Mohon tunggu...
Sekar Galih
Sekar Galih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Kesehatan Masyarakat dalam Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

17 September 2024   11:29 Diperbarui: 17 September 2024   11:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD masih menjadi momok dan salah satu tantangan bagi kesehatan global, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Demam Berdarah Dengue (DBD) sendiri adalah sebuah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor utama yang teinfeksi oleh virus Dengue.


Penyakit demam berdarah masih menjadi wabah yang perlu diperhatikan, terutama pada musim hujan. Setiap tahunnya, khususnya saat musim hujan, angka kasus demam berdarah terus meningkat terutama di kalangan anak usia sekolah. Di Indonesia sendiri pada tahun 2020 dilaporkan terjadi kasus demam sebanyak 65.602 kasus, dengan kematian 467 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, diketahui bahwa penyebab meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perubahan iklim cuaca, kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, rendahnya cakupan vaksinasi, dan lain sebagainya.


Tantangan penyakit DBD merupakan salah satu tantangan yang terus berkembang di Indonesia. Salah satu tantangan dari penyakit DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah perubahan iklim dengan serta kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak. Meskipun telah diadakannya upaya pencegahan seperti PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk yang meliputi 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang), seringkali efektivitasnya terhambat karena kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungan mereka, yang di sini lah peranan kesehatan masyarakat dibutuhkan. Peranan kesehatan masyarakat sangat penting dalam menghadapi tantangan ini. Melalui penyuluhan kesehatan yang dilakukan di masyarakat, masyarakat diberikan informasi mengenai penyebaran virus, gejala penyakit DBD, sekaligus langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan, serta pengobatan jika sudah terinfeksi. Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHSB juga menjadi bagian penting dalam upaya ini. Kampanye PHSB mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menggunakan kelambu dan obat nyamuk. Selain itu, dalam situasi KLB, respons cepat dari sistem kesehatan masyarakat sangat diperlukan untuk mendeteksi dan menangani kasus baru secara efektif. Dengan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, diharapkan penyebaran DBD dapat ditekan dan dampak serius dari penyakit ini dapat diminimalisir.


Kesimpulannya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi tantangan kesehatan global yang signifikan, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia, dengan kasus yang meningkat setiap musim hujan. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, kondisi lingkungan, dan rendahnya kesadaran masyarakat berkontribusi terhadap tingginya jumlah kasus dan kematian. Meskipun program pencegahan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah dilakukan, tetapi efektivitasnya sering kali terhambat oleh kurangnya partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, peran kesehatan masyarakat dalam penjangkauan, edukasi dan respon cepat menjadi sangat penting untuk mengendalikan penyebaran DBD dan meminimalisir dampaknya. Pendekatan yang baik yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat mengatasi tantangan ini secara efektif.


"KATA KUNCI: Berdarah, Demam, Kesehatan, Pencegahan, Penyuluhan"

Daftar Pustaka:

Mahardika, I.G.W.K., Rismawan, M., dan Adiana, I.N., 2023. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan DBD Pada Usia Sekolah di Desa Tegallinggah. Jurnal Kesehatan Nasional, 7(1), pp 51-57.
Sucipto, T.H., Zainul, R., Ansori, A.N.M., Murtadlo, A.A.A., dan Kharisma, V.D. 2024. Perkembang Vaksin Demam Berdarah. https://unair.ac.id/perkembangan-vaksin-demam-berdarah/ [online]. (diakses 10 September 2024).
Yuslita, N., Zanzibar, dan Lilia, D., 2023. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan DBD. Media Informasi, 19(2), pp 41-48.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun