Desa Batursari, Demak (25/07). Akhir-akhir ini, angka kasus pasien terinfeksi COVID-19 di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data, per tanggal 24 Juli 2021, penduduk yang terinfeksi mencapai 3,13 juta penduduk, dengan angka kasus harian mencapai 45.416 jumlah kasus.Â
Di Kabupaten Demak sendiri, berdasarkan data, terdapat 9.905 total kasus, dimana kecamatan Mranggen menjadi kecamatan kedua tertinggi setelah Kecamatan Karanganyar. Di Kecamatan Mranggen, Desa Batursari merupakan desa dengan angka tertinggi dengan jumlah 714 kasus harian.Â
Tentu saja hal ini menjadi hal yang mengkhawatirkan. Walaupun Desa Batursari menyumbang angka tertinggi untuk kecamatan Mranggen, masih saja ada warganya yang abai terhadap protokol kesehatan.Â
Warga mulai abai terhadap protokol kesehatan seperti tidak memakai masker dan berkerumun dengan tetangga di sekitar rumah masing-masing.Â
Hal ini tentu saja tidak mengagetkan, melihat bahwa masih banyak hoax yang beredar di masyarakat mengenai COVID-19. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, Sekar Putri (20) membuat program kerja untuk mengingatkan atau menggalakkan kembali 6M, sebagai salah satu upaya pencegahan COVID-19.Â
6M yang dimaksudkan pada program kerja ini adalah menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak sejauh dua meter, mengurangi mobilitas, menghindari tempat ramai, dan mendapatkan vaksin sesegera mungkin apabila kondisi memungkinkan.
Pada program kerja kali ini, mahasiswa membuat desain poster yang menarik perhatian dan memasangkan poster tersebut di tempat umum.Â
Kegiatan penempelan poster ini dilakukan di lingkup RW 25 Pucang Argo pada hari Sabtu, 24 Juli 2021, dimana mahasiswa membuat tiga buah poster dengan desain yang sama yang kemudian ditempelkan di tempat umum seperti Balai RT dan masjid di lingkungan Pucang Argo Timur, Pucang Argo Tengah, dan Pucang Argo Barat.Â
Sebelum dilakukan kegiatan penempelan ini, tentu saja Sekar sudah berkoordinasi dengan Ketua RW 25 Pucang Argo, Bapak Ino, mengenai program kerja atau kegiatan penempelan poster ini dan mendapatkan persetujuan dari beliau. Sebelum poster ditempelkan, Sekar juga melakukan edukasi atau sosialisasi mengenai isi poster ini pada warga yang ada di luar rumah masing-masing.Â
Kegiatan sosialisasi dan penempelan poster ini memiliki harapan supaya warga yang melihat mau membaca dan kembali melakukan protokol kesehatan secara lebih ketat.