Mohon tunggu...
Sekar HayyuWibowo
Sekar HayyuWibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Brawijaya program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Mudah Tantrum? 3 Kegiatan Sederhana Ini Bisa Membantu Anak Mengelola Emosi!

19 Juni 2024   18:46 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:11 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Canva Pribadi/https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito

Anak pada usia dini memasuki fase perkembangan yang dianggap kritis bagi kehidupannya ke depan, di mana anak-anak pada usia ini mengalami pertumbuhan yang signifikan pada aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada masa ini adalah momen tantrum. Fase tantrum pada anak usia dini seringkali menjadi momen yang menantang bagi orang tua atau pengasuhnya, namun sebenarnya, di balik segala kekacauan yang terjadi, ketantruman seorang anak menyiratkan banyak pesan berharga bagi perkembangannya.

Fase tantrum yang terjadi pada seorang anak merupakan salah satu bentuk penyaluran emosi. Anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan belum seutuhnya mengerti bagaimana cara menyalurkan emosi dengan baik dan cenderung dalam kebingungan. Maka dari itu, ada beberapa cara yang dapat para orang tua terapkan dalam membantu mengelola dan melatih emosi si kecil, yuk simak apa saja!

  1. Kegiatan Membaca

Ilustrasi Canva Pribadi/https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito
Ilustrasi Canva Pribadi/https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito

Kegiatan membaca memiliki hubungan yang erat dengan pelatihan emosi pada anak. Anak dalam usia dini adalah para peniru yang handal, mereka memiliki kecenderungan menirukan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. 

Melalui kegiatan membaca ini, anak-anak akan melihat, mengamati dan menganalisis apa yang terjadi pada tokoh yang sedang mereka baca, seperti ketika sang tokoh merasakan rasa kesedihan karena ditinggalkan temannya, atau rasa kekecewaan ketika dikhianati tokoh lainnya. Dengan sikap penirunya tadi, pembelajaran yang telah mereka dapatkan dari tokoh yang menjadi percontohan akan membentuk sebuah strategi dalam pemecahan masalah emosional mereka

Dalam kegiatan ini, orang tua atau pengasuh memiliki peran penting dalam memilih bahan bacaan yang cocok dan sesuai dengan usia mereka, serta yang dapat menimbulkan dampak positif, karena tidak semua bahan bacaan akan cocok dalam tahap tumbuh kembang anak.

  1. Bermain Peran

Ilustrasi Canva Pribadi / https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito
Ilustrasi Canva Pribadi / https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito

Anak-anak merupakan aktor paling hebat di dunia, mereka akan suka rela memainkan drama bahkan sebelum diminta. Oleh karena itu, agar kegiatan sandiwara tersebut dapat berguna dan memberikan dampak positif. Orang tua atau pengasuh dapat bermain peran untuk memperkenalkan macam emosi dan bagaimana menyikapi emosi-emosi tersebut.

Bermain peran dengan skenario yang mencakup berbagai situasi emosional dapat menjadi sarana yang efektif bagi anak untuk memahami dan mempraktikkan cara mengelola emosi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui permainan ini, mereka dapat menempatkan diri dalam posisi yang berbeda-beda, sehingga dapat melatih rasa empati mereka terhadap orang lain, serta rasa percaya diri.

  1. Menulis Jurnal

Ilustrasi Canva Pribadi/https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito
Ilustrasi Canva Pribadi/https://www.canva.com/design/DAGHU3EvFT0/RGRkOxux3hk8CUtsYfON0g/view?utm_content=DAGHU3EvFT0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito

Menulis jurnal merupakan sebuah kegiatan sederhana namun sering terkalahkan oleh rasa malas yang melanda. Namun, ternyata kegiatan journaling memberikan banyak dampak positif. Salah satunya adalah mengekspresikan perasaan.

Dengan kegiatan menulis jurnal, anak-anak dapat menceritakan dan menggambarkan perasaan dan suasana hatinya. Ini memberikan mereka kesempatan untuk mengidentifikasi dan memahami perasaan mereka, serta membantu para orang tua untuk mengerti apa yang sedang dirasakan dan diinginkan buah hati mereka.

Semua kegiatan yang telah direkomendasikan tentunya memerlukan bimbingan orang tua. Pendampingan yang dilakukan diperlukan untuk menjaga anak agar tetap berada pada jalan yang semestinya. Tumbuh kembang seorang anak bergantung pada bimbingan dan dukungan dari orang tua atau pengasuhnya dalam membentuk pemahaman tentang diri mereka dan dunia di sekitar mereka, dari lingkungan sekitarnya anak akan terpengaruh dalam tumbuh kembangnya.

Pada usia dini, anak mengalami perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang signifikan. Kegiatan seperti membaca, bermain peran, dan menulis jurnal dapat membantu mereka mengelola emosi dengan bimbingan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun