Mohon tunggu...
Sekar ajeng kinasih
Sekar ajeng kinasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi mambaca , menonton film dan rebahan😁

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Dirgantara & Mentari

16 Desember 2023   23:45 Diperbarui: 17 Desember 2023   00:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari mendekat dengan hati-hati, masih terguncang oleh peristiwa yang baru saja terjadi. " syukurlah aku tidak sendirian disini " ucap Mentari dengan suara pelan.

Dirgantara mengangkat kepalanya, tatapannya bertemu dengan Mentari. Terlihat kerutan di wajahnya, mencerminkan rasa kehilangan dan kebingungan yang sama. "kamu yang dikapal itu juga kan?" jawabnya.

Meskipun keduanya saling terkejut, mereka merasakan ketenangan dalam kebersamaan di tengah keadaan yang sulit. Dengan perlahan, Mentari dan Dirgantara mulai berbicara, saling bertukar cerita tentang asal-usul dan impian mereka yang terputus oleh kejadian tak terduga ini.

Dalam persatuan yang terbentuk di antara mereka, Mentari dan Dirgantara menyadari bahwa meskipun terdampar, mereka memiliki peluang untuk saling mendukung dan menciptakan petualangan baru di pulau yang menjadi rumah sementara mereka. Dengan langkah bersama, mereka memulai perjalanan eksplorasi dan bertahan hidup di pulau misterius ini, tidak tahu apa yang akan menanti di ujung perjalanan mereka.

"Jadi, bagaimana kalau kita memulainya sekarang? Sebentar lagi malam, setidaknya kita punya tempat bermalam untuk hari ini. Besok, mari kita mencari tempat berlindung sementara dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya." Ucap mentari sambil mengulurkan tangan kepada dirgantara

Mereka akhirnya memulai mencari tempat bermalam sambil mengumpulkan hal hal yang mungkin berguna dan bisa digunakan untuk bertahan hidup

Mereka berhasil menemukan beberapa seperti kayu bakar walaupun mereka akan kesusahan untuk membuat api 

"Tara, aku lelah. Bisakah kita istirahat sebentar? Aku sudah tidak kuat lagi," ucap Mentari dengan suara lembut, sambil mencoba menahan emosinya.

Dirgantara merespons dengan penuh pengertian, "Ya, tentu. Mari kita istirahat di sana. Sepertinya malam ini akan hujan, kita butuh tempat berlindung."

Mereka mengarah ke celah antara bebatuan yang mirip gua, menjadikannya tempat berlindung sementara dari angin laut dan mungkin hujan yang akan datang. Di bawah ketidakpastian malam yang gelap, Mentari dan Dirgantara bersama-sama merencanakan untuk menghadapi hari besok, dengan harapan bahwa mereka dapat menemukan sumber air dan makanan yang sangat dibutuhkan di pulau ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun