Mohon tunggu...
Sekar PrayudhatiHapsari
Sekar PrayudhatiHapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Kebijakan Stunting di Indonesia : Pencegahan, Implementasi, Kendala dan Dampaknya.

31 Maret 2024   01:26 Diperbarui: 1 April 2024   21:24 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis kebijakan stunting di Indonesia menunjukan bahwa pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi stunting di negara ini. Sebagian dari program-program ini bertujuan untuk membantu pemerintah dalam pengembangan kebijakan dan advokasi terkait program percepatan pencegahan stunting, serta melakukan kampanye publik mengenai kesadaran dan pencegahan stunting.

Kendala implementasi dan evaluasi dalam analisis kebijakan stunting di Indonesia merupakan hal yang kompleks dan melibatkan sejumlah factor. Adapun yang menjadi kendala implementasi dan evaluasi pencegahan stunting dapat bervariasi, namun beberapa kendala umum yang sering dihadapi yaitu:

  1. Program pencegahan stunting belum efektif
  2. Implementasi intervensi gizi spesifik dan sensitif masih belum terkoordinasi secara optimal di semua tingkatan baik dari segi perencanaan dan penganggaran, implementasi serta monitoring dan evaluasi.
  3. Alokasi dan pemanfaatan sumber daya dan sumber keuangan belum efektif dan efisien
  4. Sarana prasarana yang terbatas seperti kurangnya fasilitas dan sarana prasarana yang memadai dapat menyebabkan program stunting tidak dapat berjalan secara optimal.
  5. Masih kurangnya promosi, kampanye tentang stunting serta berbagai upaya untuk mencegahnya.
  6. Keterbatasan akses dan dukungan masyarakat. Masalah kurangnya tenaga gizi dan kesadaran masyarakat mengenai program stunting mengakibatkan program tidak dapat berjalan secara maksimal.
  7. Kurangnya kesadaran masyarakat, seperti kurangnya pengetahuan tentang program stunting dan cara mengatasinya dapat menyebabkan pogram tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Maka dari itu dapat digaris bawahi bahwa peran serta partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mendukung suatu program agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ada.

Tindakan atau upaya mengubah perilaku masyarakat dari pola hidup tidak sehat menjadi sehat merupakan pekerjaan besar. Untuk menerima dan menerapkan pola hidup sehat, tidak cukup dengan sosialisasi  saja, tetapi juga kesadaran diri sendiri. Tokoh masyarakat hendaknya mempunyai panutan atau role model dan orang terdekatnya yang dapat mengingatkan jika hal tersebut tidak dilaksanakan. Dalam menganalisis kebijakan pencegahan stunting, penting untuk mengidentifikasi kendala-kendala dan mencari solusi yang kuat, termasuk memperkuat kolaborasi antar-sektor, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memperbaiki sistem pemantauan untuk Keputusan yang lebih efektif.

Dalam program penanggulangan stunting di Indonesia, perspektif aktif dari berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi non-pemerintah (LSM), lembaga pendidikan dan masyarakat, sangat penting untuk mencapai hasil yang maksimal. 

  • Pemerintah memiliki peran utama dalam merumuskan kebijakan dan alokasi sumber daya  untuk mendukung program-program gizi dan Kesehatan anak. Pemerintah juga bertanggung jawab atas koordinasi antar sektor dan pemantauan pelaksanaan program secara efektif. 
  • Lembaga kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan tenaga kesehatan lainnya, memiliki peran kunci dalam memberikan layanan kesehatan kepada ibu dan anak, termasuk pemeriksaan rutin, penyuluhan gizi, serta pemantauan tumbuh kembang anak. Kontribusi lembaga kesehatan dapat menyediakan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. 
  • Selanjutnya, organisasi non-pemerintah (LSM) yang sering kali terlibat dalam pelaksanaan program-program pencegaham stunting di tingkat komunitas. Mereka dapat memberikan dukungan teknis, sumber daya manusia, serta pendampingan masyarakat dalam mengadopsi pola hidup sehat. 
  • Adapun sektor pendidikan yang memiliki peran dalam menyediakan informasi dan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, pola makan yang sehat. 
  • Terakhir yaitu masyarakat yang memiliki peran sentral dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak-anak. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mempraktikkan pola makan yang sehat, memberikan perhatian dan perawatan kepada anak-anak, dan berpartisipasi dalam program-program pencegahan stunting yang diselenggarakan oleh komunitas sekitar.

Dengan meningkatkan kesadaran serta partisipasi aktif dalam upaya pencegahan stunting, masyarakat dalam mengadopsi pola hidup sehat serta mendukung upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah, LSM, lembaga kesehatan, dll. Dengan demikian, kolaborasi aktif antara semua pihak yang terkait menjadi fondasi yang kuat dalam upaya bersama untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesehatan generasi mendatang.

Kebijakan dan program stunting memiliki dampak positif terhadap perkembangan bayi dan balita serta meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup anak-anak. Dengan memfokuskan pada pencegahan dan intervensi dini, program ini bertujuan untuk mengurangi tingkat stunting, yang merupakan indikator penting pada perkembangan anak. Dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap gizi yang cukup dan seimbang, serta perawatan kesehatan yang baik, program stunting membantu mengurangi risiko penyakit. Selain itu, upaya pencegahan stunting juga memainkan peran kunci dalam meningkatkan produktivitas ekonomi suatu negera dengan menghasilkan generasi yang lebih sehat dan berkembang.

Kebijakan dan program stunting juga memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek, stunting berdampak terhadap pertumbuhan fisik yaitu tinggi anak yang lebih rendah dari rata-rata anak seusia dengan usianya. Pada jangka panjang, stunting menyebabkan anak menjadi rentan untuk terjangkit penyakit seperti diabetes, jantung, stroke, dan disabilitas usia tua. Dampak jangka panjang bagi anak yang menderita stunting juga akan berpengaruh dengan kualitas SDM suatu negara.

Maka dari itu, untuk mengurangi stunting perlu dilakukan kerja sama antar lintas sektor dan program, serta pengawasan terhadap setiap pelaksanaanya agar dapat terlaksana secara tepat dan akuntabel. Kementerian keuangan sendiri telah menyiapkan anggaran untuk menangani stunting, dan diharapkan kasus stunting di indonesia menurun dengan target 14% di tahun 2024 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun