Mohon tunggu...
SEKAR MAHARANI PUTRI
SEKAR MAHARANI PUTRI Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Tulis Puisi Ini untuk Mu

24 Oktober 2024   08:58 Diperbarui: 24 Oktober 2024   09:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Karena malam” bisiknya.

“Adalah waktu saat semua yang tak mampu tersampaikan akan bergema paling nyaring.”

Tuan tersenyum pahit.

Seakan telah memahami sesuatu yang terlalu rumit untuk diperbaiki.

“Nona, bagaimana jika aku tak pernah datang lagi, akankah kau melupakan namaku?”

Nona menutup kedua matanya, merasakan dingin mulai menyentuh kulitnya.

“Mungkin aku tak mengingat namamu, Tuan. Tapi untukmu, perasaan ini akan selalu ada. Berputar layaknya malam yang tak pernah letih untuk kembali.”

Mereka yang berdiri di sana.

Seperti dua bayang yang terjebak oleh waktu.

Tak saling memiliki namun tak benar-benar hilang.

Hanya ada, dan cukup ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun