Pergeseran zaman telah mengubah berbagai bidang kehidupan. Kini, sebagian besar dari generasi muda memiliki kecenderungan untuk meninggalkan tradisi dan budaya lokal. Kebanyakan dari mereka lebih memilih mengkonsumsi budaya luar yang dianggap menarik. Maraknya budaya asing yang masuk ke dalam negeri ini dapat mengancam keberadaan tradisi dan budaya lokal. Di tengah-tengah permasalahan tersebut, nampaknya Dusun Jurang Belik, Desa Mlilir, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang tidak mendapatkan pengaruh yang berarti. Merti Dusun, sebuah tradisi sedekah bumi masih rutin dilaksanakan. Berkat program Unnes GIAT 9 yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) pada periode 24 Juni — 17 Agustus 2024, mahasiswa KKN Unnes GIAT 9 Desa Mlilir diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam seluruh rangkaian Merti Dusun Jurang Belik untuk ikut belajar mengenai semua hal yang ada di Desa Mlilir.
Desa Mlilir merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Desa ini terdiri dari 5 dusun, diantaranya adalah Dusun Jurang Belik, Dusun Karang Talun, Dusun Kauman, Dusun Prampelan, dan Dusun Mlilir. Salah satu dusun yang ada di Desa Mlilir, yaitu Dusun Jurang Belik memiliki sebuah acara rutin yang dilaksanakan tiap tahunnya. Masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai ‘Merti Dusun’. Menariknya, posko mahasiswa KKN Unnes GIAT 9 Desa Mlilir berada di Dusun Jurang Belik. Dengan diadakannya acara Merti Dusun, mahasiswa Unnes GIAT 9 di Desa Mlilir berkesempatan untuk membantu memeriahkan acara dan belajar tentang arti dari Merti Dusun itu sendiri.
Kata ‘Merti’ memiliki arti “membersihkan” dan “merawat”. Dengan demikian, Merti Dusun memiliki arti merawat atau membersihkan dusun. Tak hanya terbatas pada kegiatan membersihkan dusun, Merti Dusun mencakup berbagai kegiatan sosial dan budaya serta sedekah bumi. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk membersihkan harta benda atau hasil tanah yang dimiliki oleh warga sebagai bentuk rasa syukur atas keberlangsungan hidup masyarakat dusun. Merti Dusun juga mencerminkan sikap saling berbagi antar sesama masyarakat yang diwujudkan dengan kegiatan berbagi hasil bumi yang telah didapatkan. Pelestarian budaya dan tradisi lokal tidak kalah menjadi sorotan dalam kegiatan Merti Dusun.
Acara Merti Dusun yang diadakan di Dusun Jurang Belik merupakan upaya Jurang Belik untuk menjaga keberlangsungan tradisi dan budaya lokal serta mempererat hubungan sosial masyarakatnya. Berikut adalah rangkaian kegiatan Merti Dusun Jurang Belik:
Bersih Dusun
Bersih Dusun merupakan kegiatan pembuka Merti Dusun Jurang Belik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu (07/07) pukul 07.00–10.00 WIB. Tempat pelaksanaan Bersih Dusun menyebar di seluruh Dusun Jurang Belik. Pelaksanaan Bersih Dusun mendapat partisipasi antusias dari sebagian besar warga Jurang Belik. Warga secara bersamaan membersihkan jalan dan lingkungan dekat rumah. Mahasiswa KKN Unnes GIAT 9 yang juga bertempat tinggal di Dusun Jurang Belik ikut andil dalam mensukseskan Bersih Dusun ini. Dengan mengikuti kegiatan ini, mahasiswa dapat menjadi lebih mengenal warga Dusun Jurang Belik dan menunjukkan rasa antusias untuk mengabdi kepada desa.
Tahlil Akbar
Setelah Bersih Dusun di pagi hari, Jurang Belik mengadakan sebuah acara yang disebut sebagai Tahlil Akbar. Tahlil Akbar dilaksanakan pada pukul 19.30–20.30 WIB dan berlokasi di pendopo makam Dusun Jurang Belik. Tahlil Akbar diikuti oleh masyarakat Jurang Belik dan mahasiswa Unnes GIAT 9 serta dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Sepanjang acara, seluruh masyarakat yang hadir diajak untuk bertahlil mengenang dan mendoakan leluhur Dusun Jurang Belik.
Wilujengan (Selamatan)
Setelah dua rangkaian kegiatan di hari Minggu, hari Senin (08/07) pukul 15.30–18.00 WIB, warga Dusun Jurang Belik diajak untuk mengikuti acara Wilujengan yang bertempat di kediaman Kepala Dusun Jurang Belik, yaitu Bapak Muhammad Sofi. Rangkaian kegiatan yang ada dalam acara ini diantaranya adalah pembukaan dan doa oleh MC, sambutan oleh Kepala Dusun Jurang Belik, sambutan Kepala Desa, doa Wilujengan yang dipimpin oleh Kyai Musa Asyari serta penutup sekaligus puncak acara berupa makan bersama para perangkat desa dan warga Dusun Jurang Belik. Hal yang menarik dari acara Wilujengan ini adalah bahwa masyarakat yang hadir diarahkan untuk membawa makanan dari rumah masing-masing untuk didoakan dan kemudian memakannya secara bersama dengan yang lain. Cara ini dianggap dapat membuat hubungan sosial antara warga dapat menjadi semakin erat.
Dengan terlaksanakannya acara ini, para perangkat desa berharap agar di tahun baru Islam ini, semua doa baik yang telah dipanjatkan oleh seluruh masyarakat dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, Kepala Desa Mlilir, yaitu Bapak Jamhari juga berharap bahwa dengan diadakannya acara Wilujengan yang merupakan acara selamatan, seluruh warga Jurang Belik dapat mendapatkan keselamatan atas dirinya, baik di dunia maupun di akhirat, selalu diberikan kesehatan dan memiliki umur yang panjang.
Pagelaran Wayang Kulit Bersama Ki Bambang Wiji Nugroho
Selasa (08/07), Jurang Belik kembali mengadakan acara besar sebagai bagian dari kegiatan Merti Dusun, yaitu pagelaran wayang kulit dengan dalang yang merupakan Ki Bambang Wiji Nugroho. Tidak tanggung-tanggung, pagelaran wayang kulit kali ini dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama yaitu siang hari pukul 12.30 WIB dan sesi kedua yaitu malam hari pukul 20.00 WIB. Pagelaran wayang kulit yang berlokasi di halaman rumah Ibu Mubibi RT 01 ini mendapatkan antusias yang sangat besar dari masyarakat Desa Mlilir. Sejak siang, barisan pedagang mulai dari pedagang makanan, minuman hingga mainan sudah bersiap dalam menyambut pembeli. Masyarakat Desa Mlilir pun mulai berbondong-bondong mendatangi tempat pagelaran wayang. Biasanya, pertunjukan wayang identik dengan orang tua. Hal yang berbeda adalah bahwa kali ini, kursi penonton tidak hanya diisi oleh para sepuh namun juga anak muda bahkan anak usia Sekolah Dasar. Ini menunjukkan bahwa acara yang diselenggarakan oleh dusun telah berhasil dalam mencapai tujuan, yaitu memperkenalkan budaya lokal berupa wayang kepada generasi muda.
Jurang Belik Bersholawat
Sebagai penutup acara Merti Dusun, Dusun Jurang Belik mengadakan sebuah kegiatan bernama “Jurang Belik Bersholawat”. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mendapat antusias terbesar dari seluruh masyarakat di dalam bahkan luar Desa Mlilir. Sholawat dilaksanakan di hari Jumat (19/07) pukul 19.30–00.30 WIB dan bertempat di halaman Masjid Hidayatul Muttaqin. Jurang Belik Bersholawat berisi pembukaan oleh MC, sambutan oleh camat Bandungan, sambutan oleh ketua panitia Merti Dusun, pembacaan tahlil oleh simbah Kyai Asrori, pembacaan Maulidurosul dan dilanjutkan dengan acara inti yakni bersholawat bersama dengan Majelis Grayak. Dari sambutan yang disampaikan oleh ketua panitia, diucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Jurang Belik atas harta benda yang telah dikeluarkan untuk mendukung jalannya acara Jurang Belik Bersholawat dan atas dukungan yang telah diberikan dalam memeriahkan acara dari awal hingga akhir. Sesuai dengan tagline Jurang Belik Bersholawat, yaitu “Tambah Iman Wargane, Tambah Aman Bumine”, dengan diadakannya Jurang Belik Bersholawat, masyarakat Dusun Jurang Belik diharapkan dapat bertambah imannya sehingga bumi yang dihuni pun menjadi lebih aman.
Merti Dusun Jurang Belik tahun 2024 telah terlaksana, harapannya adalah bahwa kegiatan pelestarian tradisi dan budaya lokal serta mempererat hubungan sosial dapat selalu rutin dilaksanakan di Jurang Belik. Selain itu, berkat Merti Dusun Jurang Belik, mahasiswa KKN GIAT 9 mengenal lebih dalam warga dan keadaan dusun yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan serta pelaksanaan program kerja.
#BersamaUNNESGIAT
#MembangunIndonesiadariDesa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H