Halo sobat setanah air! Saya Sekar Sri Utami dari Program Studi Penyuluhan Perikanan semester 4, saya berasal dari Kuala Tungkal, Jambi. Tahun 2020 merupakan tahun pertama saya masuk Politeknik AUP, namun gara-gara pandemi covid-19 saya tertunda untuk masuk kampus. Sebagai Taruni akan sangat disayangkan jika tidak meng-ekspor sesuatu yang baik untuk di-ekspor bagi sobat semua ketika belajar daring seperti saat ini terutama daerah asal saya.
Untuk mengawali, apakah sobat mengetahui sektor apa saja yang ada di Kuala Tungkal? ini bukan kuis ya. Namun saya ingin mengajak kita semua meninjau keindahan sektor yang ada di Kuala Tungkal, terutama  di sektor perikanan ada tidak sih?Â
Kuala Tungkal berasal dari kata "Kuala" yang berarti pertemuan sungai dengan sungai, atau sungai dengan laut. Kata "Tungkal" dikaitkan dengan nama sungai yang membelah wilayah Tanjung Jabung Barat hingga pantai timur. Nah, dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwasanya Kuala Tungkal sangat identik dengan sektor perikanan apalagi pariwisatanya!
Kota Kuala Tungkal sendiri terletak di Pantai Timur Provinsi Jambi yang berhadapan langsung dengan sungai pengabuan. Sungai pengabuan merupakan sungai terbesar kedua setelah sungai Batanghari di provinsi Jambi. Sungai pengabuan merupakan jalur utama dalam hal transportasi orang dan terutama barang, namun saat ini karena jalur darat sudah dibuka, maka sungai pengabuan hanya tinggal sebagian dipakai untuk transportasi orang dan sebagian besar untuk tranportasi barang yang berat.
Bicara tentang sungai pengabuan, ada sebuah bangunan di pinggir sungai yang menjadi lokasi favorit menikmati sunset yang cantik dengan suasana khas. Hembusan angin di sore hari, menambah pesona dari wisata kebanggaan masyarakat Kota Kuala Tungkal. Alam yang membentang sungai sampai kemuara, tempat saya manusia pesisir mengukir perintah Sang Pencipta.
Titian orang kayo mustiko rajo alam seperti mampu memadukan kelelahan dan kesenangan menjadi hal yang indah. Warna-warni cat pada jembatan seperti berkata, bahwa bila hanya satu warna keindahan tidak akan terjumpa. Persatuan dari perbedaan warna ini  menjadikan jembatan  terlihat menyegarkan serta memberi arti indah pada kesatuan. Tidak lepas pula dari kalimat "Tungkal Kota Besame" Yang harus dijaga bersama.
"Sungai Pengabuan memiliki pesona nan eksotis, apalagi setelah hadirnya Titian Orang Kayo Mustiko Rajo Alam di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Di kala sore datang, panorama senja di Kuala Tungkal akan sangat memesona. Banyak yang menyambangi jembatan ini untuk jalan-jalan sore, sebagian memilih memancing, bahkan ada juga yang sekedar ber-selfie ria. Yuk, kita jaga bersama kealamiannya saat berkunjung ke sana, Sobat!"
Nah, jika sobat yang jauh disana ingin melihat bangunan indah tersebut, sobat sendiri bisa lihat cuplikan video saya di instagram @sekarr.la
![ig-sekar-628d945bbb44860779060682.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/05/25/ig-sekar-628d945bbb44860779060682.jpg?t=o&v=770)
Balik lagi pada pembahasan sektor dan potensi yang ada di Kuala Tungkal tadi. Selain banyaknya tempat wisata, masyarakat juga mengambil peran dalam memanfaatkan potensi perikanan yang ada. Kuala Tungkal juga terkenal dengan usaha sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya (tawar dan payau) dan usaha pengolahan hasil perikanan. Perikanan tangkap terpusat pada Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kuala Tungkal sebagai tempat pendaratan hasil tangkapan.Â
Nelayan di PPP Kuala Tungkal masih melakukan operasi penangkapan ikan secara tradisional dengan alat tangkap utama yang digunakan adalah gillnet, trawl mini, sondong dan togok. Potensi budidaya ikan air payau yang cukup banyak ini dan mencegah terjadinya fungsi tambak menjadi kebun semakin meluas perlu ada upaya yang serius dari berbagai pihak dalam mengatasi permasalahn tersebut pada tahun mendatang.Â
Potensi Pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih sangat potensial untuk dikembangkan, hal ini didukung dengan adanya Sentra Pengolahan Hasil Perikanan yang terus dikembangkan, dengan harapan produk hasil olahan perikanan semakin beragam dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat, sekaligus meningkatkan PAD Kabupaten.Â
Potensi yang ada diperkirakan sekotar 18.000-20.000 ton/tahun yang bisa dimanfaatkan, karena dengan beragamnya hasil olahan perikanan bisa member nilai tambah, baik dari segi kualitas, kuantitas dan harga jual. Unit usaha pengolahan ada sekarang adalah Unit Usaha Pengolahan kerupuk, Unit Usaha Pengolahan Terasi dan Unit Usaha Pengolahan ikan asin, dan pabrik es balok.Â
Dari kelima unit usaha tersebut sampaii saat ini sangat membantu masyarakat diharapkan kedepan usaha-usaha tersebut semakin maju dan bisa menarik investor sehingga tenaga kerja banyak terserap pada usaha pengolahan hasil perikanan.
Harapan saya kedepan semoga kita sebagai taruni dan warga Indonesia selalu mencintai budaya, tradisi, dan tempat wisata di tanah Indonesia. Karena jika kita lebih kedalam dan kita mendalaminya, maka kita akan menemukan keindahan alam yang begitu luar biasa apalagi hal itu tidak jauh dari lingkungan sekitar kita. Dan kita sebagai generasi muda bisa memanfaatkan dan mengembangkan dengan lebih baik. Semoga kita menjadi generasi milenial menjadi generasi yang lebih dekat dengan alam semesta
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan salam sejahtera!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI