Mohon tunggu...
SEKAR MAHARANI PUTRI
SEKAR MAHARANI PUTRI Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Skizofrenia itu Teman atau Lawan?

30 Mei 2024   19:02 Diperbarui: 30 Mei 2024   19:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya : Sekarmaharanipw

(Based on true story)

            Cilacap, 30 Mei 2024.

Berdasarkan pengalaman hidup saya sendiri sebagai penulis, saya memiliki salah satu gangguan mental atau lebih dikenal dengan sebutan "mental health" sedari kecil, lebih tepatnya saat saya duduk di bangku kelas 4 SD. Saya menderita gangguan mental tersebut berawal dari rasa trauma saya karena telah kehilangan sosok seseorang yang sangat berharga dalam hidup yakni ayah saya. Lalu, apa sebenarnya gangguan mental yang saya derita itu? Saya akan menjelaskannya lebih jelas di bawah ini.

Gangguan mental yang saya derita sedari kecil, saat duduk di bangku kelas 4 SD ialah "skizofrenia paranoid level dua." Lantas, pengertian dari kata "skizofrenia" apa sih?

"Skizofrenia" merupakan salah satu bentuk dari gangguan mental (mental health) yang terjadi dalam kurun waktu cukup panjang dan mengakibatkan penderita mengalami beberapa gejala seperti halusinasi, delusi atau waham, kacaunya dalam berpikir, serta adanya perubahan perilaku.

Siapa saja yang mampu terkena gangguan mental skizofrenia ini? Jawabannya adalah mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. Karena pada dasarnya, gejala awal skizofrenia dimulai dari saat masih menjadi remaja. Khususnya bagi laki-laki, gejala awal dari skizofrenia yang di derita biasanya akan muncul sedari umur dengan kisaran 15 sampai 30 tahun. Sementara bagi perempuan, gejala awal skizofrenia biasa di derita sedari umur dengan kisaran 25 sampai 30 tahun.

Agar dapat mengantisipasi terkena gangguan mental "skizofrenia", setiap individu harus mengetahui dan mewaspadai beberapa gejala seperti :

a. Mudah untuk merasa marah dan emosi.

b. Lebih cenderung mengasingkan diri dari lingkungan sekitar.

c. Mengalami pola tidur yang berubah.

d. Jika mengerjakan tugas sekolah akan merasa kesulitan.

e. Kurangnya tingkat konsentrasi maupun motivasi.

Untuk gejala skizofrenia sendiri, para ahli membedakan menjadi dua macam yakni gejala positif dan gejala negatif.  Apakah kalian telah mengetahui bagaimana gejala atau pengertian dari gejala positif dan gejala negatif dari skizofrenia itu? Jika belum, mari kita bahas satu per satu.

a. Pertama, gejala positif awal mula terkena skizofrenia adalah adanya perilaku yang tidak terlihat sehat pada diri individu. Contohnya :

1. Halusinasi (perasaan mengalami sesuatu hal yang terasa nyata namun perasaan itu hanya ada dalam pikiran sang penderita)

2. Delusi atau waham (memiliki keyakinan terhadap sesuatu hal yang dinilai bertolak belakang dengan kenyataan)

3. Ketika berpikir maupun membaca menjadi kacau. Maksudnya ialah penderita mengalami kesulitan pada saat berbicara dan sulit konsentrasi jika berada dekat dengan lawan bicara.

Lalu, seperti apa gejala negatif dari skizofrenia? Mari kita bahas lagi agar lebih jelas.

a. Pertama, gejala negatif awal mula terkena skizofrenia berawal dari hilangnya minat yang sebelumnya telah dimiliki oleh penderita. Contoh bentuk gejala negatif skizofrenia meliputi :

1. Memberi respons yang tidak jelas

2. Merasa sulit ketika merasa senang atau merasa puas akan sesuatu hal

3. Tidak suka bersosialisasi dan memilih untuk berdiam diri di dalam rumah.

Apabila ada asap, maka ada akibat. Sama halnya dengan skizofrenia yang sedang kita bahas. Faktor penyebab dari skizofrenia bisa dilihat dari beberapa point sebagai berikut :

a. Faktor Genetik atau Keturunan.

Jika seseorang berasal dari keluarga yang menderita skizofrenia terlebih dahulu dan memiliki tingkat resiko sebesar 10% sehingga akan jauh lebih besar seseorang mengalami kondisi yang sama.

b. Faktor Kimia Bagi Otak.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, ditemukan jika terdapat ketidakseimbangan tingkat kadar dopamin dan serotonin sehingga memiliki resiko menyebabkan skizofrenia.

c. Adanya Komplikasi Kehamilan dan Persalinan pada Ibu Hamil.

Beberapa kondisi yang terjadi pada saat kehamilan dan telah di-duga akan memiliki resiko menyebabkan terjadinya skizofrenia bagi anak yang dilahirkan. Contoh pengaruh terjadi skizofrenia bagi anak yang dilahirkan adalah :

1. Kekurangan nutrisi

2. Terkena paparan virus dan racun

3. Adanya penyakit gula atau diabetes

4. Mengalami pendarahan ketika proses kehamilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun