal lain yang membuat ku ingin kembali lagi ke kampung halaman tercinta.

Tugu Kota Kebumen (sumber: facebook @kebumen beriman)
Tugu Kota Kebumen (sumber: facebook @kebumen beriman)

Kini, kita berjauhan lagi. Sebab, memang sudah takdir yang membawa kita pada kehidupan masing-masing. Tidak seperti suasana dahulu, ketika kita pulang ke kampung halaman mungkin terasa sangat menyenangkan bahkan menjadi momen yang paling membahagiakan. Karena saat itu, kita masih bisa saling bermaaf-maafan, masih bisa makan bersama, masih bisa menonton televisi bersama dengan film kesukaan, masih bisa bercerita seru-seruan bersama, masih bisa pergi berlibur bersama dan berkumpul bersama dengan orang-orang yang kita sayangi. Intinya dulu, kita masih bisa sama-sama menyempatkan waktu kita untuk keluarga tercinta. Sesibuk apapun kondisi dan situasinya.

Suasana pulang ke kampung halaman untuk tahun ini mungkin terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Selalu begitu, akan ada perbedaan di setiap tahunnya.

Momen mudik ku tahun ini terasa sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Entah, mengapa terasa sangat berbeda. Mungkin karena ada beberapa orang-orang tersayang yang sudah Allah panggil duluan, sehingga kita tidak bisa berjumpa lagi. Mungkin, karena waktu dan keadaan yang tidak memungkinkan kita berkumpul bersama lagi seperti dahulu.

Sungguh, mudik tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Ya bukan berarti tidak bersyukur dari keadaan saat ini, namun lebih menerima apa yang ada dengan segala keadaannya.

Lebih belajar ikhlas dan sabar, serta sedikit belajar melupakan kenangan-kenangan indah dahulu, perlahan meski sulit terlupakan. Dan aku cukup berterimakasih atas semua kenangan indahnya.

Teruntuk ibu, bapak, nenek, kakek, paman, bibi, sepupu, dan adik-adik tercinta. Maaf ya, mungkin mudik tahun ini rasanya aku belum bisa memberikan apapun dan belum bisa memberikan sesuatu yang terbaik bagi kalian. Namun, yang bisa ku lakukan dan akan selalu ku lakukan saat ini dan selamanya adalah berdoa demi kebaikan kalian dan kita semua.

Semoga kalian selalu sehat dan semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun kalian berada. Dan teruntuk orang-orang tersayang yang telah tiada, semoga Allah tempatkan kalian di Surga-Nya sehingga suatu saat nanti kita bisa dipertemukan kembali dan berkumpul bersama lagi disana dengan kehidupan yang lebih baik dan lebih membahagiakan. Aamiin...

Dan untuk keluarga tercinta yang masih ada di kampung halaman, aku tak akan mengucapkan selamat tinggal. Sebab, aku tak mau ada perpisahan diantara kita. Aku masih punya harapan bahwa kita masih bisa dipertemukan dan berjumpa kembali suatu saat nanti. Entah kapan lagi, namun pasti akan ada waktunya dipertemukan. Maka aku akan mengucapkan sampai jumpa kampung halaman tercinta. Sampai bertemu kembali di lain waktu.

Tugu selamat datang kota Kebumen (sumber: twitter @rukmana)
Tugu selamat datang kota Kebumen (sumber: twitter @rukmana)

Dan sampai jumpa kue satu, sagon, slondok, lanting, tempe mendoan dan kawan-kawannya. Kalian akan menjadi makanan-makanan favorit yang paling ku rindukan dan selalu ku rindukan, hehe.

Dan pastinya makanan yang tidak boleh ketinggalan adalah makanan yang dimasak oleh nenek tersayang. Semoga dilain waktu atau tahun depan aku masih bisa mencicipi dan makan masakan buatan nenek tercinta.

See you all...

Dariku, Perantau yang selalu merindukan kampung halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun