Mohon tunggu...
Dewi Sekar Uni
Dewi Sekar Uni Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menggapai Ridho Allah lewat jalur menulis.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Nostalgia: Mengenang Kembali Moment Indah Masa Kecil di Bulan Ramadhan yang Tak Akan Pernah Terlupakan

2 April 2023   22:50 Diperbarui: 2 April 2023   23:13 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa dan spesial serta paling dinanti kehadirannya oleh seluruh umat Muslim. Tak heran jika moment indah masa kecil saat bulan Ramadhan itu teringat kembali ketika sudah dewasa.

Ramadhan tahun ini jatuh pada tanggal 23 Maret 2023 tepat sehari setelah aku berulang tahun yang ke-22. Menurutku, Ramadhan tahun ini merupakan kado terindah dari Allah, karena diumur  yang sekarang ini Allah ijinkan aku bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang sangat istimewa ini. Aku bersyukur telah dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan.

Di meja tempat belajar, aku pun termenung dan teringat kembali akan moment indah masa kecil di Bulan Ramadhan yang tak akan pernah aku lupakan.

Dulu, saat aku masih kecil ketika aku berusia 9 tahun aku mulai belajar untuk berpuasa. Meskipun pada saat itu, aku masih berpuasa setengah hari atau dalam istilah Jawanya "Puasa Mbeduk" yang artinya berpuasa tapi hanya setengah hari.

 Baru puasa sebentar saja sudah terasa lapar dan haus. Jadi, aku berpuasa dari pagi sampai adzan Dzuhur lalu lanjut puasa lagi di sore hari hingga adzan Magrib. Begitulah puasanya si gadis kecil yang kini membuatku tertawa ketika mengingatnya kembali.

Dulu, saat aku masih kecil bapak selalu memarahiku ketika aku meninggalkan sholat wajib 5 waktu. Aku selalu menuruti perintah bapak karena tidak ingin kena pukul. Bapak selalu menasihatiku untuk terus belajar mengaji dan ikut mengaji saat acara tadarus Al-Quran setelah sholat tarawih selesai di musholla dekat rumah. Setelah mengaji aku lalu diperbolehkan untuk bermain dengan teman-teman namun tidak sampai larut malam hanya sampai jam sepuluh saja setelah itu kita pulang.

Moment indah masa kecil di bulan Ramadhan itu memang seru dan menyenangkan tidak seperti sekarang yang sudah dewasa rasanya jauh berbeda. Dulu, saat masih kecil tarawih bareng teman-teman seumuran. Kita selalu berkumpul bersama di musholla dekat rumah sebelum dan sesudah sholat tarawih. 

Namun, kini ketika sudah dewasa teman-teman entah kemana sudah berpencar dan kita berpisah karena telah menemukan tujuan hidupnya masing-masing. Ada yang sudah kuliah, ada yang sudah bekerja, ada yang sudah menikah bahkan ada yang sudah punya anak. Yah begitulah kehidupan dewasa, kita akan berakhir sendiri lagi dan terasa asing kembali seperti ketika kita belum mengenal.

Dulu, saat masih kecil ketika sholat tarawih berlangsung kita selalu berada di shof paling belakang agar ketika kultum sedang berlangsung kita bisa tiduran tanpa ada yang tau bahwa kita tidur waktu kultum atau ceramah berlangsung. 

Ada juga salah satu temanku yang jahil ketika sholat tarawih berlangsung ia menarik-narik mukena belakangku hingga rambutku kelihatan sampai kita pun tertawa bersama. Agak mengganggu orang-orang yang sholat tarawih sampai dimarahi habis-habisan sama orang tua kita. Tapi, itu tak membuat kita jera tetapi malah buat kita ketawa. Aneh juga kalau dipikir sekarang saat sudah dewasa, wkwkwk.

Dulu, saat masih kecil ketika kultum berlangsung aku selalu menulis isi kultum atau ceramah pak ustadz yang ceramah pada hari itu. Aku menulisnya di buku agenda Ramadhan yang diberikan guru agamaku sebagai tugas sekolah yang akan dikumpulkan saat Ramadhan telah berakhir. 

Aku selalu menulis ceramah pak ustadz dengan lengkap bahkan sampai buku agendaku penuh. Aku menulisnya ketika teman-temanku tertidur saat ceramah berlangsung. Mereka akan menulisnya ketika aku selesai menulis. Mereka hanya menyalin catatanku di buku mereka. Seperti itulah kebiasaan teman-temanku, mereka akan mengerjakan tugas ketika aku sudah selesai mengerjakannya.

Setelah sholat tarawih selesai aku dan teman-teman selalu meminta tanda tangan kepada ustadz yang berceramah pada hari itu. Kita mengantri satu persatu hingga semua buku agenda telah di tanda tangani. Lalu kita pun lanjut mengaji tadarus Al-Quran.

Dulu ketika masih kecil kita mengambil makanan takjil begitu banyak namun sekarang sudah dewasa mengambil takjil hanya satu saja karena mungkin rasanya sudah malu.

Setelah sholat tarawih aku dan teman-temanku lanjut bermain di lapangan dekat musholla. Ada yang bermain petasan, ada yang bermain kembang api,ada yang bermain petak umpet, ada yang bermain kejar-kejaran dan lain-lain.

Saat waktu sahur tiba, aku selalu dibangunkan ibu tepat waktu. Ibu selalu memasakanku makanan terenak dan makanan kesukaanku yaitu ayam kecap. Karena ibu tau kalau gak ada ayam aku selalu tidak mau makan hehe. Ibu selalu membuatkanku teh manis hangat dan selalu mengajarkanku untuk berdoa makan sahur lalu mengingatkanku kembali untuk membaca niat puasa.

Setelah sahur aku pun bergegas untuk sholat Subuh di musholla dekat rumah bersama bapak, ibu dan adik. Setelah sholat Subuh aku dan teman-temanku jalan-jalan pagi terkadang bersepeda pagi mengelilingi kota Ramah yang begitu sejuk dan segar di pagi hari.

Hingga mendekati waktu berbuka aku pun membantu ibu memasak dan menyiapkan menu untuk berbuka puasa.

Itulah cerita dan moment indah masa kecilku di bulan Ramadhan yang tak akan pernah aku lupakan. Masa kecil adalah moment yang paling seru, menyenangkan, dan paling dirindukan. Rasanya ketika sudah dewasa seperti ini, ingin sekali kembali kemasa kecil, namun apalah daya waktu tak akan bisa terulang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun