Mohon tunggu...
Sekarningrum Dyah Nareswary
Sekarningrum Dyah Nareswary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang tertarik akan lingkungan.

Environmental Friendly for saving the earth

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cuaca Terik di Kala Peliknya Krisis Iklim

15 Agustus 2021   22:41 Diperbarui: 15 Agustus 2021   22:47 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca panas kini tengah melanda beberapa wilayah. Cuaca panas kini bukan semata faktor musim, namun krisis iklim menjadi salah satu faktor pendorong cuaca yang kian panas.

Kirisis iklim di tahun 2021 kian semakin darurat, hal ini bisa kita liat dari beberapa bencana yang terjadi beberapa hari belakangan kini. Gelombang panas, kebakaran hutan di beberapa wilayah, dan banjir bandang. Dikutip dari krisisiklim.com, pada lapisan kedua bumi yaitu lapisan stratosfer dimana kini pada lapisan tersebut banyak terjebak gas rumah kaca.

Emisi gas rumah kaca merupakan dampak dari beberapa kegiatan manusia. Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan yang di antaranya dalam mendapatkan kebutuhan tersebut terkadang dapat merugikan bumi. Energi bahan bakar yang merupakan salah satu kebutuhan harian manusia, namun dalam mendapatkan energi bahan bakar tersebut haruslah membakar fosil yang dapat memicu terjadinya emisi gas rumah kaca. Selain itu di beberapa wilayah banyak sekali penggundulan hutan guna membuka lahan baru untuk pembangunan, dalam hal ini tentunya sangat merugikan karena jika penggundulan hutan terus menerus terjadi efeknya akan memicu terjadinya krisis air bersih di karenakan pohon - pohon yang ada pada hutan sangat berfungsi bagi daerah resapan air.

Krisis iklim ini bukan hanya tentang pemanasan global, namun tentang bagaimana dampak yang sangat buruk bagi kehidupan manusia kedepanya. Tentunya manusia harus sangat lebih memperhatikan beragam dampak yang ditimbulkannya akibat kegiatan yang manusia lakukan sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun