Mohon tunggu...
Raden Rara Sekar Esterna K.
Raden Rara Sekar Esterna K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kok Bisa Film Bukan Cinderella (2022) Disebut Film Adaptasi Gagal?!

10 Desember 2024   18:10 Diperbarui: 10 Desember 2024   18:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, berbanding terbalik dengan lawan main Fuji yakni Rafael Adwel yang memang memiliki bibit dalam berakting sehingga hal ini mengakibatkan tidak sebanding antara pemain perempuan dengan laki-laki.

Tim produksi juga hanya melihat aktor pemain utamanya saja tanpa melihat dan mencermati kembali pemain pembantu sehingga terkesan asal-asalan memilih pemain pembantu.

3. Make Up, Kostum ,dan Efek Yang Tidak Sepadan

Didalam film ini memiliki perbedaan antara make up milik Fuji dan Rafael. Make up dan efek yang digunakan oleh Rafael menutupi imperfection yang ada. Sedangkan make up dan efek yang digunakan untuk Fuji tidak menutupi imperfection yang dimiliki. Hal ini terlihat dari jerawat kemerahan milik Fuji yang terlihat jelas pada suatu scene.

Selain itu, pada scene milik Rafael yang terkesan sulit dan ribet efek yang digunakan oleh Rafael hilang. Penggunaan make up untuk luka hanya pewarna berwarna merah yang ditempelkan pada sudut-sudut wajah. Tanpa adanya make up lain yang mendukung untuk luka lebam.

Adanya kesalahan penggunaan kostum pada scene ibu Amora menyiram tanaman di halaman. Ketika menyiram ibu Amora menggunakan dress, sweater, rambut digelung, dan perhiasan yang lengkap. Secara logika hal ini tidak masuk akal karena berkebun menggunakan pakaian yang sangat rapih atau biasanya orang kaya akan memilih untuk meminta bantuan ART untuk mengurus tanamannya.

Itulah ketiga alasan yang banyak di-notice oleh penonton dan memiliki banyak kritik. Hal ini dapat dijadikan pembelajaran bahwa pembuatan film memerlukan pemikiran yang matang dari balik layar hingga di depan layar. Jadi, bagaimana komentarmu mengenai film Bukan Cinderella (2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun