Mohon tunggu...
Sekar Asyifa Nur Abiyyah
Sekar Asyifa Nur Abiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa yang belum rajin

Pengamat film, kartun, komik yang masih butuh banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lulusan SMK, Melanjutkan Kuliah Sambil Bekerja

23 April 2021   07:16 Diperbarui: 23 April 2021   10:00 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: dokpri (Linda, Yudit, Syifa, Afni)

Bukan rahasia lagi kalau lulusan SMK selalu dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri. Entah dengan bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mengutip dari JawaPos pada tahun 2017, ada 10% lulusan SMK yang terserap perguruan tinggi. Dan jumlah tersebut tentu saja akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Fakta menarik tersebut mendorong saya untuk mengobrol kembali dengan teman-teman dekat saya dari SMK. Dua orang sudah lanjut kuliah sejak lulus SMK tahun lalu, dan satu lainnya masih berambisi untuk masuk kuliah tahun ini. Kami sama-sama lulus dari SMSR Jogja tahun 2020 lalu. Dan uniknya, bukan hanya berkuliah saja, mereka juga tetap berwirausaha atau kerja di samping sibuknya kuliah.

Ketika SMK dulu saya merasakan perbedaan yang lumayan mencolok antara saya dan teman-teman saya yang sekolah di SMA. Salah satunya ya, apa yang saya pelajari sangat lah berbeda dengan yang mereka pelajari. Saya di SMK sama sekali tidak menerima latihan-latihan soal atau pun pelajaran yang akan membantu saya dalam ujian atau tes masuk perguruan tinggi, seperti UTBK. Sehingga harus belajar mandiri di luar jam sekolah. Dan tentu saja hal itu jadi cukup menyulitkan. Ditambah, ada tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan. Tugas akhir tersebut gak bisa di bilang mudah buat saya waktu itu.

Pengalaman yang sama juga dihadapi ketiga teman saya, hingga kemudian saya bertanya mengenai apa yang membuat mereka memilih buat melanjutkan kuliah? Padahal, kalau di pikir-pikir mengejar materi pelajaran yang segitu banyaknya bukanlah hal yang mudah.

Linda yang kini tengah menempuh semester dua di jurusan Desain Produk, ISI Jogja, menanggapi dengan jawaban yang simple, yaitu "ya pengin aja". Dia melanjutkan, "aku rasa, kuliah adalah jalan terbaik untuk diriku."

Lain dengan Linda, Afni yang kini berkuliah di jurusan Pendidikan Kriya, UNY, berkata bahwa walaupun dirinya adalah anak SMK, ia punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan guna menambah skill dan mencari pengalaman baru. Tak sampai situ saja, ia juga mengungkapkan kesulitan yang sempat ia hadapi di perguruan tinggi, "ada kesulitan pada saat berada di perkuliahan, itu ketika terdapat materi baru yang sebelumnya tidak ada di SMK. Tapi saya tetap harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya, materi baru juga untuk menambah wawasan."

Yudit, yang kini masih berambisi buat melanjutkan kuliah menjawab dengan, "sesimpel pengin naik level sih ya walaupun sebenarnya belajar dan berproses itu juga bisa dimana aja tapi juga ada tuntutan orang tua buat lanjut kuliah terus juga gak tau juga mau ngapain selain kuliah."

Di samping kuliah, mereka juga membuka usaha kecil-kecilan. Dan karena sama-sama punya kemampuan dalam bidang desain, terkadang mereka juga menerima pesanan orang. Ketiganya sepakat bahwa freelance atau pun berjualan adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan, karena bisa menyesuaikan waktu dan mengerjakan hal tersebut ketika kuliah sedang santai. "Selain itu, kita juga udah dipersiapkan dari SMK sih jadi ketika kita pengin nambah uang saku dan hal lain semacamnya, kita tau nih cara yang paling familier buat kita," imbuh Yudit.

Dari tanggapan tersebut, saya bisa melihat kalau usaha mereka adalah keinginan sendiri dan bukan karena dorongan orang tua maupun pihak lain. Hal tersebut kemudian menuntun saya untuk mengajukan pertanyaan lain, memangnya menurut mereka sepenting apa sih bekerja atau berwirausaha di usia mereka yang masih muda ini?

"Penting sekali. Selain untuk menambah uang jajan kita jadi lebih tau karakter klien kita untuk bekal ketika nanti kita bekerja di sebuah perusahaan. Selagi masih muda explore sebanyak mungkin pengalaman-pengalaman dan relasi karena itu sangat dibutuhkan untuk masa mendatang," ungkap Afni yang disetujui oleh Yudit dan Linda.

Dalam berusaha, tentu saja seseorang gak bisa menghindar dari yang namanya kegagalan. Rasanya mustahil mengerjakan sesuatu dalam sekali coba tanpa menemukan suatu kegagalan, entah sekecil apa pun itu. Ketiga teman dekat saya ini menghadapi kegagalan, dan mereka menerimanya sebagai pelajaran. Kita bisa melihat kegagalan semacam apa yang kita hadapi saat ini untuk menghindarinya di lain waktu. Dan jangan sampai tenggelam dalam perasaan sedih atau pun kecewa karena gagal, rasanya hal seperti itu sama saja dengan buang-buang waktu.

"Kuliah sambil kerja ini gak ada paksaan dari siapa-siapa dan emang passion juga," ungkap Afni. Karena itu pilihannya sendiri, jadi ia gak punya pilihan lain selain menerima kegagalan. Maka dari itu ia memilih buat menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran.

Dari pengalaman berkuliah setelah lulus dari SMK, kemudian juga berwirausaha, Linda jadi mengerti bahwa membagi waktu itu penting. Selain itu, walaupun sibuk, kesehatan adalah yang terpenting. "Jangan terlalu ngoyo yang kuliah atau pun kerja, pokoknya semua harus seimbang," imbuhnya.

"Kalau memilih kerja sambilan, kuliah jangan sampai diabaikan!" sahut Afni.

Yudit sendiri percaya bahwa sebenarnya, apa pun pilihannya, kita harus melakukannya dengan senang hati. Jangan sampai tertekan, karena dengan begitu kita gak akan puas ketika menerima hasilnya nanti.

Dan dengan itu, obrolan kami yang cukup serius itu berakhir. Dari obrolan tadi, saya mengambil kesimpulan bahwa pertama, apa pun kondisinya, jangan berhenti belajar, jangan berhenti mencari pengalaman. Karena kita gak akan tau kapan hal-hal itu akan berguna. Kemudian, jangan jadikan kegagalan sebagai halangan. Kegagalan itu pasti terjadi, dan gak ada pilihan lain buat kita selain menerima dan mengambil hikmahnya. Dan mengutip pernyataan Yudit, lakukan apa pun dengan senang hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun