Jakarta, 21/07 -- Saat ini sedang marak diperbincangkan trend yang cukup membuat heboh Indonesia, karena terdapat banyak generasi "Milenials" yang ingin adu outfit untuk mencari ketenaran mereka. Trend ini dinamakan "Citayem Fahion Week".Â
Citayem Fashion Week ini sudah mulai menghebohkan Indonesia dimulai dari salah satu content creator TikTok yang mewawancarai salah satu orang yang sedang "nongkrong" di halte BNI SCBD yang bernama Bonge dan Kurma. Fashion mereka menjadi  pusat perhatian karena fashion mereka dinilai nyentrik, unik serta menarik.
Yang menarik, orang-orang yang berkumpul disana berasal dari kota dan daerah yang berbeda-beda. Hal ini dapat meningkatkan faktor urbanisasi di Jakarta. Urbanisasi adalah proses perpindahan dari suatu desa ke kota, tujuan dari adanya urbanisasi ini biasaya adalah untuk meningkatkan taraf hidupnya.Â
Urbanisasi merupakan salah satu jenis interaksi wilayah yang paling sering dijumpai. Interaksi wilayah sendiri merupakan hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih. Karena trend fashion ini sangat viral di Indonesia, banyak sekali kaum Milenials yang ingin berkunjung dan "adu outfit" di kawasan SCBD ini.Â
"Kalo dulu mah, saya suka nongkrongnya di Melawai, itu disana orangnya keren-keren pakaiannya juga masa kini jadi dulu trend setter fashionnya disana, jadi kalo saya nongkrong di Melawai itu rasanya udah keren banget berasa anak gaul Jakarta" Ujar Elina.Â
Urbanisasi yang terjadi pada tahun 1985an di Jakarta berpusat di Melawai, dimana orang-orang berkumpul untuk makan, nongkrong dan minum dengan memakai pakaian masa kini mereka.
"Yaa, kalo sekarang mah orang-orang apalagi kaum milenials nongkrongnya di SCBD, mereka lebih senang adu outfit dan nongkrong sampe malem untuk ningkatin ketnaran mereka lewat kawasan yang mereka sering nongkrong ini." Ujar Yudha.Â
Dapat diketahui, dari zaman ke zaman tentunya terjadi perpindahan tempat berkumpul, yang dulunya  berpusat di melawai, kini berpindah di halte BNI SCBD. Dari adanya trend Citayem Fashion Week ini mendapat perhatian dari beberapa kalangan, termasuk kalangan selebritis dan pemerintah. Dimana, banyak selebritis yang mengunjungi kawasan SCBD ini dan mengikuti trend ini.
Terjadinya urbanisasi di kawasan SCBD ini membuat banyak masyarakat yang juga ingin "nongkrong" di kawasan ini. Dapat diketahui, masyarakat yang sering berkumpul di SCBD ini yaitu masyarakat yang berasal dari Sudirman, Bojong gede, Citayem, dan Depok.Â
Dari wawancara antar dua generasi yaitu Erlina, 47 tahun dan Yudha 21 tahun dapat diketahui bahwa urbanisasi yang terjadi dari zaman ke zaman tentu berbeda. Yang mana, urbanisasi yang terjadi pada tahun 1980an berpusat di Melawai, Jakarta dan saat ini berpusat di kawasan SCBD, Jakarta.
Karena maraknya perpindahan urbanisasi di kawasan ini, banyak masyarakat yang sampai tidur di jembatan Sudirman. Dikarenakan, mereka yang hendak ingin pulang tidak mendapatkan jadwal kereta.Â
Kereta jurusan Sudirman -- Citayem, Citayem -- Sudirman selalu ramai karena masyarakat yang berasal dari Citayem selalu berkunjung ke kawasan SCBD ini. Menurut mereka, jika mereka tidur di jembatan Sudriman ini, esok pagi mereka akan dapat jadwal untuk mereka pulang.
Perbedaan urbanisasi zaman dahulu dengan zaman sekarang tentu berbeda. "Kalo zaman dulu kita nongkrong semua tertib, gaada yang sampe merusak fasilitas jalanan pokoknya gak kayak anak zaman sekarang deh yang kalo nongkrong gak bertanggung jawab." Ujar Erlina, 47 tahun.Â
Dapat diketahui juga, kawasan SCBD ini akibat perpindahan urbanisasi dan dengan adanya "Citayem Fashion Week" membuat kawasan khususnya halte BNI SCBD ini menjadi kotor dan banyak sampah. Karena banyak masyarakat yang tidak bertanggung jawab sehabis mengunjungi tempat ini.
"Ya, gue sih berharap kalo nanti kawasan SCBD ini menjadi kawasan yang bersih dan kembali seperti semula ya, ga kayak sekarang banyak sampah yang berserakan disini, masyarakat yang nongkrong disini jadi semena-mena jadi sekarang kawasan SCBD ini jadi kotor karena adanya Citayem fashion week ini." Ujar Yudha.Â
Terjadinya urbanisasi dari zaman ke zaman terbentuk juga karena personality masyarakatnya sendiri. Hasil wawancara Erlina, tercatat bahwa tempat "nongkrong" zaman dulu masyarakatnya mengikuti peraturan dan kawasannya masih terbilang bersih.Â
Berbeda dengan kawasan saat ini, karena adanya trend "Citayem Fashion Week" masyarakat menjadi semena-mena dan merusak fasilitas umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H