Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dez dan Em

24 Januari 2021   19:13 Diperbarui: 24 Januari 2021   19:18 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Em. Penggalan dari Emily. Katanya, apalah artinya sebuah nama jika kamu tidak mencintai pemiliknya.

Itu betul. Aku tidak peduli jika Em ternyata tidak bernama Em. Aku akan tetap mencintainya sekalipun ia bernama Drew, Amanda, atau Michelle. Aku akan tetap mencintai perempuan yang selalu tahan dengan ide-ide gilaku soal alam semesta, serta kegilaan-kegilaanku lainnya. Bahkan, keluargaku sendiri selalu menyerah ketika dalam sebuah pertemuan aku tiba-tiba melempar sebuah pertanyaan perihal spirit bernama cinta. Mereka akan diam sejenak, pura-pura mengambil minuman di dapur, atau mengecek ponsel mereka, lalu aku berakhir seorang diri di ruangan itu. Itu terjadi tidak hanya satu kali.

"Mereka bukan tidak mau menjawab, Dez. Mereka hanya tidak tertarik dengan tema-tema luar biasa untuk obrolan ringan acara minum teh. Kamu punya aku, Dez. Aku akan selalu mendengarmu, meski mungkin nanti kamu tinggal di sini dan aku pergi ke Venus." Em lalu tergelak, meledekku dengan wajah tanpa dosa.

Kami berciuman setelahnya. Mempertemukan jiwa kami dalam dimensi dan vibrasi yang sama. Membuat ikatannya semakin kuat dari hari ke hari.

Aku akan tetap mencintai Em, meskipun aku tidak bisa setiap saat menyentuh tubuhnya. Kami kini berjarak satu malam perjalanan dengan bus. Pekerjaannya menuntut Em untuk menjauh dariku. Tidak apa-apa, kataku padanya saat ia bercerita mendapat tawaran bekerja di salah satu grup media besar. Kukatakan seperti itu karena aku tahu mimpi indah Em adalah bergumul dengan lebih banyak lagi naskah. Tidak apa-apa, kataku padanya saat ia menangis di pelukanku malam sebelum tubuhnya meninggalkanku. Ia sempat memintaku ikut dengannya, tetapi terpaksa kutolak. Itulah pertama kalinya aku menolak permintaan Em.

Aku tidak bisa ikut sebab jiwaku telanjur tertanam di kota ini. Biarlah aku menunggu Em menyelesaikan kontrak pekerajaannya. Hanya lima tahun, bukan waktu yang lama. Akan sangat sepadan dengan akhir yang manis nantinya. Aku tidak bisa membelenggu gerak Em dengan sebuah ikatan. Aku tidak ingin mengekang jiwanya yang aku tahu betul mendamba kebebasan. Dan, apa pun yang terjadi nanti, aku akan tetap mencintai Em.

---

SEKAR MAYANG

Editor Penerbit Jentera Pustaka

Pekerja Teks Komersial

Catatan: Cerpen ini ditulis tahun 2021. Salah satu yang akan dimasukkan ke dalam buku Kumpulan Cerpen BELATI SANG TUAN. Versi digital akan dibagikan secara gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun