Serial Layangan Putus dengan alur cerita tentang perselingkuhan membuat ramai dunia maya di penghujung tahun 2021. Cerita yang berasal dari kisah nyata ini membuat fenomena khalayak penonton yang ikut terbawa emosi setelah menonton serial ini.
Layangan Putus
Layangan Putus merupakan cerita bergenre drama berbentuk serial yang ditayangkan pada aplikasi layanan video yakni WeTV. Serial ini terdiri dari 10 episode yang dibagi menjadi 2 sesi A dan B. Serial yang ditayangkan setiap hari Jumat dan Sabtu ini menimbulkan antusias penonton yang tinggi. Layangan Putus disutradarai oleh Benni Setiawan yang telah memiliki sepak terjang di dunia perfilman Indonesia. Serial ini diangkat dari postingan cerita bersambung di Facebook dengan akun bernama Mommi ASF. Ia bercerita tentang kisah perceraian karena suaminya melakukan poligami secara diam-diam. Tulisan tersebut menggunakan nama samaran pada tiap tokohnya. Cerita ini pun sempat viral pada tahun 2019, menjadi buku, pada akhirnya diangkat menjadi sebuah serial drama.
Fenomena Khalayak Serial Layangan Putus
Serial drama ini menghasilkan antusias yang tinggi. Trailer pada Youtube Channel MD Entertaiment menunjukkan angka sekitar 750.000an. Dilansir dari Utara Times (28/11) Serial ini menempati TOP 1 di We TV Original. Lalu, apa saja yang membuat antusias khalayak? Â Antusias khalayak muncul akibat dari cerita rumah tangga, perselingkuhan, dan fenomena "Pelakor" (perebut laki orang) yang kerap menjadi musuh publik.Â
Baru memasuki episode pertama dari serial ini , penonton sudah geram dan ikut terbawa emosi. Pemeran dalam serial ini adalah Putri Marino sebagai Kinan yang harus menghadapi perselingkuhan suaminya yang bernama Aris (Reza Rahardian) dengan selingkuhannya yakni Lydia (Anya Geraldine). Mereka tampak totalitas dalam menjiwai peran. Cerita tokoh protagonis yang menghadapi 2 tokoh antagonis ini sukses membuat penonton ikut berempati.
Khalayak Aktif dan Pasif dalam Layangan Putus
Dalam teori khalayak, terdapat 2 tipe khalayak yakni khalayak aktif dan khalayak pasif. Di dunia yang serba digital ini, khalayak pasif sulit ditemukan karena khalayak saat ini dapat memproses informasi berdasarkan pengalaman pribadi. Fenomena yang terjadi dalam serial Layangan Putus tidak hanya memunculkan khalayak aktif saja tetapi juga pasif. Menurut Sari (2013) Khalayak pasif dilihat sebagai orang yang mudah dipengaruhi oleh media.
Melansir  dari Suara.com (26/12), Anya Geraldine sebagai pemeran antagonis dalam Layangan Putus sampai takut untuk keluar rumah usai perankan tokoh Lydia dalam Layangan Putus. Dirinya juga mendapat direct message Instagram dari 2 penonton yang memberikan ancaman tindakan fisik dan dan kecaman dari penonton. Anya Geraldine pun menjawab bahwa itu hanyalah akting dan ia menjadi takut keluar rumah.