Mohon tunggu...
Sekarsari Sugihartono
Sekarsari Sugihartono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Hubungan Internasional

Mahasiswa Pascasarjana Hubungan Internasional UGM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Polemik Masa Depan Turki Berdasarkan Pemilihan Presiden

15 Mei 2023   12:25 Diperbarui: 15 Mei 2023   12:42 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar pemungutan suara pemilu di Turki. Sumber: shutterstock

Turki merupakan negara yang memiliki letak strategis dan memiliki hubungan erat dengan Rusia, Timur Tengah dan Negara-Negara Barat. Sebagai salah satu negara anggota NATO, Turki memegang posisi yang kuat sebagai jangkar vital di selat Bosporus dan Dardanella, yang menghubungkan Laut Hitam dengan Mediterania.

Turki berkontribusi pada keamanan internasional bersama pasukan AS di Eropa, Afrika, dan di Mediterania. Turki memiliki salah satu militer terbesar dan paling mampu di NATO. Memegang kunci hubungan diplomatik dengan banyak kubu dan negara, pemilu di Turki menjadi sangat disorot oleh publik dikarenakan hal ini menentukan langkah kebijakan selanjutnya yang akan diambil.

Pada tanggal 14 Mei 2023, pemilihan presiden dan anggota parlemen diadakan di Ankara. Berdasarkan hasil pemilihan, Erdogan mendapatkan 49,25% suara, sedangkan Kldaroglu memiliki 45,05% suara, walaupun terdapat perbedaan antara data yang diberikan oleh media pemerintah dan Dewan Pemilihan Tertinggi. Kedua kandidat tidak mencapai 50% suara sehingga besar kemungkinan terdapat pemilihan putaran kedua yang akan diadakan pada tanggal 28 Mei 2023. 

Baik Erdogan maupun Kldaroglu menerima apabila pemilihan putaran kedua diadakan. Hasil dari pemilihan presiden ini sangat ditunggu-tunggu karena tidak hanya akan memutuskan siapa yang memimpin Turki tetapi juga apakah mereka akan kembali ke jalur yang lebih sekuler dan demokratis, serta bagaimana Presiden selanjutnya akan memberi solusi dalam menangani krisis biaya hidup yang parah. 

Untuk saat ini, Turki masih mengalami inflasi yang cukup parah, dengan adanya pemilihan putaran kedua di akhir bulan Mei, maka negara ini juga akan menghadapi ketidakpastian selama dua minggu yang dapat mengguncang pasar, dengan para analis memperkirakan perputaran dalam mata uang lokal dan pasar saham. Hal ini juga dapat menjadi polemik bagi kondisi ekonomi Turki.

Uni Eropa dan NATO sangat menantikan hasil dari pemilihan ini karena mereka memiliki beberapa kekhawatiran terhadap perubahan pemerintahan yang akan terjadi di Turki dan apakah itu akan mempengaruhi isu keamanan, ekonomi, energi, maupun isu yang lain. NATO juga khawatir tentang hubungan dekat Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kekhawatiran bahwa Turki digunakan untuk menghindari sanksi terhadap Moskow atas perangnya di Ukraina. 

Sedangkan kandidat lawan Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, telah menjanjikan lebih banyak kebebasan di dalam negeri dan kebijakan luar negeri yang dinilai berporos kearah Barat. Menilik dari pemikiran ini, hasil pemilu Turki memegang peranan vital dalam menentukan hubungan Uni Eropa serta NATO dengan Turki dan sejauh mana hal itu dapat diatur ulang dalam mengambil langkah kebijakan diplomatis selanjutnya.

Selama pemerintahannya, Presiden Erdogan telah berusaha menjaga keseimbangan hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat, namun kedekatannya dalam hubungan politik dan ekomi dengan Presiden Putin memancing kekhawatiran bagi Uni Eropa. Ketegangan Turki dengan Uni Eropa akan terus berlanjut apabila Erdogan memenangkan pemilu lagi. 

Apabila oposisi Erdogan, Kilicdaroglu memenangkan pemilu, Uni Eropa kemungkinan akan puas dengan pergeseran bertahap dari Moskow, mengakui bahwa Turki berada di tengah krisis biaya hidup dan ekonominya sangat bergantung pada Rusia. Pergeseran politik dan rezim Turki cukup diharapkan oleh Uni Eropa, namun apakah hal ini akan berdampak baik bagi rakyat di Turki atau malah menjadi bumerang dalam stabilitas keamanan yang sejauh ini sudah dibangun? Hal ini hanya akan dapat diketahui setelah hasil putaran pemilihan kedua keluar.

Para pendukung Erdogan saat pemilu berlangsung pada tanggal 14 Mei lalu. Sumber: shutterstock
Para pendukung Erdogan saat pemilu berlangsung pada tanggal 14 Mei lalu. Sumber: shutterstock

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun