Orientasi (pengenalan situasi cerita)Â
Dahulu kala tahun 1309 cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari. Maklum sebagai sang Ardhanareswari adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan.
Pengungkapan Peristiwa (peristiwa awal)
Lebih jauh soal kabut pula, konon ketika calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghairah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya diwilayah tertentu. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejak sedikit pun.
menuju konflik
Laporan ditemukan mayat yang telah dicabik cabik  oleh beberapa ekor anjing, sampai terdengar ke telinga Gajah Mada.Â
Gajah Mada merasa tak nyaman oleh laporan itu.
Puncak Konflik
Orang yang mampu melakukan hal khusus macam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan Bhayangkara. Nama pembunuh itu tentu berada di barisan nama nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya.
Resolusi (penyelesaian)
Gagak bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada Gajah Mada untuk mencari tahu sendiri jawabannya.
koda
*tidak ada koda dicerita ini
kesimpulan
jangan terlalu percaya sama seseorang karna bisa saja di khianatin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H