Mohon tunggu...
Sekar
Sekar Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis

Gravitation is not responsible for people falling in love

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asuransi Jamin Edukasi

31 Oktober 2015   22:24 Diperbarui: 2 November 2015   09:58 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 19 Agustus 2015, tribunjateng.com memberitakan tentang seorang pelajar SMK di Mijen yang terpaksa tinggal kelas karena tidak mampu melunasi biaya administrasi sekolah. Pelajar kelas XI itu menunggak biaya sekolah sebesar Rp 4,16 juta. Angka ini antara lain terdiri dari administrasi sekolah Rp 125  ribu per bulan (sewaktu kelas X), dan Rp 135 ribu per bulan (kelas XI).

DN, inisial sang pelajar tersebut akhirnya memutuskan tidak melanjutkan sekolah karena malu. Dia pun bekerja di sebuah warung soto di kawasan Unggaran sambil terus berupaya mengumpulkan uang untuk melunasi biaya sekolah.

Beberapa tahun silam saya juga pernah meliput tentang beberapa siswa SMK di Bandar Lampung yang terancam gagal mengikuti ujian karena belum melunasi biaya sekolah yang mencapai ratusan ribu rupiah.  Tapi nasib para pelajar SMK di Bandar Lampung ini masih lebih baik. Setelah diberitakan di media, kepala sekolah memberikan keringanan. Para siswa boleh mengikuti ujian meski belum melunasi uang sekolah.

Dua contoh peristiwa di atas menunjukkan beberapa hal. Pertama, biaya pendidikan di negeri ini mahal. Kedua, minimnya dana yang dipersiapkan orang tua untuk  biaya sekolah anak. Ya, orang tua. Orang tua adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam menjamin biaya pendidikan anak. Tidak mungkin kita membebankan semua biaya pendidikan kepada pemerintah. Anggaran tidak akan cukup untuk membiayai seluruh biaya pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Kalau pun pemerintah memberikan subsidi tentu diperuntukan bagi masyarakat miskin.

Mempersiapkan dana pendidikan sangatlah penting karena setiap tahunnya dana yang dbutuhkan terus naik. Konsultan keuangan Ligwina Hananto mengatakan jika biaya pendidikan rata-rata naik sekitar 20 persen per tahun. Dan beban ini masih ditambah dengan laju inflasi nasional. Membayangkan besarnya uang yang harus disiapkan tentu sangat memberatkan.

Tapi sebagai orang tua tentu ini sudah menjadi kewajiban untuk menyiapkan biaya sekolah. Ada beberapa hal yang mungkin bisa dipersiapkan saat mempersiapkan biaya pendidikan.

Persiapkan dana sejak dini.

Meski anak masih kecil atau bahkan bahkan baru lahir ada baiknya orang tua sudah menyiapkan biaya sekolah. Jangan pernah menundanya karena setiap tahun biaya pendidikan dipastikan naik. Semakin cepat orang tua menganggarkan dana untuk biaya pendidikan akan semakin baik.

Dana yang dipersiapkan tentu dapat dicicil secara bertahap. Orang tua mungkin dapat memperkirakan besarnya biaya pendidikan tentu dengan memperkirakan inflasi dan kenaikan biaya pendidikan per tahun. Semakin awal orang tua menyisahkan dana, maka uang yang akan terkumpul akan semakin besar.

Jangan tergoda untuk menggunakan dana pendidikan anak untuk keperluan konsumtif lainnya.

Memiliki dana atau simpanan terkadang membuat kita tergoda untuk menggunakannya. Ketika ada produk baru, dengan mudah kita membelinya karena ada ‘simpanan’.  Terkadang orang tua juga menggunakan apologi seperti, “nanti kan bisa diganti.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun