Mohon tunggu...
Sekar Rifdah Widianingsih
Sekar Rifdah Widianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/ Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Saya merupakan mahasiswa S1 dari jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng yang mana tertarik dengan berbgai topik yang membahas peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Shifting Paradigma Media Pembelajaran TIK dalam Era Disrupsi Teknologi

22 Maret 2023   12:02 Diperbarui: 22 Maret 2023   12:11 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 

Media pembelajaran  TIK atau pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi merupakan bagian integral dari kompetensi modern yang mempersiapkan peserta didik untuk menguasai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di era digital saat ini. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dan telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran TIK menjadi semakin penting untuk memungkinkan siswa bersaing dan berkembang dalam dunia kerja yang semakin kompetitif. Menurut Rhenald Kasali, perguruan tinggi akan menjadi sasaran disrupsi untuk merespon tuntutan global dan dunia digital. Dimasa yang akan datang akan ada entrant yang mendisrupsi diri, lalu memimpin perubahan mendasar (Kasali, 2017): 1).

Dalam media pembelajaran TIK, siswa mempelajari berbagai keterampilan seperti pemrograman, desain grafis, pengolahan data dan multimedia, yang semuanya merupakan keterampilan penting untuk kehidupan masa depan.

Dengan mempertimbangkan kemajuan industri 4.0 yang terus berkembang pesat, kemajuan teknologi tumbuh dan berkembang secara radikal atau disrupsi. Kehadiran dari perkembangan 4.0 harus ditandai dengan inovasi dari sistem pembelajaran yang inovatif serta didukung dengan kurikulum yang berintegritas berasaskan sistem digital, seperti information technology (IT), operational technology (OT), internet of things (IoT), dan big data analytic (Nugraha et al., 2021). Thomas Samuel Kuhn adalah seorang fisikawan yang mengajar sejarah atau ilmu filsafat di Harvard University pada tahun 1951-1956. Kuhn memberikan gagasan teori ilmiah tidak hanya terbatas pada serangkaian prinsip teoritis, namun beliau juga mencakup pandangan dunia dalam ilmu pengetahuan dan hal tersebut disebutkan sebagai paradigma.

Kuhn membedakan paradigma menjadi dua, yaitu paradigma eksemplar dan matriks disipliner. Paradigma eksemplar adalah macam-macam ilustrasi yang terus berulang dengan memvisualisasikan quansi standar dalam berbagai kajian teori ilmiah pada tataran konseptual, observasional, dan aplikasi instrumentalnya. Paradigma eksemplar memiliki tujuan untuk memajukan paradigma tersebut dan menjaga hubungan dengan tradisi serta riset yang dikenal dalam paradigma keilmuan tersebut. Paradigma ini berlaku pada penelitian laboratorium, buku-buku, serta kajian ilmiah (Robikah, n.d.).

Kedua adalah matriks disipliner yang berpaku pada seluruh masalah, metode, prinsip teoritis, asumsi metafisis. dan standar evaluasi pada suatu model. Kedua paradigma tersebut dapat mempengaruhi transmisi pengetahuan secara pedagogis. Meski seseorang tidak diajarkan paradigma secara abstrak, tetapi paradigma selalu muncul pada aplikasi ketika pada saat memecahkan suatu persoalan atau masalah (Robikah, n.d.).

Paradigm shift atau pergeseran paradigma adalah suatu perubahan tentang nilai-nilai serta keyakinan, sistem kompleks, dan semua itu menjadi pola pikir sebelumnya. Dengan kata lain pergeseran paradigma adalah perubahan berlandaskan pola pikir dari satu ke yang lain. Radikal adalah ciri pokok dari pergeseran paradigma, perubahan dari pola pikir yang bersifat mengakar, mendasar, dan seringkali membongkar pola berpikir yang lalu. Secara garis besar, apabila menginginkan perubahan besar yang berarti, hal yang dilakukan adalah merubah paradigma (Nurjannah, 2018). Di era disrupsi teknologi ini pula kita memasuki masa dimana perubahan mempunyai ciri VUCA

(Volatile, Uncertain, Complex and Ambigou), dimana keadaan masyarakat menjadi semakin dinamis, cepat berubah, tidak pasti, kompleks dan ambigu (Press & Goh, 2018)

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, perkembangan industri 4.0 menunjukan perubahan yang radikal pada bidang teknologi. Pembelajaran media teknologi informasi dan komunikasi akan sangat berguna untuk menunjang dalam kemajuan perkembangan zaman. Shifting paradigma dinilai cocok untuk digunakan sebagai metode pembelajaran untuk media teknologi informasi dan komunikasi. 

Selaras dengan yang tercantum pada UU Sisdiknas pasal 45 ayat (1) Tahun 2003 dijelaskan bahwa: "setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, kejiwaan peserta didik". 

Oleh karenanya tujuan dari metode shifting paradigma media pembelajaran teknologi, informasi dan komunikasi adalah untuk memahami serta menentukan posisi pada proses perubahan sosial dan beralih dari pengajar memberikan pengetahuan teoritis, menjadi ke suatu hal yang melatih skill dengan menambahkan praktik secara langsung diimbangi dengan teoritis yang mudah dipahami dengan bantuan teknologi digital yang sudah dikuasai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun