“Mungkin kita bukanlah sebuah takdir yang diatur Tuhan, Nona.”
“Tapi, bukankah terkadang yang indah justru menjadi yang takkan pernah jadi nyata?”
Nona menatap langit yang pekat tanpa bintang.
Meresapi makna dari setiap kata yang diucapkan oleh Tuan.
“Jika ini hanyalah sementara, Tuan. Maka biarkan kita menjadi sebuah kenangan yang paling sunyi dan menjadi kenangan yang takkan pernah menuntut untuk diingat.”
Dan di bawah malam itu, mereka akhirnya mengerti.
Bahwa ada perasaan yang memang harus dibiarkan terus menggantung.
Tidak untuk dimiliki namun untuk dihayati.
Bagaikan hujan di tengah kemarau.
Datang hanya sesaat, namun meninggalkan jejak hingga selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H