Mohon tunggu...
Sekar Melati
Sekar Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Fakultas Hukum yang gemar menonton film, mendengarkan musik, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membedah Perbedaan Agama Samawi dan Agama Ardhi

25 November 2024   21:10 Diperbarui: 25 November 2024   21:24 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata agama berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu dari suku kata "a" yang berarti tidak, dan "gama" yang berarti kacau. Jika merujuk pada pengertian ini, agama memiliki makna tidak kacau, atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Istilah lain yang memiliki makna identik dengan kata agama ialah religi atau religere dalam Bahasa Latin, yang memiliki arti mengembalikan ikatan, atau memperhatikan dengan seksama.

Selain itu, dikenal pula beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna dengan kata "agama" yang berasal dari Bahasa Sansekerta tersebut. Misalnya, kata religion dari bahasa Inggris, ad-din dalam Bahasa Arab, dan dien dalam bahasa Semit.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan manusia dan lingkungannya.

Beberapa tokoh juga mengemukakan pandangannya terkait pengertian agama. Emile Durkheim memberikan pandangannya terkait agama, yakni Ia mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal suci dan menyatukan semua penganutnya dalam satu komunitas moral yang dinamakan umat.

Harun Nasution mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan yang gaib. Sedangkan, menurut Asy-Syahrastani, agama ialah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat).

Pendapat lainnya mengenai agama juga dinyatakan oleh Prof. Dr. Bouquet, yang mendefinisikan agama sebagai sebuah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatur, serta yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolut yang disebut Tuhan.

Selain itu, Koentjaraningrat juga menyimpulkan bahwa agama merupakan rasa percaya seorang manusia agar bisa nyaman ketika menjalani kehidupan, meliputi kenyamanan jasmani (fisik) dan rohani (jiwa).

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungan mereka dengan Tuhan atau Ilahi. Dengan ungkapan lain, manusia memeluk sebuah agama atau hidup beragama bertujuan agar bisa hidup dengan teratur sesuai dengan haluan atau jalan yang telah dilimpahkan oleh Tuhan dengan dijiwai oleh semangat kebaktian.

Paham beragama terus berkembang seiring dengan perkembangan pikiran dan kondisi yang melingkupi kehidupan manusia. Semakin maju ilmu manusia, yang berarti lebih banyak yang dapat dilakukan sendiri, maka semakin signifikan perubahan konsepsi mereka, misalnya tentang Tuhan yang dipercayai. Hal ini dapat dilihat dari perubahan secara berangsur-angsur dari keyakinan terhadap banyak Tuhan (politeisme) sampai keyakinan terhadap satu Tuhan (monoteisme).

Bukan hanya agama yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan pikiran manusia. Seperti Ahmad Abdullah al-Masdoosi dalam bukunya  yang berjudul Living Religions of The World, Ia mengklasifikasikan agama menjadi dua yakni Agama Samawi dan Agama Ardhi yang secara sederhana Agama Samawi adalah agama langit dan Agama Ardhi adalah Agama Bumi.

Agama Samawi

Kata "Samawi" berasal dari bahasa Arab As-Samawat ( ) yang mempunyai arti "langit", menurut paham Islam agama samawi memiliki arti agama dari langit, karena para pengikutnya meyakini agama samawi dibangun berdasarkan wahyu Tuhan melalui perantara malaikat kepada para nabi dan rasul yang kemudian disampaikan kepada umat manusia sebagai panduan jalan hidup.

Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:

  • Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
  • Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
  • Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci

Ciri-Ciri Agama Samawi yaitu:

  • Agamanya tumbuh secara kelahiran dapat ditentukan dari tidak ada menjadi ada.
  • Agama ini mempunyai kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari Tuhan) .
  • Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat.
  • Disampaikan oleh manusia yang dipilih allah sebagai utusan-nya.
  • Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.
  • Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid).
  • Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia,masa dan keadaan.

Contoh agama samawi adalah Islam yang Dimana agama Islam memiliki definisi Tuhan yang jelas yaitu Allah SWT, mempunyai penyampai risalah yaitu Nabi Muhammad SAW, dan mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci yang disebut Al-Qur'an. Sedangkan untuk agama Kristen, Tuhan yang mereka percayai ialah Yesus Kristus yang didampingi 12 muridnya yang senatiasa membantunya dan Al-Kitab sebagai Kitab Suci-Nya. Dan agama Yahudi, YHWH yang diucapkan "Yahweh". YHWH juga dikenal sebagai Tetragramaton, yang merupakan nama Tuhan yang paling sering digunakan dalam Bible Ibrani.

Agama Ardhi

Agama Ardhi adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara global. Serta tidak memiliki kitab suci dan bukan berlandaskan wahyu.

Ciri-ciri Agama Ardhi, yaitu:

  • Agama diciptakan oleh tokoh agama.
  • Tidak memiliki kitab suci.
  • Tidak memiliki nabi sebagai penjelas agama ardhi atau tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (rasul).
  • Berasal dari daerah dan kepercayaan masyarakat.
  • Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya.
  • Konsep ketuhanannya panthaisme, dinamisme, dan animisme.
  • Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
  • Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan akal perubahan akal pikiran penganutnya.
  • Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.

Contoh agama ardhi yaitu Hindu, Budha, Konghucu. Dalam agama Hindu, konsep ketuhanannya bersifat kompleks dan bergantung pada nurani setiap umatnya atau pada tradisi dan filsafat yang diikuti. Kadang kala agama Hindu dikatakan bersifat henoteisme (melakukan pemujaan terhadap satu Tuhan, sekaligus mengakui keberadaan para dewa), tapi istilah-istilah demikian hanyalah suatu generalisasi berlebihan. Mazhab Wedanta dan Nyaya menyatakan bahwa karma itu sendiri telah membuktikan keberadaan Tuhan. Dalam agama Buddha, Tuhan dalam agama Buddha bukanlah Siddharta Gautama. Buddhisme juga menolak adanya sosok mahakuasa sebagai pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta diatur oleh lima hukum kosmis (Niyama Dhamma), yakni Utu Niyama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, dan Dhamma Niyama. Hal ini dipandang oleh banyak orang sebagai perbedaan utama antara Buddhisme dan agama-agama lain. Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Sedangkan dalam agama Konghucu, Agama Konghucu dianggap sebagai agama ardhi karena lebih berfokus pada aspek kehidupan duniawi dan etika sosial, bukan pada aspek ketuhanan atau kehidupan setelah mati. Ajaran Konghucu menekankan hubungan harmonis antara manusia, keluarga, dan masyarakat, dengan nilai-nilai seperti kebajikan, moralitas, serta penghormatan terhadap leluhur dan alam. Agama ini tidak memiliki konsep Tuhan yang personal, tetapi lebih menekankan pada pencapaian kesejahteraan sosial melalui perilaku yang baik.

Terdapat perbedaan mendasar antara agama surga dan agama aldi dalam ajaran, keyakinan, dan amalannya. Agama-agama Samawi, termasuk Islam, Kristen, dan Yudaisme, berfokus pada akhirat, dosa, dan keselamatan, serta mengajarkan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai ajaran utamanya. Ajaran tersebut juga mencakup kitab suci dan wahyu yang dianggap sebagai petunjuk Tuhan bagi kehidupan. Sebaliknya, Agama Ardhi seperti Konghucu, Hindu, dan Budha lebih menitikberatkan pada aspek etika, moralitas, dan keharmonisan hubungan antar manusia dan antara alam dengan nenek moyangnya. Agama-agama ini fokus pada kehidupan duniawi dan mencapai kesejahteraan sosial melalui perbuatan baik dan kebajikan.

Meski terdapat perbedaan  konsep sakral dan ritual, kedua jenis agama ini tetap mengajarkan nilai-nilai kebaikan, toleransi, dan perdamaian yang mampu menciptakan hubungan harmonis dalam masyarakat majemuk.

Sikap toleran terhadap sesama warga terhadap Agama Samawi dan Agama Ardhi dalam masyarakat Indonesia sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam keberagaman. Indonesia yang terkenal dengan multikulturalisme dan pluralisme agama merupakan rumah bagi berbagai agama teistik seperti Islam, Kristen, dan Yudaisme, serta agama Ardhi seperti Konghucu, Hindu, dan Budha.

Meski perbedaan agama  bisa menjadi sumber konflik, namun banyak masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi sikap saling menghormati, menghargai keyakinan orang lain, serta menjaga nilai persatuan dan gotong royong. Sikap toleransi tersebut diwujudkan melalui kegiatan antar umat beragama, seperti dialog antar umat beragama, perayaan hari besar keagamaan bersama, dan kerjasama kegiatan sosial antar semua kalangan.

Pemerintah Indonesia juga mendukung praktik toleransi dengan menetapkan Pancasila sebagai landasan nasional yang mengajarkan penghormatan terhadap keberagaman dan kebebasan beragama. Masyarakat Indonesia mempunyai sikap toleransi yang kuat, sehingga walaupun berbeda latar belakang agama, namun mampu hidup berdampingan baik dalam Agama Samawi maupun Agama Ardhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun