Mohon tunggu...
Humaniora

BakSos Puldu

9 Januari 2016   11:50 Diperbarui: 9 Januari 2016   12:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BakSos Puldu

Ujian semester satu telah berlangsung, bukan hanya lega telah melewati minggu ujian, namun juga, gugup untuk melihat nilai hasil usaha kami di minggu ujian. Satu-persatu nilai keluar, fisika, matematika, bahasa inggris, pkn, ekonomi, dan salah satu pelajaran yang sedikit menghantui para siswa siswi SMA N 16 sosiologi yang diajarkan oleh Pak Wahyu Munanto, S.Pd.

Pak Wahyu mulai memberikan tugas perbaikkan nilai akhir, yaitu mengadakan bakti sosial ke pesantren atau panti asuhan.

Mengeluh.

Ya, itu lah yang kami lakukan sebelum menjalankan tugas ini. Mengeluh, menggerutu, menyesal, dan segala macam sifat keluar untuk mengekspresikan keadaan saat itu. Namun, walaupun kami mengeluh, kami tetap menjalankan tugas ini. Walaupun dengan wajah sedikit menekuk kesal.

Sebelum ke topik utama, saya ingin menjelaskan apa itu bakti sosial atau yang lebih dikenal baksos. Bakti             sosial adalah rasa keinginan atau kemauan seorang manusia untuk membantu manusia lainnya. Dengan bakti sosial ini kita dapat mengeratkan tali silaturahmi kepada masyarakat sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan dari kita.

Tujuan dari bakti sosial sendiri yaitu:

  • Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana aktualisasi diri siswa untuk membantu sesama.
  • Memberi motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran dalam meningkatkan wawasan.
  • Mempererat hubungan kekeluargaan antara siswa dengan masyarakat.

Bakti sosial sendiri merupakan salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat, selain untuk menyadarkan kita bahwa banyak sekali orang terdekat dan sekitar kita yang membutuhkan bantuan dari kita. Memberi baju layak pakai kepada korban bencana alam, mengajarkan hal baru di pedalaman desa, menghibur anak-anak jalanan, merupakan beberapa contoh bakti sosial.

Beberapa siswa X-2 mencari panti asuhan atau pesantren yang tepat, lalu, salah satu teman dari X-2 (Azizah Nur Ramdhantika) pun me-rekomendasikan pesantren di dekat rumahnya(Pesantren Miftahul Huda). Akhirnya kami menuju pesantren yang dimaksud Azizah. Melihat keadaan pesantren yang bisa dibilang kurang indah dipandang dengan kandang kambing didepan pesantrennya membuat kami, saya khususnya, merasa iba.

Saya sendiri masih banyak sekali permintaan kepada orang tua, yang bisa dibilang, tidak masuk kedalam kategori kebutuhan. Kalau tidak dituruti akan menggerutu yang membuat telinga panas. Sedangkan mereka, dengan keadaan yang seperti itu, masih bisa menunjukkan senyum dan keikhlasannya kepada kami yang saat itu mengecek tempat yang dijadikkan objek.

Muhammad Idrus Syaifullah, Mochammad Rezza Mahendra, Steven Hizkia, Azizah Nur Ramadhantika, sebagai pengurus acara inti masuk ke ruang penerimaan tamu di gedung bagian kiri. Saya sendiri kurang tau apa yang mereka bicarakan, tapi, yang pasti membicarakan acara ini. Idrus memberi tahu anak kelas, kalau pesantren ini kurang ATK(alat tulis kerja). Akhirnya digroup yang dibuat di LINE, Idrus memberi pengumuman kalau iuran Rp.50.000,00 setiap orang dan bagi yang mempunyai baju bekas layak pakai juga bisa dibawa.

Persiapan dilakukan dengan waktu yang singkat. Pengumpulan iuran, bukan hal yang mudah untuk pengumpulan iuran ini. Akhirnya ada beberapa anak yang bayar 25.000 dulu. Pembelian ATK dibeli oleh Raisha Nadina. Pembelian isi snacks, ada yang dibuat dan ada  yang dibeli oleh seksi konsumsi.

Sebagai seksi acara, malamnya saya menyiapkan 4 hadiah khusus dari saya untuk hadiah spesial untuk beberapa orang yang berani menjawab pertanyaan dari saya. Ada novel, baju, sarung, buku rumus, buku pelajaran, rok, dan selembar kertas penyemangat untuk mereka yang mendapatkan hadiah.

Hari-h semua panitia sibuk, ada yang melenceng dari tugas, ada yang sibuk foto, ada yang nyanyi-nyanyi, ada yang makan salah satu isi snacks, ada yang telat datang dari jam yang sudah ditentukan. Namun, bukan marah atau kesal, kami malah merasa senang dan tidak kefikiran untuk marah sama sekali.

Setelah selesai membungkus snacks, kami berjalan menuju pesantren Miftahul Huda dengan senyum yang sumringah sambil membawa box yang berisi snacks dan beberapa alat pendukung untuk main games. Tidak lupa kami berdoa agar acara dilancarkan. Seksi dokumetasi mulai sibuk mengabadikan momen sebagai kenang kenangan.

Kami memasukki aula pesantren yang tidak terlalu besar. Idrus sebagai ketua pelaksana, menyampaikan beberapa patah kata untuk pesantren dan beberapa anak pesantren yang berada di aula tersebut. Ada sekat pemisah antara wanita dan laki-laki, namu, keakraban tetap terasa diantara sekat pemisah tersebut.

Satu persatu games mulai dimulai, dari pertanyaan, sholawat, dalil aqli dan naqli, dan gaes peramai sudah dimainkan dengan lancar. Lalu, games inti, yaitu estafet karet. Semua santri terlihat serius dalam memainkan games ini, tai, tetap senyum terukir manis di wajah masing-masing mereka. Hadiah dan snacks pun sudah habis dibagikan.

Acara terakhir, kami mengabadikan foto yang tidak kalah dengan photographer profesional. Dengan bermacam macam ekspresi dan gaya. Tidak ada yanng bisa menggambarkan kebahagiaan kami saat itu, kami benar-benar merasa berterima kasih kepada Pak Wahyu Munanto S.Pd. khususnya, karena tugas ini, kami merasa bukan untuk mendapatkan nilai, namun, untuk mendapatkan pengalaman, pelajaran, dan teman baru yang sangat menginspirasi.

Dear santri dan santriwati Pesantren Miftahul Huda,

Terima kasih banyak atas pelajaran yang kalian ajarkan melalui senyum ikhlas, terima kasih karena telah menerima kami diaula kalian, terima kasih karena kalian kami tahu bahwa hidup, mau itu susah atau senang, hadapilah dengan senyuman. See you soon, friends!

 

Regards,

 

Sekar Salsabilla&X.2

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun