Mohon tunggu...
Sekarsari Sugihartono
Sekarsari Sugihartono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Hubungan Internasional

Mahasiswa Pascasarjana Hubungan Internasional UGM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penggunaan Wet Scrubber oleh Duniatex sebagai Upaya Mencapai Sustainable Development Goals

20 September 2023   12:00 Diperbarui: 20 September 2023   12:05 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain menjadi salah satu industri strategis yang menyumbang banyak pemasukan bagi negara, industri tekstil juga merupakan penyumbang polusi cukup besar, bahkan nomor dua terbesar di seluruh dunia. Pasalnya, pertumbuhan industri tekstil melaju sangat pesat terhitung mulai tahun 1986 hingga sekarang sebagai salah satu penyumbang devisa negara terbesar dari sektor nonmigas. Tidak hanya itu, industri TPT Indonesia juga merupakan salah satu produsen tekstil terbesar di dunia dikarenakan produk dari Indonesia sangat beragam baik dari hulu sampai ke hilir. 

Industri TPT juga secara tidak langsung mampu meningkatkan industri padat karya dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 3,58 juta lapangan kerja terhitung pada tahun 2022 lalu. Untuk sekarang ini, Pemerintah berupaya untuk memulihkan industri TPT yang juga terkena dampak pandemi Covid-19 serta memajukan teknologi guna meningkatkan daya saing produk Indonesia yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan ditetapkannya industri TPT sebagai salah satu Prioritas Industri 4.0, diharapkan ekosistem perekonomian tekstil Indonesia dapat pulih dan tetap maju hingga mampu memiliki daya saing yang lebih tinggi di era goncangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Salah satu dari visi dan misi dari Industri 4.0 adalah mengenalkan teknologi untuk membantu mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi energi. Untuk sekarang ini, teknologi yang sudah digunakan oleh beberapa perusahaan tekstil di Indonesia adalah mesin “Wet Scrubber”. Mesin ini adalah salah satu dari bentuk teknologi Industrial Scrubber. Teknologi ini adalah sistem penyaringan polusi yang memanfaatkan zat padat (Dry Scrubber), dan air atau cairan lainnya (Wet Scrubber) untuk menghilangkan polutan gas dan bau dari aliran pembuangan. Secara umum, keuntungan utama dari Industrial Scrubber meliputi:
-Memproses gas pembakar berisiko rendah
-Kemampuan untuk menangani aliran gas bersuhu tinggi dan lembab tanpa batasan suhu atau masalah kondensasi
-Persyaratan ruang yang kecil berarti biaya modal yang lebih rendah serta fleksibilitas lokasi
-Tidak ada sumber debu sekunder dikarenakan setelah partikel terkumpul, partikel tersebut tidak dapat keluar dari hopper atau selama pengangkutan
-Kemampuan menyerap gas dan partikel padat melalui satu perangkat
-Kemampuan untuk menetralkan gas korosif

Contoh limbah yang mengendap menjadi lumpur dalam Wet Scrubber di Duniatex. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 
Contoh limbah yang mengendap menjadi lumpur dalam Wet Scrubber di Duniatex. Sumber: Dokumentasi Pribadi. 

Air merupakan pelarut yang paling umum digunakan dalam teknologi Wet Scrubber. Dalam bentuk paling dasar dari wet scrubber, air dikemas dalam wadah logam atau komposit lalu gas yang terkontaminasi dipindahkan melalui air, kemudian air menyerap kontaminan sehingga sebagai hasilnya gas bersih akan keluar dari scrubber kemudian menyerap kontaminan, dan gas bersih keluar dari scrubber.

Sejauh ini, perusahaan Tekstil yang sudah menggunakan teknologi Wet Scrubber adalah PT Duniatex yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Perusahaan ini telah menggunakan mesin Wet Scrubber dari tahun 2005 dan mereka berpendapat bahwa teknologi ini telah banyak membantu mereka. Dengan adanya penggunaan scrubber, Duniatex merasa bahwa polusi yang ditimbulkan berkurang secara drastis dan dapat menciptakan ekosistem lingkungan hidup yang lebih sehat. Mesin ini sangat membantu mereka dalam mereduksi jumlah polusi dikarenakan partikel abu yang terkena air akan mengendap seperti lumpur dan hanya menghasilkan asap bersih yang dikeluarkan dari cerobong.  

17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau The Sustainable Development Goals. Sumber: UNICEF.org
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau The Sustainable Development Goals. Sumber: UNICEF.org

Berdasarkan dari fenomena dari penggunaan teknologi Industrial Scrubber ini, Duniatex berharap dapat mencapai beberapa visi dan misi dari Sustainable Development Goals, yaitu:
1. Industry, Innovation, and Infrastructure
2. Sustainable Cities and Communities
3. Affordable and Clean Energy
4. Clean Water and Sanitation


Apabila banyak perusahaan yang makin mengimplementasikan teknologi Scrubber seperti Duniatex, maka polusi dari industri TPT tentunya akan berkurang, sehingga dapat menciptakan ekosistem lingkungan kerja serta lingkungan hidup yang lebih sehat. Memang masih banyak skeptisme yang muncul terkait penggunaan teknologi baru ini, dengan harga yang dinilai lumayan tinggi, perlunya edukasi dan implementasi kepada tenaga kerja terkait teknologi baru ini, dan lain-lain. 

Diharapkan dengan adanya program Prioritas Industri 4.0, maka industri TPT Indonesia dapat membaik serta dapat menyerap banyak manfaat dari upaya-upaya dan teknologi baru yang masuk sehingga dapat diserap secara merata bagi kemakmuran rakyat. Perlu adanya hubungan yang kondusif serta koordinatif antara para pemangku kepentingan, perangkat negara, para pelaku industri TPT Indonesia, serta masyarakat untuk kembali menciptakan ekosistem perekonomian tekstil yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun