Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jepun Rangkat 2 - Chapter Two [ECR 4]

12 Maret 2012   08:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:10 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kisah sebelumnya di Jepun Rangkat 2 - Chapter One

Hari sudah hampir senja ketika Citra sampai ke tempat yang dituju. Ia langsung menekan bel yang tertempel di samping pintu rumah. Ia menunggu sejenak, lalu menekan bel itu untuk yang kedua kalinya. Tak juga ada seseorang yang muncul untuk membukakan pintu. Ia duduk di kursi rotan yang terdapat di sudut teras rumah itu. Lima menit kemudian, ia mengulangi lagi menekan bel. Tapi tetap saja, tidak ada jawaban dari dalam rumah.

Citra melangkah keluar dari halaman rumah itu. Sejenak ia hanya berdiri saja di tepi jalanan desa. Ia bingung menentukan tujuan berikutnya. Akhirnya ia berjalan ke arah lapangan Rangkat. Kebetulan, di lapangan Rangkat sedang digelar pasar malam.

“Citra,” sapa seseorang dari dalam salah satu stand di pasar malam itu.

“Eh, Bang Chevil. Ada apa, Bang?” sahut Citra.

“Nggak apa-apa. Mampir sini. Kayaknya udah lama banget kamu gak makan ketoprak di sini.”

“Ehm…, okelah. Saya pesen ketopraknya seporsi deh. Kebetulan udah laper nih. Jangan lupa es tehnya ya.”

“Oke,” sahut Chevil.

Chevil langsung membuatkan seporsi ketoprak dan segelas es teh untuk Citra dan mennghidangkannya ke hadapan Citra. Citra memakan ketoprak itu dengan lahap.

“Barusan abis dari mana, Cit?”

“Dari rumah Mas Hans. Tapi orangnya nggak ada di rumah.”

“Iya lah. Kan Mas Hans dari tadi siang di sini, memantau renovasi Masjid Rangkat.”

“Oh, pantesan.”

Hening sejenak. Citra kembali menyantap ketopraknya.

“Bagaimana kabar kakakmu, Cit?” Chevil memulai percakapan lagi.

“Dia baik-baik aja,” jawab Citra dengan mulut setengah penuh dengan ketoprak. “Tapi kenapa yang ditanyain cuma Mbak Sekar? Kan yang makan ketoprak di sini saya, bukan Mbak Sekar.”

“Hehehehe…,” Chevil merona karena malu.

“Bang Chevil naksir kakak saya ya?!”

“Ehm… aduh… gimana ya?! Bukan gitu sih,” Chevil kebingungan untuk menjawab.

“Kalo menurut saya sih, jangan deh. Percuma naksir kakak saya. Dia kan udah mau jadi Bu Kades bentar lagi.”

“Yang bener?!”

“Iya,” jawab Citra.

Citra melanjutkan menyantap ketopraknya. Selepas itu, menyeruput habis segelas es teh di hadapannya. Lalu ia merogoh kantong celananya dengan maksud mengambil uang untuk membayar ketoprak.

“Waduh…,” ujarnya tiba-tiba.

“Kenapa, Cit?” tanya Chevil.

“Aku lupa bawa uang, Bang.”

“Oh, kirain apaan. Itu mah gampang. Ntar aja bayarnya kalo mampir kemari lagi,” sahut Chevil.

“Ehm…. Atau gini aja deh. Bang Chevil tagih aja bayaran ketopraknya ke Mbak Sekar.”

“Lho, kok gitu?!” Chevil keheranan.

“Iya. Soalnya tempo hari dia kalah balap lari dari rumah ke kios sama saya. Nah dia udah janjiin traktir ketoprak, tapi gak jadi-jadi. Ntar Bang Chevil nagih ke Mbak Sekar aja ya.”

“Buset deh.”

“Saya pulang dulu ya. Udah malem nih.”

Citra langsung meninggalkan lapak ketoprak Chevil dan bergegas pulang.

Sementara itu, Chevil masih terheran-heran dengan tingkah Citra. Tidak biasanya gadis itu bertingkah seperti itu. Setahu ia, Citra adalah gadis yang kalem dan halus tutur katanya. Paling tidak, itu yang diceritakan Kang Inin kepadanya tempo hari.

Chevil bergegas membereskan piring dan gelas yang tadi digunakan Citra. Tapi pandangannya langsung tertuju pada lipatan kertas putih yang tergeletak di meja. Seingatnya, dari tadi tidak ada kertas di meja ini. Ia urung merapikan piring dan gelas. Ia malah duduk dan mulai membuka lipatan kertas itu. Ia membacanya dan terkejut.

“Ya ampun,” gumamnya. “Aku seharusnya tidak membaca tulisan di kertas ini.”

--- bersambung ---

Chapter Three

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun