",Anak Semata Wayang-4"
@Cerpen
Rini dan temannya berpisah di pertigaan jalan, mereka melangkah menuju rumah masing-masing. Mereka bertetanggga.
"Nia, sepertinya Danu senang kepadamu, makanya dia berusaha mendekatimu," ucap Sita membuka percakapan mereka.
"Ah, kamu Sita ada-ada saja, kita semua berteman. Jangan memikirkan yang lain dulu, sebentar lagi kita menghadapi ujian akhir kita harus sungguh-sungguh belajar," balas Nia mengingatkan.
"Oh, ya, ya, jangan sampai nilai kita turun malu kalau tidak bisa masuk SMA!"
Nah, itu tahu," ungkap Nia sembari melengkungkan bibirnya.
"Ayo singgah dulu ke rumahku minum dulu," ajak Nia yang lebih dahulu sampai.
"Terima kasih Nia, besok kita jalan sama ya aku akan menghampirimu," jawab Sita sambil melambsikan tangannya.
Nia memberi salam sebelum masuk ke dalam rumah. Tidak ada jawaban ibunya. Nia pun memanggil ibunya dengan rasa was-was.
"Ibu, Nia pulang bu, " panggilnya.
Akhirnya Nia perlahan mendorong pintu rumahnya.
Ternyata tidak dikunci.
"Loh, ternyata tidak dikunci," dia bermonolog dengan suara kecil.
Nia mencari ibunya hingga ke dapur namun, tidak ada.
"Oh, ya, mungkin ibu tidur," sambungnya lagi.
Benar saja, ibunnya sedang tidur.
"Loh, seharusnya ibu kan kerja, kenapa tidur ya?
Gegas dia menghampiri ibunya lalu menjamah kening ibunya.
Nia tersentak ternyata ibunya demam.
Bersambung....
Jakarta, 13 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H