Mohon tunggu...
Humaniora

BakSos Puldu

9 Januari 2016   11:50 Diperbarui: 9 Januari 2016   12:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Persiapan dilakukan dengan waktu yang singkat. Pengumpulan iuran, bukan hal yang mudah untuk pengumpulan iuran ini. Akhirnya ada beberapa anak yang bayar 25.000 dulu. Pembelian ATK dibeli oleh Raisha Nadina. Pembelian isi snacks, ada yang dibuat dan ada  yang dibeli oleh seksi konsumsi.

Sebagai seksi acara, malamnya saya menyiapkan 4 hadiah khusus dari saya untuk hadiah spesial untuk beberapa orang yang berani menjawab pertanyaan dari saya. Ada novel, baju, sarung, buku rumus, buku pelajaran, rok, dan selembar kertas penyemangat untuk mereka yang mendapatkan hadiah.

Hari-h semua panitia sibuk, ada yang melenceng dari tugas, ada yang sibuk foto, ada yang nyanyi-nyanyi, ada yang makan salah satu isi snacks, ada yang telat datang dari jam yang sudah ditentukan. Namun, bukan marah atau kesal, kami malah merasa senang dan tidak kefikiran untuk marah sama sekali.

Setelah selesai membungkus snacks, kami berjalan menuju pesantren Miftahul Huda dengan senyum yang sumringah sambil membawa box yang berisi snacks dan beberapa alat pendukung untuk main games. Tidak lupa kami berdoa agar acara dilancarkan. Seksi dokumetasi mulai sibuk mengabadikan momen sebagai kenang kenangan.

Kami memasukki aula pesantren yang tidak terlalu besar. Idrus sebagai ketua pelaksana, menyampaikan beberapa patah kata untuk pesantren dan beberapa anak pesantren yang berada di aula tersebut. Ada sekat pemisah antara wanita dan laki-laki, namu, keakraban tetap terasa diantara sekat pemisah tersebut.

Satu persatu games mulai dimulai, dari pertanyaan, sholawat, dalil aqli dan naqli, dan gaes peramai sudah dimainkan dengan lancar. Lalu, games inti, yaitu estafet karet. Semua santri terlihat serius dalam memainkan games ini, tai, tetap senyum terukir manis di wajah masing-masing mereka. Hadiah dan snacks pun sudah habis dibagikan.

Acara terakhir, kami mengabadikan foto yang tidak kalah dengan photographer profesional. Dengan bermacam macam ekspresi dan gaya. Tidak ada yanng bisa menggambarkan kebahagiaan kami saat itu, kami benar-benar merasa berterima kasih kepada Pak Wahyu Munanto S.Pd. khususnya, karena tugas ini, kami merasa bukan untuk mendapatkan nilai, namun, untuk mendapatkan pengalaman, pelajaran, dan teman baru yang sangat menginspirasi.

Dear santri dan santriwati Pesantren Miftahul Huda,

Terima kasih banyak atas pelajaran yang kalian ajarkan melalui senyum ikhlas, terima kasih karena telah menerima kami diaula kalian, terima kasih karena kalian kami tahu bahwa hidup, mau itu susah atau senang, hadapilah dengan senyuman. See you soon, friends!

 

Regards,

 

Sekar Salsabilla&X.2

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun